Share

Stories 03 Mei 2024

Mengintip Kiprah Kaum Muda Selamatkan Lingkungan Laut

DAC merupakan sebuah organisasi nirlaba pemuda yang bergerak dalam bidang lingkungan dengan fokus permasalahan sampah plastik di laut.

Context.id, JAKARTA - Kaum muda banyak memberikan kontribusi dalam penyelamatan lingkungan hidup. Beberapa di antaranya mereka menyuarakan protes yang cukup keras terkait perubahan iklim akibat ulah negara-negara maju.  

Setidaknya ada dua tokoh muda aktivis lingkungan yang cukup mempunyai reputasi di dunia yakni Greta Thunberg dari Swedia dan Aeshnina dari Indonesia.

Akan tetapi di Indonesia, kaum muda yang mencintai lingkungan hidup bukan hanya Aeshnina semata.  Ada sekian banyak nama lainnya, salah satunya adalah Swietenia Puspa Lestari,

Dara kelahiran 1994 ini menempuh pendidikan di jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung.

Dia merupakan pendiri Divers Clean Action (DAC). DAC merupakan sebuah organisasi nirlaba pemuda yang bergerak dalam bidang lingkungan dengan fokus permasalahan sampah plastik di laut.



Awalnya, pemudi yang biasa disapa Tenia ini merasa sedih melihat kondisi laut yang penuh dengan sampah.

Akibatnya tentu saja biota laut, termasuk ikan ikan-ikan juga pasti akan tercemar dan ekosistemnya tidak akan sehat. Padahal, banyak masyarakat Indonesia yang mengandalkan hidupnya dari laut, misalnya, nelayan.

“Ketika aku menjalankan hobiku yaitu menyelam, dan aku menyelam ke beberapa daerah, aku menemukan banyak masalah lingkungan salah satunya adalah sampah,” katanya dikutip dari laman Pejuang Iklim, Kamis (2/5/2024).

Dengan DCA, Tenia bersama teman-temannya ikut berkontribusi dengan mengembangkan peran pemuda dalam memerangi masalah sampah laut terutama di pulau-pulau kecil di Indonesia.

DCA juga berperan sebagai fasilitator untuk mengembangkan masyarakat pesisir dan melakukan berbagai kampanye serta pelatihan terkait sampah.

Berbekal teori yang didapat di bangku kuliah dan perasaan cinta ketika melihat laut Indonesia yang lestari, Tenia dan teman-temannya mengamati kebutuhan dan cara pengelolaan sampah warga Kepulauan Seribu. 

Setelah mendalami isu tersebut dirinya menemukan fakta jika fasilitas pengolahan sampah di Kepulauan Seribu masih sangat minim.  Tenia pun mulai serius menggarap DCA untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut.

Namun, usahanya itu tidak berjalan mulus dan banyak kendala yang kerap dihadapi. Banyak yang menganggap remeh ajakan melestarikan laut  Tenia.

“Mungkin karena menganggap saya masih remaja dan perempuan. Jadi kepercayaan itu tidak datang dengan mudah,” kata Tenia.

Tapi, Tenia dan kawan-kawan tidak kenal lelah untuk terus berusaha dan kembali pada niat awalnya membersihkan lautan Indonesia.

Berkat kegigihan dan ketekunannya itu, Tenia dan timnya berhasil merebut hati masyarakat dan mendapatkan dukungan.  

Tim DCA diminta untuk datang ke daerah-daerah pesisir pulau kecil untuk memberikan pelatihan kepada anak-anak muda di sana.

Seiring pembentukan yayasan, program yang dilakukan DCA pun semakin luas tidak hanya sebatas membersihkan sampah laut.

Sedikitnya ada 4 program utama yang dilakukan, di antaranya citizen science, kampanye dan pelatihan, pengembangan masyarakat dan program kolaborasi dengan perusahaan.

“Jadi keempat program itu juga tidak hanya berfokus pada sampah laut tapi juga bagaimana ketahanan masyarakat pesisir terhadap perubahan iklim, diantaranya ada penanaman terumbu karang, penanaman mangrove dan juga edukasi terkait iklim itu sendiri,” jelas Tenia.

Salah satu program kolaborasi DCA dengan perusahaan yang pernah berjalan adalah gerakan anti sedotan plastik yang dinamakan #NoStrawMovement pada tahun 2016.

Tenia dan kawan kawan mengajak restoran cepat saji asal Amerika  yakni KFC, mengurangi penggunaan sedotan plastik sekali pakai di 500-an lebih gerai mereka di Indonesia.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 03 Mei 2024

Mengintip Kiprah Kaum Muda Selamatkan Lingkungan Laut

DAC merupakan sebuah organisasi nirlaba pemuda yang bergerak dalam bidang lingkungan dengan fokus permasalahan sampah plastik di laut.

Context.id, JAKARTA - Kaum muda banyak memberikan kontribusi dalam penyelamatan lingkungan hidup. Beberapa di antaranya mereka menyuarakan protes yang cukup keras terkait perubahan iklim akibat ulah negara-negara maju.  

Setidaknya ada dua tokoh muda aktivis lingkungan yang cukup mempunyai reputasi di dunia yakni Greta Thunberg dari Swedia dan Aeshnina dari Indonesia.

Akan tetapi di Indonesia, kaum muda yang mencintai lingkungan hidup bukan hanya Aeshnina semata.  Ada sekian banyak nama lainnya, salah satunya adalah Swietenia Puspa Lestari,

Dara kelahiran 1994 ini menempuh pendidikan di jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung.

Dia merupakan pendiri Divers Clean Action (DAC). DAC merupakan sebuah organisasi nirlaba pemuda yang bergerak dalam bidang lingkungan dengan fokus permasalahan sampah plastik di laut.



Awalnya, pemudi yang biasa disapa Tenia ini merasa sedih melihat kondisi laut yang penuh dengan sampah.

Akibatnya tentu saja biota laut, termasuk ikan ikan-ikan juga pasti akan tercemar dan ekosistemnya tidak akan sehat. Padahal, banyak masyarakat Indonesia yang mengandalkan hidupnya dari laut, misalnya, nelayan.

“Ketika aku menjalankan hobiku yaitu menyelam, dan aku menyelam ke beberapa daerah, aku menemukan banyak masalah lingkungan salah satunya adalah sampah,” katanya dikutip dari laman Pejuang Iklim, Kamis (2/5/2024).

Dengan DCA, Tenia bersama teman-temannya ikut berkontribusi dengan mengembangkan peran pemuda dalam memerangi masalah sampah laut terutama di pulau-pulau kecil di Indonesia.

DCA juga berperan sebagai fasilitator untuk mengembangkan masyarakat pesisir dan melakukan berbagai kampanye serta pelatihan terkait sampah.

Berbekal teori yang didapat di bangku kuliah dan perasaan cinta ketika melihat laut Indonesia yang lestari, Tenia dan teman-temannya mengamati kebutuhan dan cara pengelolaan sampah warga Kepulauan Seribu. 

Setelah mendalami isu tersebut dirinya menemukan fakta jika fasilitas pengolahan sampah di Kepulauan Seribu masih sangat minim.  Tenia pun mulai serius menggarap DCA untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut.

Namun, usahanya itu tidak berjalan mulus dan banyak kendala yang kerap dihadapi. Banyak yang menganggap remeh ajakan melestarikan laut  Tenia.

“Mungkin karena menganggap saya masih remaja dan perempuan. Jadi kepercayaan itu tidak datang dengan mudah,” kata Tenia.

Tapi, Tenia dan kawan-kawan tidak kenal lelah untuk terus berusaha dan kembali pada niat awalnya membersihkan lautan Indonesia.

Berkat kegigihan dan ketekunannya itu, Tenia dan timnya berhasil merebut hati masyarakat dan mendapatkan dukungan.  

Tim DCA diminta untuk datang ke daerah-daerah pesisir pulau kecil untuk memberikan pelatihan kepada anak-anak muda di sana.

Seiring pembentukan yayasan, program yang dilakukan DCA pun semakin luas tidak hanya sebatas membersihkan sampah laut.

Sedikitnya ada 4 program utama yang dilakukan, di antaranya citizen science, kampanye dan pelatihan, pengembangan masyarakat dan program kolaborasi dengan perusahaan.

“Jadi keempat program itu juga tidak hanya berfokus pada sampah laut tapi juga bagaimana ketahanan masyarakat pesisir terhadap perubahan iklim, diantaranya ada penanaman terumbu karang, penanaman mangrove dan juga edukasi terkait iklim itu sendiri,” jelas Tenia.

Salah satu program kolaborasi DCA dengan perusahaan yang pernah berjalan adalah gerakan anti sedotan plastik yang dinamakan #NoStrawMovement pada tahun 2016.

Tenia dan kawan kawan mengajak restoran cepat saji asal Amerika  yakni KFC, mengurangi penggunaan sedotan plastik sekali pakai di 500-an lebih gerai mereka di Indonesia.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Peringkat Global Negara dan Kota yang Mendorong Perusahaan Rintisan AI

Jerman menunjukkan peningkatan dalam pemeringkatan baru untuk tempat terbaik bagi perusahaan rintisan AI, sementara Prancis menurun dan AS serta I ...

Context.id . 25 November 2024

Apakah Hologram AI Yesus Bisa Menerima Pengakuan Dosa?

\"Tuhan, ampunilah saya karena telah melakukan kesalahan......\"

Context.id . 25 November 2024

Apakah Flu saat Hamil Meningkatkan Risiko Autisme Anak? Ini Kata Para Ahli

Meskipun belum bisa dipastikan sebagai penyebab langsung, infeksi seperti flu saat hamil bisa berkontribusi meningkatkan risiko gangguan spektrum ...

Context.id . 25 November 2024

Haruskah Tetap Belajar Coding di Dunia AI?

Kamp pelatihan coding dulunya tampak seperti tiket emas menuju masa depan yang aman secara ekonomi. Namun, saat janji itu memudar, apa yang harus ...

Context.id . 25 November 2024