Stories - 09 June 2023
Laut, Penyelamat Iklim yang Kerap Diabaikan
Pantai dan tanaman laut dapat menyerap karbon dengan kecepatan yang jauh lebih cepat daripada hutan tropis.

Context.id, JAKARTA - Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata penyerapan karbon?
Selama ini, kita mungkinmengetahui bahwa satu-satunya hal yang dapat menyerap karbon adalah tanaman. Dengan kemampuannya berfotosintesis, tanaman merubah karbon yang ada di udara menjadi oksigen pada siang hari.
Namun, tahukah Anda kalau laut dan pesisir laut ternyata juga bisa membantu penyerapan karbon?
BACA JUGA Penguatan Regulasi Tembakau Urgen Demi SDM Andal
Bahkan, tanaman di kedua ekosistem tersebut dapat menyerap karbon dengan kecepatan yang jauh lebih cepat daripada hutan tropis di darat dan penyerapannya dapat terus berlanjut selama jutaan tahun.
Tak heran, dikutip dari United Nation Foundation, ada sekitar 30 persen karbon dioksida yang diserap oleh lautan. Lalu, dari banyaknya karbon tersebut, tak jarang ditemukan pula karbon sudah berusia ribuan tahun. Adapun karbon yang terperangkap di laut disebut sebagai karbon biru.
Namun, sekalipun pantai dan laut memiliki kontribusi yang luar biasa bagi bumi, tetapi kedua ekosistem ini kerap terabaikan.
BACA JUGA Elon Musk Kembali Puncaki Daftar Orang Terkaya di Dunia
Dikutip dari The Blue Carbon Initiative, hutan pohon bakau yang ada di pesisir laut hilang 2 persen per tahunnya. Selain itu, rawa pasang-surut juga hilang 1-2 persen per tahun.
Lalu, adapula sejenis tanaman yang bernama Lamun yang menutupi sekitar 0,2 persen dasar laut di dunia. Namun, saat ini dunia telah kehilangan sekitar 30 persen dari Lamun yang ada di bawah laut.
Parahnya, kehancuranekosistem-ekosistemakan menjadi bumerang bagi bumi. Pasalnya, ekosistem tersebut akan melepaskan karbon yang telah disimpan bertahun-tahun dan akan membuat gas rumah kaca menjadi semakin banyak sehingga perubahan iklim akan semakin tak terkontrol.
Para ahli memperkirakan akan ada 1,02 miliar ton karbon dioksida yang dilepaskan setiap tahunnyadari ekosistem pesisir yang terus mengalami penurunan kualitas. Angka ini pun setara dengan dampak yang dihasilkan dari 19 persen emisi deforestasi hutan tropis di dunia.
Penulis : Crysania Suhartanto
Editor : Oktaviano Donald
MORE STORIES

Kejagung Dalami Korupsi Dana Sawit di BPDPKS
Kerugian negara dalam dugaan korupsi di BPDPKS ini karena ada korporasi yang mendapatkan dana pengembangan biodiesel tapi hasilnya tidak sesuai
Noviarizal Fernandez | 21-09-2023

Kementerian BUMN Gandeng Kejagung Awasi Dana Pensiun
Amburadulnya pengelolaan dana pensiun badan usaha milik negara (Dapen BUMN) yang dapat mengakibatkan kerugian besar menjadi perhatian pemerintah
Noviarizal Fernandez | 21-09-2023

Harga Masih Tinggi, Ombudsman: HET Beras Sebaiknya Dihapus
Harga eceran tertinggi (HET) beras dinilai tidak efektif menjaga stabilisasi harga beras yang masih tetap melonjak di pasaran
Noviarizal Fernandez | 19-09-2023

Benarkah Tiap WNI Menanggung Utang Rp28 Juta?
Besarnya utang negara yang dimiliki Indonesia bukan berarti setiap penduduk akan menanggung utang sebesar Rp28 juta.
Noviarizal Fernandez | 19-09-2023
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2023 - Context
Copyright © 2023 - Context