Mobil Listrik Ferrari Dilego Rp8,8 Miliar
Model EV kedua besutan Ferrari akan segera menyusul untuk diluncurkan
Context.id, JAKARTA - Mobil listrik pertama yang diproduksi Ferrari diperkirakan akan berharga setidaknya US$535.000 atau Rp8,8 miliar per unitnya.
Mengutip Reuters, Kamis (20/6/2024), Ferrari bersiap untuk membuka pabrik mobil listrik itu dan dapat meningkatkan produksi grup hingga sepertiganya.
Merek asal Italia tersebut, yang terkenal dengan mesin bensinnya yang menderu-deru, sebelumnya menyatakan akan meluncurkan mobil listrik pada akhir tahun depan.
Dari harga yang direncanakan menunjukkan keyakinan mereka bahwa pengemudi kelas atas siap untuk itu, bahkan ketika pesaing di pasar mulai mengurangi kendaraan listrik harga di tengah melemahnya permintaan.
Menurut sumber yang tidak ingin dibuka identitasnya, pengoperasian pabrik dinilai sebagai langkah berani bagi perusahaan tersebut.
BACA JUGA
Sebelum membuat mobil listrik, Ferrari mengirimkan kurang dari 14.000 unit mobil tahun lalu, dan diperkirakan kapasitas produksi meningkat menjadi sekitar 20.000.
Eksklusivitas menjadi landasan Ferrari saat meluncurkan mobil listrik kelas atas ini. Namun, Ferrari telah menunjukkan dengan SUV Purosangue-nya, yang diluncurkan pada 2022, bahwa mereka dapat mencapai kesuksesan melampaui mobil sport tradisional dua kursi.
“Ada peningkatan permintaan terhadap Ferrari, dan mereka memiliki ruang untuk memenuhi sebagian dari permintaan tersebut tanpa mengorbankan eksklusivitasnya,” kata Fabio Caldato, manajer portofolio di AcomeA SGR, yang memegang saham Ferrari.
Perlu diinformasikan bahwa pembeli mobil ini harus bersabar pula karena daftar tunggu untuk beberapa model bisa mencapai dua tahun.
Berada dalam daftar tunggu Ferrari merupakan simbol status, kata Caldato, seraya mencatat adanya peningkatan calon pelanggan kaya di pasar negara berkembang, seperti India dan Timur Tengah.
Model EV kedua juga sedang dikembangkan, kata sumber itu, seraya menambahkan bahwa prosesnya masih dalam tahap awal.
CEO Ferrari Benedetto Vigna mengatakan kepada pemegang saham Ferrari pada April lalu bahwa pabrik canggih ini akan menjamin fleksibilitas dan kapasitas teknis yang melebihi kebutuhan perusahaan di tahun-tahun mendatang.
RELATED ARTICLES
Mobil Listrik Ferrari Dilego Rp8,8 Miliar
Model EV kedua besutan Ferrari akan segera menyusul untuk diluncurkan
Context.id, JAKARTA - Mobil listrik pertama yang diproduksi Ferrari diperkirakan akan berharga setidaknya US$535.000 atau Rp8,8 miliar per unitnya.
Mengutip Reuters, Kamis (20/6/2024), Ferrari bersiap untuk membuka pabrik mobil listrik itu dan dapat meningkatkan produksi grup hingga sepertiganya.
Merek asal Italia tersebut, yang terkenal dengan mesin bensinnya yang menderu-deru, sebelumnya menyatakan akan meluncurkan mobil listrik pada akhir tahun depan.
Dari harga yang direncanakan menunjukkan keyakinan mereka bahwa pengemudi kelas atas siap untuk itu, bahkan ketika pesaing di pasar mulai mengurangi kendaraan listrik harga di tengah melemahnya permintaan.
Menurut sumber yang tidak ingin dibuka identitasnya, pengoperasian pabrik dinilai sebagai langkah berani bagi perusahaan tersebut.
BACA JUGA
Sebelum membuat mobil listrik, Ferrari mengirimkan kurang dari 14.000 unit mobil tahun lalu, dan diperkirakan kapasitas produksi meningkat menjadi sekitar 20.000.
Eksklusivitas menjadi landasan Ferrari saat meluncurkan mobil listrik kelas atas ini. Namun, Ferrari telah menunjukkan dengan SUV Purosangue-nya, yang diluncurkan pada 2022, bahwa mereka dapat mencapai kesuksesan melampaui mobil sport tradisional dua kursi.
“Ada peningkatan permintaan terhadap Ferrari, dan mereka memiliki ruang untuk memenuhi sebagian dari permintaan tersebut tanpa mengorbankan eksklusivitasnya,” kata Fabio Caldato, manajer portofolio di AcomeA SGR, yang memegang saham Ferrari.
Perlu diinformasikan bahwa pembeli mobil ini harus bersabar pula karena daftar tunggu untuk beberapa model bisa mencapai dua tahun.
Berada dalam daftar tunggu Ferrari merupakan simbol status, kata Caldato, seraya mencatat adanya peningkatan calon pelanggan kaya di pasar negara berkembang, seperti India dan Timur Tengah.
Model EV kedua juga sedang dikembangkan, kata sumber itu, seraya menambahkan bahwa prosesnya masih dalam tahap awal.
CEO Ferrari Benedetto Vigna mengatakan kepada pemegang saham Ferrari pada April lalu bahwa pabrik canggih ini akan menjamin fleksibilitas dan kapasitas teknis yang melebihi kebutuhan perusahaan di tahun-tahun mendatang.
POPULAR
RELATED ARTICLES