Share

Home Stories

Stories 08 Mei 2024

Hotel Sultan dan Jejak Kontroversi Klan Sutowo

Catatan kiprah kontroversial Ibnu dan Adiguna Sutowo

Keluarga Ibnu Sutowo/Perpusnas

Context.id, JAKARTA - Konglomerat Pontjo Sutowo kalah dalam perkara gugatan penyegelan kompleks Hotel Sultan di kawasan Gelora Bung Karno.

Adapun dalam gugatan kubu Pontjo Sutowo bernomor 580/G/TF/2023/PTUN.JKT diajukan 15 November 2023 dan telah diputus oleh hakim tata usaha negara pada tanggal 2 Mei 2024 lalu.

"Menyatakan gugatan penggugat tidak diterima," demikian bunyi amar putusan dikutip dari laman resmi PTUN Jakarta.

Selain persoalan penyegelan, Pontjo juga melayangkan dua gugatan lain di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta menghadapi pemerintah, terkait sengketa hak guna bangunan (HGB) Hotel Sultan tersebut.

Dua gugatan yang akan diputus antara lain perkara No.625/G/2023/PTUN.JKT. Perkara itu didaftarkan pada tanggal 1 Desember 2023.



Gugatan diarahkan kepada Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Objek gugatannya adalah Pembatalan Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Nomor 0220008472676-326-317100001 tanggal 04 Oktober 2023.

Selanjutnya gugatan dengan nomor perkara 624/G/2023/PTUN.JKT. Gugatan ini ditujukan kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DKI Jakarta.

Objek gugatannya terkait Keputusan Pembatalan Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Nomor : 0220008472676-326-31710003 tanggal 04 Oktober 2023.

Jejak Keluarga Sutowo

Kontroversi memang beberapa kali menghampiri keluarga besar Sutowo. Nama besar keluarga ini diambil dari Ibnu Sutowo. 

Ibnu Sutowo, merupakan seorang dokter, yang kemudian berkarier militer dan kemudian menjabat ke sebagai pimpinan perusahaan minyak negara juga turut mengarsiteki PT Pertamina.

Pada periode 1968 -1973, produksi minyak Pertamina, rata-rata naik 17,8%. Nilai ekspornya juga naik, dari Rp964,9 juta pada 1972 menjadi Rp1,7 miliar pada 1973.

Penerimaan negara dari sektor migas pada 1974/1975 mencapai 42,7% dari total penerimaan RAPBN 1974/1975.

Sukses tersebut mendorong Ibnu Sutowo kian agresif dan ekspansif dengan merambah bidang-bidang usaha lain, seperti proyek kilang baja Karakatau Steel, properti, asuransi, pertanian,perkapalan, pariwisata, konstruksi hingga petrokimia.

Sayangnya, kegiatan-kegiatan tersebut dibiayai dari kredit-kredit jangka pendek yang akhirnya menumpuk menjadi lautan utang US$10 miliar dan mengakibatkan Pertamina goyah pada Februari 1975.

Selain itu, nama Ibnu Sutowo juga dilekatkan dengan dugaan korupsi besar-besaran di tubuh Pertamina yang membuatnya dipecat Soeharto. 

Tokoh kontroversial lain dari klan Sutowo adalah Adiguna Sutowo, purta dari Ibnu, yang juga adik dari Pontjo. Dia pernah terlibat dalam perkara pembunuhan pada 1 Januari 2005.

Dia menembak dari jarak dekat, Yohanes Brachmans Haerudy Natong alias Rudy seorang pelayan Island Bar Fluid Club & Lounge di Hotel Hilton Jakarta yang sekarang menjadi Hotel Sultan.  

Penembakan itu dilakukan karena Adiguna berang bahwa pembayarannya yang menggunakan kartu kredit tidak bisa diproses.

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat lalu menjatuhkan hukuman kepada Adiguna yakni 7 tahun penjara karena dakwaan pembunuhan dengan sengaja tetapi tanpa perencanaan sebelumnya.

Dia pun didakwa atas kasus kepemilikan senjata api secara ilegal dan amunisi yang tidak terdaftar.

Namun dia mendapatkan diskon hukuman penjara menjadi 4 tahun setelah melalui proses banding dan hanya menjalani hukuman kurang dari 3 tahun dan bebas pada 2007.

Mertua dari artis Dian Sastrowardoyo ini juga pernah berada di pusaran persoalan perusakan rumah istri keduanya yang diduga dilakukan oleh Flo Limasnax, mantan istri gitaris band Padi, Piyu. 

Jejak sejarah Adiguna terhenti pada 2021 ketika ia meninggal dunia karena sakit. 



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 08 Mei 2024

Hotel Sultan dan Jejak Kontroversi Klan Sutowo

Catatan kiprah kontroversial Ibnu dan Adiguna Sutowo

Keluarga Ibnu Sutowo/Perpusnas

Context.id, JAKARTA - Konglomerat Pontjo Sutowo kalah dalam perkara gugatan penyegelan kompleks Hotel Sultan di kawasan Gelora Bung Karno.

Adapun dalam gugatan kubu Pontjo Sutowo bernomor 580/G/TF/2023/PTUN.JKT diajukan 15 November 2023 dan telah diputus oleh hakim tata usaha negara pada tanggal 2 Mei 2024 lalu.

"Menyatakan gugatan penggugat tidak diterima," demikian bunyi amar putusan dikutip dari laman resmi PTUN Jakarta.

Selain persoalan penyegelan, Pontjo juga melayangkan dua gugatan lain di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta menghadapi pemerintah, terkait sengketa hak guna bangunan (HGB) Hotel Sultan tersebut.

Dua gugatan yang akan diputus antara lain perkara No.625/G/2023/PTUN.JKT. Perkara itu didaftarkan pada tanggal 1 Desember 2023.



Gugatan diarahkan kepada Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Objek gugatannya adalah Pembatalan Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Nomor 0220008472676-326-317100001 tanggal 04 Oktober 2023.

Selanjutnya gugatan dengan nomor perkara 624/G/2023/PTUN.JKT. Gugatan ini ditujukan kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DKI Jakarta.

Objek gugatannya terkait Keputusan Pembatalan Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Nomor : 0220008472676-326-31710003 tanggal 04 Oktober 2023.

Jejak Keluarga Sutowo

Kontroversi memang beberapa kali menghampiri keluarga besar Sutowo. Nama besar keluarga ini diambil dari Ibnu Sutowo. 

Ibnu Sutowo, merupakan seorang dokter, yang kemudian berkarier militer dan kemudian menjabat ke sebagai pimpinan perusahaan minyak negara juga turut mengarsiteki PT Pertamina.

Pada periode 1968 -1973, produksi minyak Pertamina, rata-rata naik 17,8%. Nilai ekspornya juga naik, dari Rp964,9 juta pada 1972 menjadi Rp1,7 miliar pada 1973.

Penerimaan negara dari sektor migas pada 1974/1975 mencapai 42,7% dari total penerimaan RAPBN 1974/1975.

Sukses tersebut mendorong Ibnu Sutowo kian agresif dan ekspansif dengan merambah bidang-bidang usaha lain, seperti proyek kilang baja Karakatau Steel, properti, asuransi, pertanian,perkapalan, pariwisata, konstruksi hingga petrokimia.

Sayangnya, kegiatan-kegiatan tersebut dibiayai dari kredit-kredit jangka pendek yang akhirnya menumpuk menjadi lautan utang US$10 miliar dan mengakibatkan Pertamina goyah pada Februari 1975.

Selain itu, nama Ibnu Sutowo juga dilekatkan dengan dugaan korupsi besar-besaran di tubuh Pertamina yang membuatnya dipecat Soeharto. 

Tokoh kontroversial lain dari klan Sutowo adalah Adiguna Sutowo, purta dari Ibnu, yang juga adik dari Pontjo. Dia pernah terlibat dalam perkara pembunuhan pada 1 Januari 2005.

Dia menembak dari jarak dekat, Yohanes Brachmans Haerudy Natong alias Rudy seorang pelayan Island Bar Fluid Club & Lounge di Hotel Hilton Jakarta yang sekarang menjadi Hotel Sultan.  

Penembakan itu dilakukan karena Adiguna berang bahwa pembayarannya yang menggunakan kartu kredit tidak bisa diproses.

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat lalu menjatuhkan hukuman kepada Adiguna yakni 7 tahun penjara karena dakwaan pembunuhan dengan sengaja tetapi tanpa perencanaan sebelumnya.

Dia pun didakwa atas kasus kepemilikan senjata api secara ilegal dan amunisi yang tidak terdaftar.

Namun dia mendapatkan diskon hukuman penjara menjadi 4 tahun setelah melalui proses banding dan hanya menjalani hukuman kurang dari 3 tahun dan bebas pada 2007.

Mertua dari artis Dian Sastrowardoyo ini juga pernah berada di pusaran persoalan perusakan rumah istri keduanya yang diduga dilakukan oleh Flo Limasnax, mantan istri gitaris band Padi, Piyu. 

Jejak sejarah Adiguna terhenti pada 2021 ketika ia meninggal dunia karena sakit. 



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Pakaian dari Jerami, Masa Depan Mode Berasal dari Limbah

Dalam lanskap industri mode yang sarat emisi dan limbah, secercah harapan muncul dari tempat yang tidak terduga ladang gandum

Noviarizal Fernandez . 19 June 2025

Tarif Trump Membuat Industri Solar Panel Asia Tenggara di Ambang Kehancuran

Sekitar 80% panel surya yang dijual di Amerika pada 2024 berasal dari Asia Tenggara

Noviarizal Fernandez . 18 June 2025

Ketika Taman Menyala dan Jakarta Mencoba Ramah

Ruang publik di Jakarta harus dikembalikan kepada mereka yang berhak yakni warganya sendiri

Renita Sukma . 17 June 2025

Benarkah Mozilla Firefox Mulai Ditinggalkan?

Firefox dianggap tertinggal dalam pengelolaan tab dan perlindungan privasi menjadi setengah hati \r\n\r\n

Noviarizal Fernandez . 16 June 2025