Stories - 25 April 2024

Lamun dan Rumput Laut Bisa Menangkal Perubahan Iklim

Jumlah karbon biru yaitu karbon yang dapat disimpan oleh ekosistem laut dan pesisir secara alami sebanyak 350.000 ton


Tumbuhan laut/PLTGU Pemaron

Context.id, JAKARTA - Sebanyak 100 sukarelawan berkumpul di pantai kota Yokohama Jepang menanam lamun dan rumput laut di perairan dangkal untuk memulihkan ekosistem alami di pantai kota selatan Tokyo pada Sabtu (20/4). 

Lamun adalah tumbuhan berbunga yang dapat tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut dangkal.

Proyek tersebut menjadi langkah penting bagi Jepang untuk membantu melawan perubahan iklim seiring dengan Jepang yang berencana mencapai netralitas karbon pada 2050. 

Melansir Reuters, Jepang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Sehingga memanfaatkan vegetasi laut merupakan metode yang layak dicoba.

Menurut para ilmuwan, vegetasi tersebut dapat menangkap paling sedikit sebagian kecil karbon dioksida. 



Keita Furukawa, ilmuwan kelautan di Association for Shore Environment Creation mengatakan bahwa proyek ini berpengaruh pada perubahan iklim 

“Selama penelitian ini, kami memahami bahwa hal ini dapat menyerap dan menyimpan karbon yang menyebabkan perubahan iklim,” ucapnya 

Sementara itu, laporan penurunan gas rumah kaca terbaru dari Jepang kepada United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), telah memasukkan estimasi penyerapan karbon oleh lamun dan padang rumput laut dalam analisisnya dan menjadi yang pertama dalam sejarah. 

Tahun 2022 diperkirakan jumlah karbon biru yaitu karbon yang dapat disimpan oleh ekosistem laut dan pesisir secara alami sebanyak 350.000 ton menurut Kementerian Lingkungan Hidup Jepang. 

Sebagai informasi, 0,03% dari 1,135 miliar ton gas rumah kaca yang setara dengan CO2 yang dihasilkan Jepang pada 2022. 

Karbon biru memiliki peran yang penting di samping usia hutan Jepang yang dapat terbilang tua yang mana kemampuan dalam menyerap karbon dioksida menurun. 

Bukan hanya Jepang, Inggris juga melakukan penanaman lamun di Muara Tess Inggris oleh organisasi lingkungan Tees River Trust dan didukung oleh Department for Environment, Food and Rural Affairs (DEFRA).

Penanaman tersebut bertujuan untuk meningkatkan ekosistem sungai dan membantu memperbaiki perubahan iklim.

Pada 2025, Tees River Trust juga berencana untuk kembali membudidayakan tiram karena spesies tersebut dapat menyerap polutan. Selain itu seekor tiram dapat menyaring hingga 200 liter air dalam sehari

Penulis: Diandra Zahra


Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Mengintip Kiprah Kaum Muda Selamatkan Lingkungan Laut

DAC merupakan sebuah organisasi nirlaba pemuda yang bergerak dalam bidang lingkungan dengan fokus permasalahan sampah plastik di laut.

Noviarizal Fernandez | 03-05-2024

Daftar Negara yang Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Beberapa negara telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena tidak setuju tindakan genosida di Gaza

Context.id | 03-05-2024

Menlu Inggris: Pembentukan Negara Palestina Kunci Perdamaian Timur Tengah

Pembangunan permukiman ilegal Israel jadi hambatan utama kedaulatan Palestina.

Context.id | 02-05-2024

Ki Hadjar Dewantara: Bangsawan, Politikus dan Pendidik

Dia bergerak melalui idealisme pendidikan dan nilai-nilai intelektual untuk ikut berjuang membebaskan Indonesia dari penjajahan.

Context.id | 02-05-2024