Share

Home Stories

Stories 18 Juni 2024

Ketika Jaringan GUSDURian Mengkritisi NU

GUSDURian menilai pengelolaan tambang oleh ormas rawan menimbulkan konflik agraria

GusDur dan Gusdurian/ Istimewa

Context.id, JAKARTA - Generasi muda Nahdlatul Ulama yang tergabung dalam Jaringan GUSDURian paling keras menentang pengelolaan tambang oleh organisasi keagamaan, termasuk kepada PBNU. 

Belum lama ini, kelompok  tersebut mempublikasikan pernyataan sikap yang disebarkan melalui akun X @GUSDURians.

Dalam pandangan GUSDURian, keterlibatan organisasi keagamaan dalam sektor pertambangan menimbulkan banyak risiko turunan.

Pasalnya, watak organisasi keagamaan yang memiliki banyak pengikut di akar rumput, sementara industri pertambangan memiliki watak mencari laba berpotensi menciptakan ketegangan sosial apabila terjadi persoalan di tingkat lokal.

Apa yang disuarakan oleh jaringan ini bertolak belakang dengan sikap PBNU. Para pengurus sejauh ini sudah menjalin komunikasi dengan pemerintah dalam hal ini Menteri Investasi Bahlil Lahadalia untuk memanfaatkan izin yang diberikan oleh pemerintah.



Sikap Jaringan GUSDURian yang bertentangan dengan PBNU melahirkan pertanyaan tentang organisasi tersebut.

Apakah mereka tidak khawatir dengan sikap kerasnya dan bagaimana hubungan secara organisasi dengan PBNU?

Asal Usul GUSDURian

Dikutip dari laman gusdurian.net, Jaringan GUSDURian adalah jejaring kerja yang bersifat kultural, terbuka, dan non-politik praktis yang terdiri dari para individu dan/atau komunitas yang mendukung pemikiran, meneladani karakter, nilai, dan prinsip, serta berupaya untuk meneruskan perjuangan KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Jejaring kerja ini dibentuk pada tahun 2010 dan berada dalam koordinasi Yayasan Bani Abdurrahman Wahid dan membentuk Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian. 

Saat ini, Jaringan GUSDURian memiliki 155 komunitas lokal yang tersebar di beberapa kota dari Aceh hingga Papua, serta sebagian berada di luar negeri seperti Malaysia, Iran, hingga Inggris.

Jaringan GUSDURian dikoordinatori oleh putri sulung Gus Dur, yaitu Alissa Wahid. 

Dalam bertindak dan berperilaku, Jaringan GUSDURian mengacu pada Sembilan Nilai Utama Gus Dur (9NUGD), yaitu ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, kekesatriaan, persaudaraan, dan kearifan tradisi.

Nilai-nilai Gus Dur, yakni keadilan, kemanusiaan dan pembebasan yang menjadi landasan jaringan ini menola pengelolaan tambang oleh ormas karena berpotensi merusak lingkungan dan menindas kemanusiaan. 



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Home Stories

Stories 18 Juni 2024

Ketika Jaringan GUSDURian Mengkritisi NU

GUSDURian menilai pengelolaan tambang oleh ormas rawan menimbulkan konflik agraria

GusDur dan Gusdurian/ Istimewa

Context.id, JAKARTA - Generasi muda Nahdlatul Ulama yang tergabung dalam Jaringan GUSDURian paling keras menentang pengelolaan tambang oleh organisasi keagamaan, termasuk kepada PBNU. 

Belum lama ini, kelompok  tersebut mempublikasikan pernyataan sikap yang disebarkan melalui akun X @GUSDURians.

Dalam pandangan GUSDURian, keterlibatan organisasi keagamaan dalam sektor pertambangan menimbulkan banyak risiko turunan.

Pasalnya, watak organisasi keagamaan yang memiliki banyak pengikut di akar rumput, sementara industri pertambangan memiliki watak mencari laba berpotensi menciptakan ketegangan sosial apabila terjadi persoalan di tingkat lokal.

Apa yang disuarakan oleh jaringan ini bertolak belakang dengan sikap PBNU. Para pengurus sejauh ini sudah menjalin komunikasi dengan pemerintah dalam hal ini Menteri Investasi Bahlil Lahadalia untuk memanfaatkan izin yang diberikan oleh pemerintah.



Sikap Jaringan GUSDURian yang bertentangan dengan PBNU melahirkan pertanyaan tentang organisasi tersebut.

Apakah mereka tidak khawatir dengan sikap kerasnya dan bagaimana hubungan secara organisasi dengan PBNU?

Asal Usul GUSDURian

Dikutip dari laman gusdurian.net, Jaringan GUSDURian adalah jejaring kerja yang bersifat kultural, terbuka, dan non-politik praktis yang terdiri dari para individu dan/atau komunitas yang mendukung pemikiran, meneladani karakter, nilai, dan prinsip, serta berupaya untuk meneruskan perjuangan KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Jejaring kerja ini dibentuk pada tahun 2010 dan berada dalam koordinasi Yayasan Bani Abdurrahman Wahid dan membentuk Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian. 

Saat ini, Jaringan GUSDURian memiliki 155 komunitas lokal yang tersebar di beberapa kota dari Aceh hingga Papua, serta sebagian berada di luar negeri seperti Malaysia, Iran, hingga Inggris.

Jaringan GUSDURian dikoordinatori oleh putri sulung Gus Dur, yaitu Alissa Wahid. 

Dalam bertindak dan berperilaku, Jaringan GUSDURian mengacu pada Sembilan Nilai Utama Gus Dur (9NUGD), yaitu ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, kekesatriaan, persaudaraan, dan kearifan tradisi.

Nilai-nilai Gus Dur, yakni keadilan, kemanusiaan dan pembebasan yang menjadi landasan jaringan ini menola pengelolaan tambang oleh ormas karena berpotensi merusak lingkungan dan menindas kemanusiaan. 



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Bank Digital Bantu Gen Z Menabung atau Justru Makin Boros?

Bank digital mempermudah transaksi, tapi tanpa disiplin finansial, kemudahan itu bisa jadi jebakan konsumtif.

Renita Sukma . 30 March 2025

Darah Buatan: Berapa Lama Lagi Terwujud?

Di lab canggih dari Inggris hingga Jepang, para ilmuwan berupaya menciptakan yang selama ini hanya ada dalam fiksi ilmiah darah buatan. r n

Noviarizal Fernandez . 25 March 2025

Negara Penghasil Kurma Terbesar di Dunia dan Kontroversi di Baliknya

Kurma tumbuh subur di wilayah beriklim panas dengan musim kering yang panjang sehingga banyak ditemui di Timur Tengah dan Afrika Utara

Noviarizal Fernandez . 25 March 2025

Push-up Ternyata Bisa Mempengaruhi Hidup Pegiatnya

Push-up lebih dari sekadar memperkuat tubuh, tetapi juga membangun disiplin dan kepercayaan diri

Noviarizal Fernandez . 24 March 2025