Share

Stories 06 Juni 2024

PBB Serukan Dunia Melarang Iklan Industri Bahan Bakar Fosil

Industri batu bara dan migas dianggap sebagai Biang Keladi Kekacauan Iklim atau Godfather of Climate Chaos

Demonstrasi menolak polusi dari industri/ Context

Context.id, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam pidatonya di Kantor Pusat PBB di New York, Amerika Serikat, Rabu (5/6) menyerukan agar negaar-negara di seluruh dunia untuk melarang menayangkan iklanan industri bahan bakar fosil 

Alasan Guterres melakukan seruan itu karena perusahaan batu bara, minyak dan gas dianggap sebagai “Biang Keladi Kekacauan Iklim” atau “Godfather of Climate Chaos” yang dinilai telah mendistorsi kebenaran dan menipu publik selama beberapa dekade terakhir.

“Saya mendesak setiap negara untuk melarang iklan dari perusahaan bahan bakar fosil. Saya juga mendesak media berita dan perusahaan teknologi untuk berhenti mengambil iklan bahan bakar fosil.” jelas Guterres seperti dikutip dari The Guardian, Kamis, (6/6).

Bahkan pelarangan tersebut menurut Guterres harus dilakukan oleh setiap negara dan dilakukan sama seperti iklan tembakau yang dilarang di semua negara karena dapat mengancam kesehatan bagi para penggunanya.

Data Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menunjukkan sekitar 80% planet ini kemungkinan akan terus menembus batas rata-rata kenaikan suhu 1.5C (2.7F) setidaknya satu kali dalam lima tahun berikutnya.



Mengingat dalam kurun waktu 12 bulan terakhir, kenaikan suhu antara periode Juni 2023 hingga Mei saat ini telah menembus angka rata-rata kenaikan suhu yaitu 1.63C (2.9F) lebih tinggi dari rata-rata perjanjian Paris 2015.

“Seperti meteor yang memusnahkan dinosaurus, emisi memiliki dampak yang besar. Dalam kasus iklim, kita bukan dinosaurus, kita adalah meteor. Kami tidak hanya dalam bahaya, kami adalah bahayanya.” tegas Guterres.

Oleh karena itu, Guterres menekankan perlu upaya yang jauh lebih besar dari seluruh negara untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan bantuan keuangan untuk mengatasi permasalahan iklim di negara miskin dan membuat perusahaan bahan bakar fosil menjadi musuh masyarakat.

“Kita tidak bisa menerima masa depan di mana orang kaya dilindungi dalam gelembung ber-AC, sementara seluruh umat manusia dipukul oleh cuaca mematikan,” jelas Guterres.

Guterres meminta perusahaan-perusahaan untuk berhenti bertindak sebagai pendukung kehancuran planet dengan tidak lagi memperpanjang atau mencari klien baru serta menetapkan rencana untuk beralih ke energi bersih. 

“Ini adalah kami, rakyat melawan pencemar planet. Bersama-sama, kita bisa menang. Tetapi sudah waktunya bagi para pemimpin dunia untuk memutuskan di pihak mana mereka berada,” imbuh Guterres di akhir pidatonya.

Penulis: Candra Soemirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 06 Juni 2024

PBB Serukan Dunia Melarang Iklan Industri Bahan Bakar Fosil

Industri batu bara dan migas dianggap sebagai Biang Keladi Kekacauan Iklim atau Godfather of Climate Chaos

Demonstrasi menolak polusi dari industri/ Context

Context.id, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam pidatonya di Kantor Pusat PBB di New York, Amerika Serikat, Rabu (5/6) menyerukan agar negaar-negara di seluruh dunia untuk melarang menayangkan iklanan industri bahan bakar fosil 

Alasan Guterres melakukan seruan itu karena perusahaan batu bara, minyak dan gas dianggap sebagai “Biang Keladi Kekacauan Iklim” atau “Godfather of Climate Chaos” yang dinilai telah mendistorsi kebenaran dan menipu publik selama beberapa dekade terakhir.

“Saya mendesak setiap negara untuk melarang iklan dari perusahaan bahan bakar fosil. Saya juga mendesak media berita dan perusahaan teknologi untuk berhenti mengambil iklan bahan bakar fosil.” jelas Guterres seperti dikutip dari The Guardian, Kamis, (6/6).

Bahkan pelarangan tersebut menurut Guterres harus dilakukan oleh setiap negara dan dilakukan sama seperti iklan tembakau yang dilarang di semua negara karena dapat mengancam kesehatan bagi para penggunanya.

Data Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menunjukkan sekitar 80% planet ini kemungkinan akan terus menembus batas rata-rata kenaikan suhu 1.5C (2.7F) setidaknya satu kali dalam lima tahun berikutnya.



Mengingat dalam kurun waktu 12 bulan terakhir, kenaikan suhu antara periode Juni 2023 hingga Mei saat ini telah menembus angka rata-rata kenaikan suhu yaitu 1.63C (2.9F) lebih tinggi dari rata-rata perjanjian Paris 2015.

“Seperti meteor yang memusnahkan dinosaurus, emisi memiliki dampak yang besar. Dalam kasus iklim, kita bukan dinosaurus, kita adalah meteor. Kami tidak hanya dalam bahaya, kami adalah bahayanya.” tegas Guterres.

Oleh karena itu, Guterres menekankan perlu upaya yang jauh lebih besar dari seluruh negara untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan bantuan keuangan untuk mengatasi permasalahan iklim di negara miskin dan membuat perusahaan bahan bakar fosil menjadi musuh masyarakat.

“Kita tidak bisa menerima masa depan di mana orang kaya dilindungi dalam gelembung ber-AC, sementara seluruh umat manusia dipukul oleh cuaca mematikan,” jelas Guterres.

Guterres meminta perusahaan-perusahaan untuk berhenti bertindak sebagai pendukung kehancuran planet dengan tidak lagi memperpanjang atau mencari klien baru serta menetapkan rencana untuk beralih ke energi bersih. 

“Ini adalah kami, rakyat melawan pencemar planet. Bersama-sama, kita bisa menang. Tetapi sudah waktunya bagi para pemimpin dunia untuk memutuskan di pihak mana mereka berada,” imbuh Guterres di akhir pidatonya.

Penulis: Candra Soemirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Inovasi Kesehatan Mental: Mengobati Depresi Melalui Aplikasi Digital

Aplikasi Rejoyn menawarkan solusi inovatif untuk mengobati depresi dengan latihan emosional yang \"mereset \" sirkuit otak

Context.id . 30 October 2024

Lewat Pertukaran Pelajar, Hubungan Indonesia-Kazakhstan Makin Erat

Hubungan Indonesia-Kazakhstan semakin erat melalui acara \"Kazakhstan-Indonesia Friendship Society\" dan program pertukaran pelajar untuk generasi ...

Helen Angelia . 30 October 2024

Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman

Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...

Context.id . 29 October 2024

Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih

Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung

Context.id . 29 October 2024