Share

Stories 16 Juli 2024

Argentina, Jawara Copa America Tapi Keok Urusan Ekonomi

Argentina berhasil menjadi jawara dalam kompetisi sepak bola antara negara di benua Amerika. Sayangnya, kedigdayaan itu tidak berjalan di ranah ekonomi negaranya

Warga berbelanja di supermarket dengan mata uang Peso yang jatuh nilainya/Brazilian Report

Context.id, JAKARTA - Pada Senin (15/7/2024), Argentina berhasil mempertahankan gelar Copa America 2024 usai mengandaskan Kolombia dengan skor 1-0.

Hasil ini didapat setelah Tim Tango harus bermain di babak extra time, usai kedua tim nirbobol pada 90 menit babak normal. 

Satu-satunya gol dalam laga ini tercipta dari kaki seorang Lautaro Martinez usai mengonversi umpan Giovani Lo Celso. 

Gol ini pun bertahan hingga wasit meniup peluitnya, sekaligus menobatkan Argentina sebagai juara Copa America 2024 yang ke-16 bagi skuad La Albiceleste.

Namun di balik euforia Messi dan kawan-kawan menggondol trofi tersebut, Negara Argentina sendiri sebetulnya sedang tidak baik-baik saja. Argentina sedang dilanda krisis ekonomi berkepanjangan. 



Melansir Bisnis, Argentina jatuh ke jurang resesi pada kuartal I/2024 dengan penurunan ekonomi sebesar 2,6% apabila dibandingkan dengan kuartal IV/2023. 

Data resmi yang dihimpun dari pemerintah Argentina,  ekonomi negara tersebut turun 5,1% jika dibandingkan dengan periode yang serupa tahun sebelumnya atau year on year (YoY)

Dalam upaya menangani krisis ekonomi ini, sejak Januari kemarin pemerintah Argentina memangkas uang pensiun dan upah para pekerja di sektor publik dan menunda beberapa proyek pembangunan infrastruktur. 

Penurunan ini terjadi di beberapa sektor seperti konstruksi, manufaktur, dan ritel. Sedangkan sektor pertambangan dan agrikultur masih mengalami pertumbuhan. 

Aspek belanja modal yang merupakan instrumen penting bagi investasi juga melorot 23,4% secara tahunan, dan penjualan di bidang ritel turun hingga 8,7%. 

Selain itu, tingkat pengangguran mengalami lonjakan menjadi 7,7% dari 5,7% pada kuartal sebelumnya. 

Selain itu terdapat beberapa aspek yang menandai ekonomi Argentina sedang berada di bawah jurang. 

Utang Melambung
Menurut data FDI Intelligence, Argentina menjadi pengutang terbesar kepada IMF dengan total utang yang belum dilunasi mencapai $42,9 miliar. 

Tingkat utang pemerintah Argentina terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 88,4% di tahun 2023. 

Selain itu, inflasi di Argentina cenderung tidak mengalami penurunan yang signifikan. Pada Juni 2024, inflasi menyentuh angka 271,5%. 

Bahkan inflasi negeri Tango itu sempat mencapai angka tertingginya pada April 2024 sebesar 292,2%. 

Untuk mengatasi inflasi, Otoritas Moneter Argentina memangkas bunga acuan dari 50% menjadi 40%. Biaya kredit pun mengalami penurunan dari nilai tertinggi 133% pada Desember 2023. 

Peso sebagai mata uang resmi Argentina secara perlahan juga mulai mengalami nirharga. Bayangkan, uang senilai 922 Argentina Peso jika dikonversi hanya sebesar 1 US$. 

Krisis ekonomi ini pun membuat warga Argentina mengurangi konsumsi daging sapi. Konsumsi daging sapi di Argentina mengalami penurunan hingga 16% sepanjang tahun berjalan. 

Penurunan itu membuat penduduk Argentina mengonsumsi daging sapi sekitar 44 kg per tahun dari sebelumnya sekitar 52 kg. 

Penurunan konsumsi daging sapi ini imbas dari peralihan ke daging lain seperti babi dan ayam, serta makanan pokok yang lebih terjangkau. 

Selain itu, krisis ekonomi juga membuat penyelenggara MotoGP berpikir ulang untuk menyelenggarakan ajang itu di Argentina. 

Federasi Olahraga Motor Internasional (FIM), Asosiasi Tim Balap Motor Internasional (IRTA), dan penyelenggara MotoGP Dorna Sports menyebut kondisi internal Argentina sulit untuk menjamin acara bisa berjalan dengan sempurna.

Kontributor: Fadlan Priatna



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 16 Juli 2024

Argentina, Jawara Copa America Tapi Keok Urusan Ekonomi

Argentina berhasil menjadi jawara dalam kompetisi sepak bola antara negara di benua Amerika. Sayangnya, kedigdayaan itu tidak berjalan di ranah ekonomi negaranya

Warga berbelanja di supermarket dengan mata uang Peso yang jatuh nilainya/Brazilian Report

Context.id, JAKARTA - Pada Senin (15/7/2024), Argentina berhasil mempertahankan gelar Copa America 2024 usai mengandaskan Kolombia dengan skor 1-0.

Hasil ini didapat setelah Tim Tango harus bermain di babak extra time, usai kedua tim nirbobol pada 90 menit babak normal. 

Satu-satunya gol dalam laga ini tercipta dari kaki seorang Lautaro Martinez usai mengonversi umpan Giovani Lo Celso. 

Gol ini pun bertahan hingga wasit meniup peluitnya, sekaligus menobatkan Argentina sebagai juara Copa America 2024 yang ke-16 bagi skuad La Albiceleste.

Namun di balik euforia Messi dan kawan-kawan menggondol trofi tersebut, Negara Argentina sendiri sebetulnya sedang tidak baik-baik saja. Argentina sedang dilanda krisis ekonomi berkepanjangan. 



Melansir Bisnis, Argentina jatuh ke jurang resesi pada kuartal I/2024 dengan penurunan ekonomi sebesar 2,6% apabila dibandingkan dengan kuartal IV/2023. 

Data resmi yang dihimpun dari pemerintah Argentina,  ekonomi negara tersebut turun 5,1% jika dibandingkan dengan periode yang serupa tahun sebelumnya atau year on year (YoY)

Dalam upaya menangani krisis ekonomi ini, sejak Januari kemarin pemerintah Argentina memangkas uang pensiun dan upah para pekerja di sektor publik dan menunda beberapa proyek pembangunan infrastruktur. 

Penurunan ini terjadi di beberapa sektor seperti konstruksi, manufaktur, dan ritel. Sedangkan sektor pertambangan dan agrikultur masih mengalami pertumbuhan. 

Aspek belanja modal yang merupakan instrumen penting bagi investasi juga melorot 23,4% secara tahunan, dan penjualan di bidang ritel turun hingga 8,7%. 

Selain itu, tingkat pengangguran mengalami lonjakan menjadi 7,7% dari 5,7% pada kuartal sebelumnya. 

Selain itu terdapat beberapa aspek yang menandai ekonomi Argentina sedang berada di bawah jurang. 

Utang Melambung
Menurut data FDI Intelligence, Argentina menjadi pengutang terbesar kepada IMF dengan total utang yang belum dilunasi mencapai $42,9 miliar. 

Tingkat utang pemerintah Argentina terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 88,4% di tahun 2023. 

Selain itu, inflasi di Argentina cenderung tidak mengalami penurunan yang signifikan. Pada Juni 2024, inflasi menyentuh angka 271,5%. 

Bahkan inflasi negeri Tango itu sempat mencapai angka tertingginya pada April 2024 sebesar 292,2%. 

Untuk mengatasi inflasi, Otoritas Moneter Argentina memangkas bunga acuan dari 50% menjadi 40%. Biaya kredit pun mengalami penurunan dari nilai tertinggi 133% pada Desember 2023. 

Peso sebagai mata uang resmi Argentina secara perlahan juga mulai mengalami nirharga. Bayangkan, uang senilai 922 Argentina Peso jika dikonversi hanya sebesar 1 US$. 

Krisis ekonomi ini pun membuat warga Argentina mengurangi konsumsi daging sapi. Konsumsi daging sapi di Argentina mengalami penurunan hingga 16% sepanjang tahun berjalan. 

Penurunan itu membuat penduduk Argentina mengonsumsi daging sapi sekitar 44 kg per tahun dari sebelumnya sekitar 52 kg. 

Penurunan konsumsi daging sapi ini imbas dari peralihan ke daging lain seperti babi dan ayam, serta makanan pokok yang lebih terjangkau. 

Selain itu, krisis ekonomi juga membuat penyelenggara MotoGP berpikir ulang untuk menyelenggarakan ajang itu di Argentina. 

Federasi Olahraga Motor Internasional (FIM), Asosiasi Tim Balap Motor Internasional (IRTA), dan penyelenggara MotoGP Dorna Sports menyebut kondisi internal Argentina sulit untuk menjamin acara bisa berjalan dengan sempurna.

Kontributor: Fadlan Priatna



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Inovasi Kesehatan Mental: Mengobati Depresi Melalui Aplikasi Digital

Aplikasi Rejoyn menawarkan solusi inovatif untuk mengobati depresi dengan latihan emosional yang \"mereset \" sirkuit otak

Context.id . 30 October 2024

Lewat Pertukaran Pelajar, Hubungan Indonesia-Kazakhstan Makin Erat

Hubungan Indonesia-Kazakhstan semakin erat melalui acara \"Kazakhstan-Indonesia Friendship Society\" dan program pertukaran pelajar untuk generasi ...

Helen Angelia . 30 October 2024

Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman

Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...

Context.id . 29 October 2024

Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih

Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung

Context.id . 29 October 2024