Share

Home Stories

Stories 25 Juni 2024

Mengapa 2004 Jadi Tahun Teraneh dalam Sepak Bola Eropa?

Pada 2004, Piala Eropa, Liga Champions dan UEFA dikejutkan oleh kemunculan para juara yang tidak pernah diperhitungkan

Ilustrasi sepakbola Eropa/ Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - Pada 20 tahun lalu, tepatnya 2004, dunia sepak bola mengalami tahun yang tidak biasa. Pasalnya pada pesta kejuaraan sepak bola di seluruh dunia, para juara liga itu benar-benar tidak terduga, terutama Piala Euro dan Liga Eropa.

Misalnya dalam gelaran sepak bola bergengsi Europe Champions League tahun 2003/2004 silam, kemenangan tak terduga datang dari Klub Tradisional Eropa yaitu Futebol Clube do Porto dalam finalnya melawan Monaco.

Kedua klub yang berjibaku itu sama-sama baru menginjakan kaki di putaran final dan telah menggulingkan klub-klub favorit papan atas seperti Real Madrid, Manchester United dan lain sebagainya.

Alhasil sejak saat itu, kemenangan besar bagi klub sangat-sangat tidak diperhitungkan itu berhasil melambungkan nama José Mourinho, seperti dikutip dari calciodeal, Selasa, (25/6).

Selanjutnya, pada 2004 juga, klub runner-up dan underdog seperti Valencia untuk pertama kalinya berhasil memenangkan kejuaran La Liga dan Piala UEFA setelah berhasil mengalahkan klub-klub papan atas.



Pada saat Kejuaraan Spanyol atau La Liga, klub yang didirikan tahun 1919 itu berhasil mengalahkan Galácticos Real Madrid dan Barcelona yang memiliki Ronaldinho Gaúcho, pemain terbaik di dunia tahun itu.

Kemudian pada Piala UEFA 2004, klub yang berbasis di Spanyol itu berhasil dengan memenangkan Piala UEFA dengan mengalahkan Olympique de Marseille 2-0 di Stadion Ullevi di Gothenburg.

Tak hanya itu, pada Piala Eropa 2004, kemenangan tak terduga datang dari Yunani setelah berhasil menyingkirkan Portugal dengan gol tunggal yang dicetak Charisteas selama pertandingan pada menit ke-12 babak kedua. 

Tentu ini merupakan keanehan dalam pergelaran Kejuaraan Eropa, pasalnya para pemain Portugal pada saat itu diisi oleh skuad bertabur bintang seperti Figo, Cristiano Ronaldo dan Deco yang merupakan pemain favorit.

Bahkan sebelum menuju final, Negeri para Dewa itu juga berhasil menyingkirkan Prancis, selaku juara Eropa pada saat itu di babak perempat final, dengan memenangkan pertandingan 1-0  lewat gol dari Charisteas.

Apakah keanehan ini akan terulang lagi di Piala Eropa 2024? 

Penulis: Candra Soemirat



Penulis : Context.id

Editor   : Context.id

Stories 25 Juni 2024

Mengapa 2004 Jadi Tahun Teraneh dalam Sepak Bola Eropa?

Pada 2004, Piala Eropa, Liga Champions dan UEFA dikejutkan oleh kemunculan para juara yang tidak pernah diperhitungkan

Ilustrasi sepakbola Eropa/ Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - Pada 20 tahun lalu, tepatnya 2004, dunia sepak bola mengalami tahun yang tidak biasa. Pasalnya pada pesta kejuaraan sepak bola di seluruh dunia, para juara liga itu benar-benar tidak terduga, terutama Piala Euro dan Liga Eropa.

Misalnya dalam gelaran sepak bola bergengsi Europe Champions League tahun 2003/2004 silam, kemenangan tak terduga datang dari Klub Tradisional Eropa yaitu Futebol Clube do Porto dalam finalnya melawan Monaco.

Kedua klub yang berjibaku itu sama-sama baru menginjakan kaki di putaran final dan telah menggulingkan klub-klub favorit papan atas seperti Real Madrid, Manchester United dan lain sebagainya.

Alhasil sejak saat itu, kemenangan besar bagi klub sangat-sangat tidak diperhitungkan itu berhasil melambungkan nama José Mourinho, seperti dikutip dari calciodeal, Selasa, (25/6).

Selanjutnya, pada 2004 juga, klub runner-up dan underdog seperti Valencia untuk pertama kalinya berhasil memenangkan kejuaran La Liga dan Piala UEFA setelah berhasil mengalahkan klub-klub papan atas.



Pada saat Kejuaraan Spanyol atau La Liga, klub yang didirikan tahun 1919 itu berhasil mengalahkan Galácticos Real Madrid dan Barcelona yang memiliki Ronaldinho Gaúcho, pemain terbaik di dunia tahun itu.

Kemudian pada Piala UEFA 2004, klub yang berbasis di Spanyol itu berhasil dengan memenangkan Piala UEFA dengan mengalahkan Olympique de Marseille 2-0 di Stadion Ullevi di Gothenburg.

Tak hanya itu, pada Piala Eropa 2004, kemenangan tak terduga datang dari Yunani setelah berhasil menyingkirkan Portugal dengan gol tunggal yang dicetak Charisteas selama pertandingan pada menit ke-12 babak kedua. 

Tentu ini merupakan keanehan dalam pergelaran Kejuaraan Eropa, pasalnya para pemain Portugal pada saat itu diisi oleh skuad bertabur bintang seperti Figo, Cristiano Ronaldo dan Deco yang merupakan pemain favorit.

Bahkan sebelum menuju final, Negeri para Dewa itu juga berhasil menyingkirkan Prancis, selaku juara Eropa pada saat itu di babak perempat final, dengan memenangkan pertandingan 1-0  lewat gol dari Charisteas.

Apakah keanehan ini akan terulang lagi di Piala Eropa 2024? 

Penulis: Candra Soemirat



Penulis : Context.id

Editor   : Context.id


RELATED ARTICLES

Ketika Google AI Jadi Penata Gaya Kostum Pribadi

Bosan menebak-nebak apakah jaket baru itu bakal cocok dengan bentuk badanmu? Google punya jawabannya dan jawabannya bukan coba-coba, tapi algoritma.

Renita Sukma . 22 May 2025

Bioskop Tua dan Jejak Politik yang Tak Pernah Usai

Bagi Yosep Anggi Noen, gedung bioskop bukan sekadar tempat memutar film, tapi ruang yang menjadi saksi propaganda rezim dan ruang tarik ulur suara ...

Renita Sukma . 21 May 2025

Netflix, Iklan dan Ilusi Tanpa Jeda

Netflix punya visi untuk membuat iklan tidak terlihat seperti pariwara melainkan berbaur dalam serial atau film yang sedang ditonton

Noviarizal Fernandez . 20 May 2025

Gen Z Lawan Krisis Iklim, Suara Nina dari Gresik

Aktivis muda Aeshnina Azzahra atau Nina lantang mengkritik produsen dan pemerintah soal krisis iklim dan sampah plastik di Indonesia

Renita Sukma . 20 May 2025