Share

Home Stories

Stories 27 Mei 2024

Menimbang Efek Buruk Program Makan Siang Gratis

Program ini dianggap membebani fiskal

Makan siang gratis/Prabowosubianto.com

Context.id, JAKARTA - Program makan siang gratis dinilai akan membebani keuangan Indonesia. Pasalnya, program makan siang ini akan menambah pengeluaran negara. 

Perkiraan awal menunjukkan kebutuhan anggaran mencapai Rp460 triliun, setara 7,23% dari total belanja negara dalam APBN 2024 (Rp3.325,1 triliun).

Eisha Maghfiruha Rachbini, Kepala Pusat Ekonomi Digital dan UMKM Indef mengatakan program makan siang gratis dikhawatirkan menciptakan jebakan fiskal atau beban berkelanjutan bagi APBN di masa depan. 

"Pemerintah terikat pada komitmen jangka panjang sehingga perlu memastikan pendanaan program ini secara berkelanjutan tanpa membebani generasi mendatang," ujarnya. 

Dirinya melihat kekhawatiran itu muncul karena kurangnya kejelasan mengenai sumber pendanaan program sehingga ada ketidakpastian dalam pengelolaan fiskal.



"Belum lagi soal kekhawatiran terhadap efisiensi dan defisit terkait potensi kebocoran dan inefisiensi dalam pelaksanaan program. Makan siang gratis perlu dipertimbangkan dengan cermat dalam konteks prioritas belanja negara tanpa mengalihkan dana dari program lain yang penting," jelasnya. 

Pemerintah perlu memastikan bahwa program ini memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat dan sejalan dengan prioritas pembangunan nasional.

Selain menciptakan jebakan fiskal, program makan siang gratis berdampak besar terhadap neraca perdagangan karena akan meningkatkan impor bahan makanan sehingga berpengaruh pada nilai tukar dan cadangan devisa negara. 

“Peningkatan belanja ini berpotensi memperbesar defisit fiskal dan mendorong pemerintah untuk menambah utang. Pada 2023, defisit fiskal mencapai 1,65% terhadap PDB, dengan total utang Rp347,6 triliun," ujarnya. 

Di sisi lain, utang nasional Indonesia sudah mencapai Rp7.700 triliun per Maret 2024. Penambahan utang untuk program ini dikhawatirkan akan memperburuk situasi fiskal dan membebani stabilitas ekonomi.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 27 Mei 2024

Menimbang Efek Buruk Program Makan Siang Gratis

Program ini dianggap membebani fiskal

Makan siang gratis/Prabowosubianto.com

Context.id, JAKARTA - Program makan siang gratis dinilai akan membebani keuangan Indonesia. Pasalnya, program makan siang ini akan menambah pengeluaran negara. 

Perkiraan awal menunjukkan kebutuhan anggaran mencapai Rp460 triliun, setara 7,23% dari total belanja negara dalam APBN 2024 (Rp3.325,1 triliun).

Eisha Maghfiruha Rachbini, Kepala Pusat Ekonomi Digital dan UMKM Indef mengatakan program makan siang gratis dikhawatirkan menciptakan jebakan fiskal atau beban berkelanjutan bagi APBN di masa depan. 

"Pemerintah terikat pada komitmen jangka panjang sehingga perlu memastikan pendanaan program ini secara berkelanjutan tanpa membebani generasi mendatang," ujarnya. 

Dirinya melihat kekhawatiran itu muncul karena kurangnya kejelasan mengenai sumber pendanaan program sehingga ada ketidakpastian dalam pengelolaan fiskal.



"Belum lagi soal kekhawatiran terhadap efisiensi dan defisit terkait potensi kebocoran dan inefisiensi dalam pelaksanaan program. Makan siang gratis perlu dipertimbangkan dengan cermat dalam konteks prioritas belanja negara tanpa mengalihkan dana dari program lain yang penting," jelasnya. 

Pemerintah perlu memastikan bahwa program ini memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat dan sejalan dengan prioritas pembangunan nasional.

Selain menciptakan jebakan fiskal, program makan siang gratis berdampak besar terhadap neraca perdagangan karena akan meningkatkan impor bahan makanan sehingga berpengaruh pada nilai tukar dan cadangan devisa negara. 

“Peningkatan belanja ini berpotensi memperbesar defisit fiskal dan mendorong pemerintah untuk menambah utang. Pada 2023, defisit fiskal mencapai 1,65% terhadap PDB, dengan total utang Rp347,6 triliun," ujarnya. 

Di sisi lain, utang nasional Indonesia sudah mencapai Rp7.700 triliun per Maret 2024. Penambahan utang untuk program ini dikhawatirkan akan memperburuk situasi fiskal dan membebani stabilitas ekonomi.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025