Share
Sejarah Met Gala, Acara Fesyen yang Nyentrik
Hajatan amal tahunan yang digelar di Metropolitan Museum of Art Costume Institute Gala ini selalu berlangsung meriah
Context.id, JAKARTA - Perhelatan akbar penggalangan amal tahunan MET Gala 2024 yang jatuh setiap Senin pertama bulan Mei ini selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh para pesohor dunia hiburan dan pengusaha fesyen internasional.
Pada pagelaran Met Gala pekan lalu, seperti yang sudah diprediksi sebelumnya, hajatan amal tahunan yang digelar di Metropolitan Museum of Art Costume Institute Gala ini berlangsung sangat meriah.
Melansir Vogue, tema yang diangkat dari pagelaran tahun ini adalah The Garden of Time dengan tajuk Sleeping Beauties: Reawakening Fashion yang mengangkat keindahan koleksi busana lawas museum tersebut.
Tak hanya itu, hajatan tahunan eksklusif ini juga menampilkan koleksi yang dikurasikan oleh Andrew Bolton yang menampilkan 250 busana lawas dari 4 abad yang berbeda.
Bahkan menurut situs The Met beberapa pakaian yang rusak secara fisik dihadirkan kembali menggunakan teknologi AI dan pencetak 3D, termasuk suara dan aromanya.
Lalu, bagaimana awal mula kemunculan hajat fesyen eksklusif yang dihadiri oleh bintang-bintang hiburan terkemuka itu?
Semuanya itu bermula pada 1931, yang untuk pertama kalinya Museum Seni Amerika dibuka dan disusul oleh Museum Kota New York pada 1932 membuat produser teater Irene Lewison dan perancang panggung Aline Bernstein membayangkan juga berdirinya museum fesyen lokal.
Mereka beranggapan para perempuan memiliki banyak koleksi fesyen dan bahan referensi yang bisa digunakan untuk teater serta memahami bagaimana rasa ingin tahu publik terhadap barang koleksinya masing-masing.
Maka pada 1937 Museum Seni Kostum, sebuah entitas independen berdiri di Amerika Serikat, dan pada Maret 1938 Vogue mengiklankan museum yang berlokasi di Rockefeller Center, New York itu.
Namun, setelah salah satu pendirinya Lewison meninggal di tahun 1946, museum tersebut bergabung dengan Museum Seni Metropolitan dan mengubah namanya menjadi Institut Kostum.
Berbeda dengan museum lainnya, institut ini didanai sendiri dengan menggunakan amal tahunan dengan julukan Met Gala atau Pesta Tahun Ini.
Pada periode awal Met Gala 1948-1971 promosi bidang fesyen didorong oleh kejeniusan Eleanor Lambert penanggung jawab New York Fashion Week yang meluncurkan acara penggalangan dana tahunan dengan sebutan ‘Met Gala.’
Kendati demikian, berbeda dengan sekarang, Met Gala saat itu justru diadakan sebagai pesta makan malam di musim gugur bukan pada hari Senin pertama bulan Mei.
Bahkan selama beberapa dekade selanjutnya pagelaran ini diadakan di tempat yang berbeda-beda seperti Rockefeller Center hingga ke Waldorf Astoria dengan biaya sebesar US$50.
Setelah itu pada periode 1972-1995 pemimpin redaksi Vogue Diana Vreeland (1972-1988) dan Pat Buckley (1988-1955) membawa kreativitasnya yang nyentrik dengan mengubah ‘Met Gala’ menjadi acara yang lebih sesuai dengan namanya.
Seperti misalnya meminta para pesohor fesyen dunia dan para desainer untuk ikut bergabung menjadi bagian di dalam perjamuan akbar tersebut, bahkan di bawah naungan Buckley tiket juga dijual secara umum.
“Sebuah manuver brilian yang memungkinkan siapapun menjadi bagian dari malam itu,” tulis Vogue, seperti dikutip, Senin (13/5).
Met Gala 1955 - sekarang, yang saat ini diketuai oleh Anna Wintour juga membawa kreativitasnya dengan merepresentasikan halam Vogue yang penuh dengan model, artis, musisi dan pengusaha fashion kelas atas.
Wintour berhasil memompa kekuatan bintang, glamor dan kekuatan majalah Vogue dalam acara amal tahunan ini sehingga semua tamu yang hadir harus seizin dan sepengetahuan Wintour.
Sejak era kepemimpinannya, Met Gala telah mendapatkan ketenarannya secara internasional dan dianggap sebagai "The Oscar of The East Coast", seperti dikutip dari Britannica, Senin, (13/5).
Penulis: Candra Sumirat
BACA JUGA
RELATED ARTICLES
Sejarah Met Gala, Acara Fesyen yang Nyentrik
Hajatan amal tahunan yang digelar di Metropolitan Museum of Art Costume Institute Gala ini selalu berlangsung meriah
Context.id, JAKARTA - Perhelatan akbar penggalangan amal tahunan MET Gala 2024 yang jatuh setiap Senin pertama bulan Mei ini selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh para pesohor dunia hiburan dan pengusaha fesyen internasional.
Pada pagelaran Met Gala pekan lalu, seperti yang sudah diprediksi sebelumnya, hajatan amal tahunan yang digelar di Metropolitan Museum of Art Costume Institute Gala ini berlangsung sangat meriah.
Melansir Vogue, tema yang diangkat dari pagelaran tahun ini adalah The Garden of Time dengan tajuk Sleeping Beauties: Reawakening Fashion yang mengangkat keindahan koleksi busana lawas museum tersebut.
Tak hanya itu, hajatan tahunan eksklusif ini juga menampilkan koleksi yang dikurasikan oleh Andrew Bolton yang menampilkan 250 busana lawas dari 4 abad yang berbeda.
Bahkan menurut situs The Met beberapa pakaian yang rusak secara fisik dihadirkan kembali menggunakan teknologi AI dan pencetak 3D, termasuk suara dan aromanya.
Lalu, bagaimana awal mula kemunculan hajat fesyen eksklusif yang dihadiri oleh bintang-bintang hiburan terkemuka itu?
Semuanya itu bermula pada 1931, yang untuk pertama kalinya Museum Seni Amerika dibuka dan disusul oleh Museum Kota New York pada 1932 membuat produser teater Irene Lewison dan perancang panggung Aline Bernstein membayangkan juga berdirinya museum fesyen lokal.
Mereka beranggapan para perempuan memiliki banyak koleksi fesyen dan bahan referensi yang bisa digunakan untuk teater serta memahami bagaimana rasa ingin tahu publik terhadap barang koleksinya masing-masing.
Maka pada 1937 Museum Seni Kostum, sebuah entitas independen berdiri di Amerika Serikat, dan pada Maret 1938 Vogue mengiklankan museum yang berlokasi di Rockefeller Center, New York itu.
Namun, setelah salah satu pendirinya Lewison meninggal di tahun 1946, museum tersebut bergabung dengan Museum Seni Metropolitan dan mengubah namanya menjadi Institut Kostum.
Berbeda dengan museum lainnya, institut ini didanai sendiri dengan menggunakan amal tahunan dengan julukan Met Gala atau Pesta Tahun Ini.
Pada periode awal Met Gala 1948-1971 promosi bidang fesyen didorong oleh kejeniusan Eleanor Lambert penanggung jawab New York Fashion Week yang meluncurkan acara penggalangan dana tahunan dengan sebutan ‘Met Gala.’
Kendati demikian, berbeda dengan sekarang, Met Gala saat itu justru diadakan sebagai pesta makan malam di musim gugur bukan pada hari Senin pertama bulan Mei.
Bahkan selama beberapa dekade selanjutnya pagelaran ini diadakan di tempat yang berbeda-beda seperti Rockefeller Center hingga ke Waldorf Astoria dengan biaya sebesar US$50.
Setelah itu pada periode 1972-1995 pemimpin redaksi Vogue Diana Vreeland (1972-1988) dan Pat Buckley (1988-1955) membawa kreativitasnya yang nyentrik dengan mengubah ‘Met Gala’ menjadi acara yang lebih sesuai dengan namanya.
Seperti misalnya meminta para pesohor fesyen dunia dan para desainer untuk ikut bergabung menjadi bagian di dalam perjamuan akbar tersebut, bahkan di bawah naungan Buckley tiket juga dijual secara umum.
“Sebuah manuver brilian yang memungkinkan siapapun menjadi bagian dari malam itu,” tulis Vogue, seperti dikutip, Senin (13/5).
Met Gala 1955 - sekarang, yang saat ini diketuai oleh Anna Wintour juga membawa kreativitasnya dengan merepresentasikan halam Vogue yang penuh dengan model, artis, musisi dan pengusaha fashion kelas atas.
Wintour berhasil memompa kekuatan bintang, glamor dan kekuatan majalah Vogue dalam acara amal tahunan ini sehingga semua tamu yang hadir harus seizin dan sepengetahuan Wintour.
Sejak era kepemimpinannya, Met Gala telah mendapatkan ketenarannya secara internasional dan dianggap sebagai "The Oscar of The East Coast", seperti dikutip dari Britannica, Senin, (13/5).
Penulis: Candra Sumirat
BACA JUGA
POPULAR
RELATED ARTICLES