Share

Home Stories

Stories 14 Juni 2024

Rasio Dokter Lokal Minim, Kemenkes Buka Keran Dokter Asing

Kementerian Kesehatan RI telah berencana menggunakan tenaga medis asing untuk mengisi minimnya tenaga kesehatan lokal

Dokter-dokter dari berbagai negara/ reuters

Context.id, JAKARTA - Pada Mei lalu, Presiden Jokowi mengatakan terkejut akan jumlah tenaga medis Indonesia yang ternyata masih sangat sedikit dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

“Saya kaget rasio dokter kita 0,47 dan peringkat 147 dunia. Sangat rendah sekali, di Asean kita peringkat 9, berarti masuk 3 besar tetapi dari bawah. Ini problem angka-angka yang harus kita buka apa adanya,” ujar Presiden Jokowi, seperti dikutip dari Bisnis, Jumat, (14/6).

Jokowi mengatakan selama ini dirinya aktif melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah di Indonesia dan cukup senang melihat alat-alat kesehatan yang sudah cukup canggih.

Namun, kata Jokowi, kebanggaan  itu terasa pudar setelah tahu angka rasio dokter di Indonesia. Baginya, fasilitas yang canggih tidak akan berfungsi maksimal akibat minimnya sumber daya kesehatan.

“Dokter umum kita masih kurang 124.000, dokter spesialis masih kurang 29.000. Jumlah yang tidak sedikit. Ini harus segera diisi, jangan sampai peralatan yang tadi sudah sampai di Kabupaten/Kota tidak berguna karena dokter spesialisnya tidak ada,” tegasnya.



Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya mengatakan Kementerian Kesehatan RI telah berencana menggunakan tenaga medis asing untuk mengisi minimnya tenaga kesehatan lokal.

Terlebih lagi, tenaga medis lokal saat ini untuk pelayanan Kanker Jantung Stroke dan Uronefro (KJSU) memang kurang memadai, sehingga langkah ini dinilai sangat tepat untuk menanggulangi permasalahan tersebut.

Mengingat bahwa rasio dokter di Indonesia hanya 0,46/1000 penduduk ini, membuat Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang memiliki rasio dokter di atas 1 per 1.000 penduduk.

Selain itu, pemanfaatan tenaga medis asing ini nantinya kata Azhar akan lebih mengupayakan ‘transfer of knowledge’ sesuai dengan kebutuhan pelayanan setiap rumah sakit.

“Kebutuhan ‘transfer of knowledge’ dalam rangka percepatan penguasaan bidang keahlian tertentu seperti transplantasi jantung, tatalaksana kelainan jantung bayi dan anak serta pengembangan ‘precision medicine’ di Indonesia,” ucap Azhar.

Azhar berharap jika seluruh pengelola Rumah Sakit nantinya akan segera melakukan kajian mengenai kebutuhan rumah sakit dengan mengusulkan kebutuhan berdasarkan situasi dan kondisi faktual disana.

Penulis: Candra Soemirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Home Stories

Stories 14 Juni 2024

Rasio Dokter Lokal Minim, Kemenkes Buka Keran Dokter Asing

Kementerian Kesehatan RI telah berencana menggunakan tenaga medis asing untuk mengisi minimnya tenaga kesehatan lokal

Dokter-dokter dari berbagai negara/ reuters

Context.id, JAKARTA - Pada Mei lalu, Presiden Jokowi mengatakan terkejut akan jumlah tenaga medis Indonesia yang ternyata masih sangat sedikit dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

“Saya kaget rasio dokter kita 0,47 dan peringkat 147 dunia. Sangat rendah sekali, di Asean kita peringkat 9, berarti masuk 3 besar tetapi dari bawah. Ini problem angka-angka yang harus kita buka apa adanya,” ujar Presiden Jokowi, seperti dikutip dari Bisnis, Jumat, (14/6).

Jokowi mengatakan selama ini dirinya aktif melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah di Indonesia dan cukup senang melihat alat-alat kesehatan yang sudah cukup canggih.

Namun, kata Jokowi, kebanggaan  itu terasa pudar setelah tahu angka rasio dokter di Indonesia. Baginya, fasilitas yang canggih tidak akan berfungsi maksimal akibat minimnya sumber daya kesehatan.

“Dokter umum kita masih kurang 124.000, dokter spesialis masih kurang 29.000. Jumlah yang tidak sedikit. Ini harus segera diisi, jangan sampai peralatan yang tadi sudah sampai di Kabupaten/Kota tidak berguna karena dokter spesialisnya tidak ada,” tegasnya.



Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya mengatakan Kementerian Kesehatan RI telah berencana menggunakan tenaga medis asing untuk mengisi minimnya tenaga kesehatan lokal.

Terlebih lagi, tenaga medis lokal saat ini untuk pelayanan Kanker Jantung Stroke dan Uronefro (KJSU) memang kurang memadai, sehingga langkah ini dinilai sangat tepat untuk menanggulangi permasalahan tersebut.

Mengingat bahwa rasio dokter di Indonesia hanya 0,46/1000 penduduk ini, membuat Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang memiliki rasio dokter di atas 1 per 1.000 penduduk.

Selain itu, pemanfaatan tenaga medis asing ini nantinya kata Azhar akan lebih mengupayakan ‘transfer of knowledge’ sesuai dengan kebutuhan pelayanan setiap rumah sakit.

“Kebutuhan ‘transfer of knowledge’ dalam rangka percepatan penguasaan bidang keahlian tertentu seperti transplantasi jantung, tatalaksana kelainan jantung bayi dan anak serta pengembangan ‘precision medicine’ di Indonesia,” ucap Azhar.

Azhar berharap jika seluruh pengelola Rumah Sakit nantinya akan segera melakukan kajian mengenai kebutuhan rumah sakit dengan mengusulkan kebutuhan berdasarkan situasi dan kondisi faktual disana.

Penulis: Candra Soemirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Konidin X Nobrands Luncurkan Sepatu Kekinian untuk Generasi Aktif

Konidin gandeng Nobrands luncurkan sepatu edisi terbatas \"The Unstoppable Step \" 14 April 2025, dorong semangat generasi muda terus maju tanpa batas

Media Digital . 17 April 2025

Bagaimana Efek Tarif Trump ke Pekerja Muda?

Tarif resiprokal atau tarif Trump tidak hanya berdampak pada pengusaha, namun juga pekerja muda. Seperti apa?

Renita Sukma . 16 April 2025

Trump Mau AI Ditenagai Batu Bara Indah dan Bersih, Apa Bisa?

Di mata Trump dan Amerika, batu bara adalah energi bersih yang ramah lingkungan

Noviarizal Fernandez . 15 April 2025

Google Gemini Kini Bisa Ubah Dokumen Jadi Podcast

Gemini bakal membacakan isi artikel atau laporan kamu, lengkap dengan intonasi ala penyiar podcast

Noviarizal Fernandez . 14 April 2025