Mengapa Presiden Iran Menggunakan Heli Usang Peninggalan Rezim Shah?
Raisi pada saat kejadian menaiki helikopter lawas buatan AS Bell Textron dengan jenis Bell 212 yang sudah beroperasi sejak 1960an
Context.id, JAKARTA - Kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dan pejabat lain akibat kecelakaan helikopter pada hari Minggu (19/5) di wilayah perbatasan Iran-Azerbaijan menimbulkan duka yang mendalam.
Saat itu Raisi dan beberapa pejabat Iran sedang melakukan perjalanan kembali ke Teheran setelah bertemu dengan presiden Azerbaijan untuk meresmikan bendungan baru di tengah cuaca mendung dan berkabut tebal.
Melansir Forbes, selain visibilitas dan cuaca yang kurang mendukung juga terdapat masalah lain yang diduga menyebabkan kejadian tersebut, yaitu permasalahan suku cadang helikopter yang digunakan Raisi.
Sebagai informasi, Raisi pada saat kejadian disebut-sebut menaiki helikopter lawas buatan perusahaan Amerika Serikat Bell Textron dengan jenis Bell 212 yang diperkirakan telah beroperasi sejak 1960 an.
Adapun jenis Helikopter tersebut memiliki spesialisasi di bidang militer dan juga dapat digunakan untuk keadaan darurat.
BACA JUGA
Namun, model helikopter yang dinaiki Ebrahim Raisi merupakan model usang alias sudah beroperasi lebih dari setengah abad sehingga sudah tidak prima untuk dikendarai di medan yang sulit.
Terlebih lagi, Iran telah menerima sanksi dari Amerika dan negara barat lainnya sejak perang Iran-Irak 1980-1988 sehingga membuat Negeri Para Mullah ini kesulitan untuk mendapatkan suku cadang helikopter dan peralatan militer lainnya.
Alhasil banyak armada militer yang digunakan rezim Teheran saat ini berusia lebih dari 40 hingga 50 tahun peninggalan Rezim Shah dan sulit untuk diperbaharui.
Teheran hingga saat ini dikabarkan masih terus mengoperasikan sejumlah pesawat peninggalan Shah itu dengan mengkanibalkan armada yang ada untuk merekayasa balik bagian-bagian yang sangat dibutuhkan.
Sementara sekutu terdekatnya Rusia yang sedang menginvasi Ukraina tidak begitu efektif untuk memasok suku cadang dan dukungan teknis kepada Iran.
China juga yang sudah menandatangani perjanjian strategis 25 tahun sejak 2021 lalu masih belum memasok perangkat militer berteknologi tinggi ke Teheran.
Penulis: Candra Soemirat
RELATED ARTICLES
Mengapa Presiden Iran Menggunakan Heli Usang Peninggalan Rezim Shah?
Raisi pada saat kejadian menaiki helikopter lawas buatan AS Bell Textron dengan jenis Bell 212 yang sudah beroperasi sejak 1960an
Context.id, JAKARTA - Kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dan pejabat lain akibat kecelakaan helikopter pada hari Minggu (19/5) di wilayah perbatasan Iran-Azerbaijan menimbulkan duka yang mendalam.
Saat itu Raisi dan beberapa pejabat Iran sedang melakukan perjalanan kembali ke Teheran setelah bertemu dengan presiden Azerbaijan untuk meresmikan bendungan baru di tengah cuaca mendung dan berkabut tebal.
Melansir Forbes, selain visibilitas dan cuaca yang kurang mendukung juga terdapat masalah lain yang diduga menyebabkan kejadian tersebut, yaitu permasalahan suku cadang helikopter yang digunakan Raisi.
Sebagai informasi, Raisi pada saat kejadian disebut-sebut menaiki helikopter lawas buatan perusahaan Amerika Serikat Bell Textron dengan jenis Bell 212 yang diperkirakan telah beroperasi sejak 1960 an.
Adapun jenis Helikopter tersebut memiliki spesialisasi di bidang militer dan juga dapat digunakan untuk keadaan darurat.
BACA JUGA
Namun, model helikopter yang dinaiki Ebrahim Raisi merupakan model usang alias sudah beroperasi lebih dari setengah abad sehingga sudah tidak prima untuk dikendarai di medan yang sulit.
Terlebih lagi, Iran telah menerima sanksi dari Amerika dan negara barat lainnya sejak perang Iran-Irak 1980-1988 sehingga membuat Negeri Para Mullah ini kesulitan untuk mendapatkan suku cadang helikopter dan peralatan militer lainnya.
Alhasil banyak armada militer yang digunakan rezim Teheran saat ini berusia lebih dari 40 hingga 50 tahun peninggalan Rezim Shah dan sulit untuk diperbaharui.
Teheran hingga saat ini dikabarkan masih terus mengoperasikan sejumlah pesawat peninggalan Shah itu dengan mengkanibalkan armada yang ada untuk merekayasa balik bagian-bagian yang sangat dibutuhkan.
Sementara sekutu terdekatnya Rusia yang sedang menginvasi Ukraina tidak begitu efektif untuk memasok suku cadang dan dukungan teknis kepada Iran.
China juga yang sudah menandatangani perjanjian strategis 25 tahun sejak 2021 lalu masih belum memasok perangkat militer berteknologi tinggi ke Teheran.
Penulis: Candra Soemirat
POPULAR
RELATED ARTICLES