Share

Home Stories

Stories 10 Mei 2024

Jokowi Sebut Krisis Dokter Spesialis, Seberapa Banyak di Indonesia?

Data Kementerian Kesehatan, jumlah dokter spesialis di rumah sakit secara nasional sebanyak 31.413 orang per 10 Mei 2024.

Context.id, JAKARTA  - Presiden Joko Widodo mengaku terkejut saat mengetahui rasio jumlah dokter di Tanah Air saat ini masih terlampau rendah.

Jumlah dokter umum dan spesialis yang minim tersebut menjadi salah satu persoalan terbesar di sektor kesehatan saat ini. 

“Saya kaget [rasio dokter] kita 0,47 dan peringkat 147 dunia. Sangat rendah sekali dan di Asean kita peringkat 9, berarti masuk 3 besar tetapi dari bawah. Ini problem angka-angka yang harus kita buka apa adanya,” ujarnya saat menghadiri peluncuran pendidikan dokter spesialis berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU) di RSAB Harapan Kita, Jakarta Barat, awa pekan ini. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah dokter spesialis di rumah sakit secara nasional sebanyak 31.413 orang per 10 Mei 2024. Dari jumlah itu, dokter spesialis penyakit dalam paling banyak lantaran mencapai 6.912 orang. 

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) menempati posisi kedua dengan jumlah sebanyak 6.268 orang. Kemudian, sebanyak 5.752 orang merupakan dokter spesialis anak.



Lalu, 4.061 dokter merupakan spesialis bedah. Ada pula dokter spesialis anestesi dan radiologi yang masing-masing sebanyak 3.886 orang dan 2.420 orang.

Sementara itu, jumlah dokter spesialis patologi klinik di rumah sakit menjadi yang paling sedikit di tanah air. 

Jumlahnya tercatat sebanyak 2.114 orang per 10 Mei 2024.

Kepala Negara mengaku saat ini setiap fasilitas kesehatan telah dilengkapi dengan berbagai alat kesehatan (alkes) yang ditunjang teknologi terbaru seperti memiliki magnetic resonance imaging (MRI) dan mammogram. 

Kendati demikian, dia menyebut miris apabila dari banyaknya teknologi yang sudah masuk tidak dapat diaplikasikan dengan baik apabila Indonesia masih kekurangan dokter spesialis. 

“Dokter umum kita masih kurang 124.000, dokter spesialis masih kurang 29.000. Jumlah yang tidak sedikit. Ini harus segera diisi, jangan sampai peralatan yang tadi sudah sampai di Kabupaten/Kota tidak berguna karena dokter spesialisnya tidak ada,” tuturnya.

Presiden Ke-7 RI itu melanjutkan Indonesia baru mampu mengeluarkan 2.700 dokter spesialis per tahun. Namun, kendala lain yang dihadapi adalah distribusi yang tidak merata. 

Jokowi menyebut rata-rata dokter spesialis berada di Jawa dan di kota sebanyak 59%. Oleh sebab itu, dia menekankan harus ada terobosan untuk menyelesaikan persoalan ini. 

“Ada 24 fakultas kedokteran dan ada 420 rumah sakit. Keduanya ini harus dijalankan bersama agar segera menghasilkan dokter spesialis sebanyak-banyaknya,” pungkas Jokowi



Penulis : Ririn oktaviani

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 10 Mei 2024

Jokowi Sebut Krisis Dokter Spesialis, Seberapa Banyak di Indonesia?

Data Kementerian Kesehatan, jumlah dokter spesialis di rumah sakit secara nasional sebanyak 31.413 orang per 10 Mei 2024.

Context.id, JAKARTA  - Presiden Joko Widodo mengaku terkejut saat mengetahui rasio jumlah dokter di Tanah Air saat ini masih terlampau rendah.

Jumlah dokter umum dan spesialis yang minim tersebut menjadi salah satu persoalan terbesar di sektor kesehatan saat ini. 

“Saya kaget [rasio dokter] kita 0,47 dan peringkat 147 dunia. Sangat rendah sekali dan di Asean kita peringkat 9, berarti masuk 3 besar tetapi dari bawah. Ini problem angka-angka yang harus kita buka apa adanya,” ujarnya saat menghadiri peluncuran pendidikan dokter spesialis berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU) di RSAB Harapan Kita, Jakarta Barat, awa pekan ini. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah dokter spesialis di rumah sakit secara nasional sebanyak 31.413 orang per 10 Mei 2024. Dari jumlah itu, dokter spesialis penyakit dalam paling banyak lantaran mencapai 6.912 orang. 

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) menempati posisi kedua dengan jumlah sebanyak 6.268 orang. Kemudian, sebanyak 5.752 orang merupakan dokter spesialis anak.



Lalu, 4.061 dokter merupakan spesialis bedah. Ada pula dokter spesialis anestesi dan radiologi yang masing-masing sebanyak 3.886 orang dan 2.420 orang.

Sementara itu, jumlah dokter spesialis patologi klinik di rumah sakit menjadi yang paling sedikit di tanah air. 

Jumlahnya tercatat sebanyak 2.114 orang per 10 Mei 2024.

Kepala Negara mengaku saat ini setiap fasilitas kesehatan telah dilengkapi dengan berbagai alat kesehatan (alkes) yang ditunjang teknologi terbaru seperti memiliki magnetic resonance imaging (MRI) dan mammogram. 

Kendati demikian, dia menyebut miris apabila dari banyaknya teknologi yang sudah masuk tidak dapat diaplikasikan dengan baik apabila Indonesia masih kekurangan dokter spesialis. 

“Dokter umum kita masih kurang 124.000, dokter spesialis masih kurang 29.000. Jumlah yang tidak sedikit. Ini harus segera diisi, jangan sampai peralatan yang tadi sudah sampai di Kabupaten/Kota tidak berguna karena dokter spesialisnya tidak ada,” tuturnya.

Presiden Ke-7 RI itu melanjutkan Indonesia baru mampu mengeluarkan 2.700 dokter spesialis per tahun. Namun, kendala lain yang dihadapi adalah distribusi yang tidak merata. 

Jokowi menyebut rata-rata dokter spesialis berada di Jawa dan di kota sebanyak 59%. Oleh sebab itu, dia menekankan harus ada terobosan untuk menyelesaikan persoalan ini. 

“Ada 24 fakultas kedokteran dan ada 420 rumah sakit. Keduanya ini harus dijalankan bersama agar segera menghasilkan dokter spesialis sebanyak-banyaknya,” pungkas Jokowi



Penulis : Ririn oktaviani

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025