Share

Home Stories

Stories 26 April 2024

Rusia Veto Usulan Amerika Mengenai Penempatan Nuklir di Ruang Angkasa

Rusia tidak ingin pelarangan senjata di luar angkasa hanya berlaku untuk nuklir, mereka ingin pelarangan semua senjata atau hulu ledak lainnya.

Stasiun luar angkasa milik rusia/rbthmedia

Context.id, JAKARTA - Rusia memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang diusulkan oleh Amerika dan Jepang untuk mencegah para anggota PBB membuat ruang luar angkasa menjadi ajang perlombaan senjata nuklir.

Melansir VoA, pemungutan suara ini membawa dukungan dari 13 negara dari 15 negara anggota Dewan Keamanan dengan China abstain dan Rusia menentang resolusi ini.

Duta Besar Rusia, Vassily Nebenzia mengatakan alasan Rusia memveto resolusi tersebut karena Moskow menginginkan sebuah rancangan yang lebih jelas untuk melarang penggunaan senjata dalam bentuk apapun di luar angkasa.

Tak hanya itu, Nebenzia juga menuduh Washington akan segera memulai negosiasi dengan anggota Dewan Keamanan PBB  pada rancangan resolusinya yang bertujuan untuk menjaga ruang angkasa tetap damai.

“Hari ini, dewan kami sekali lagi terlibat dalam tontonan kotor yang disiapkan oleh AS dan Jepang. Ini adalah taktik yang sinis. Kami sedang ditipu.” kata Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia, seperti dikutip, Jumat, (26/4).



Sedangkan Duta Besar China untuk PBB, Fu Cong mengatakan bahwa rancangan resolusi tersebut membutuhkan elemen substantif lainnya sehingga meminimalisir kegagalan lainnya.

Kendati demikian, Duta Besar Amerika untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan jika penggunaan hak veto dalam permasalahan ini sangat membingungkan dan memalukan.

“Jadi, veto hari ini menimbulkan pertanyaan, mengapa? Mengapa, jika anda mengikuti aturan tapi tidak mendukung resolusi itu. Apa yang mungkin kamu sembunyikan?” jelas Linda, seperti dikutip, Jumat, (26/4).

Merespon Linda, Nebenzia mengatakan jika Moskow menginginkan larangan penempatan senjata jenis apa pun di luar angkasa.

“Bukan hanya senjata pemusnah massal. Tapi AS tidak menginginkan itu. Izinkan saya menanyakan pertanyaan yang sama kepada Anda: Mengapa?” tegas Nebenzia.

Adapun sebelumnya, Rusia dan Cina telah mengusulkan untuk memasukkan seruan pada semua negara agar tidak menemparkan senjata apapun, bukan hanya nuklir di luar angkasa. Namun resolusi itu gagal karena AS hanya ingin nuklir saja yang dilarang, tapi senjata lain tidak. 

Meskipun resolusi terbaru yang diusulkan Amerika pada Rabu (24/4) gagal untuk diadopsi, Linda mengatakan jika Washington akan terus melanjutkan diskusi pengendalian senjata bilateral dengan Rusia sebagai itikad baik.

Terlebih lagi ada kekhawatiran Amerika Serikat mengenai proyek China di luar angkasa, dan para pejabat Amerika mengatakan memiliki informasi bahwa Beijing telah mengembangkan berbagai senjata canggih di luar angkasa dan menggunakannya untuk kepentingan pasukan militernya. 

“Selama enam tahun terakhir mereka telah melipatgandakan jumlah satelit pengawasan dan pengintaian cerdas di orbit, dan mereka telah menggunakan kemampuan luar angkasa mereka untuk meningkatkan presisi dan jangkauan pasukan terestrial mereka,” jelas Komandan Luar Angkasa AS Jenderal Stephen Whiting.

Penulis: Candra Sumirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 26 April 2024

Rusia Veto Usulan Amerika Mengenai Penempatan Nuklir di Ruang Angkasa

Rusia tidak ingin pelarangan senjata di luar angkasa hanya berlaku untuk nuklir, mereka ingin pelarangan semua senjata atau hulu ledak lainnya.

Stasiun luar angkasa milik rusia/rbthmedia

Context.id, JAKARTA - Rusia memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang diusulkan oleh Amerika dan Jepang untuk mencegah para anggota PBB membuat ruang luar angkasa menjadi ajang perlombaan senjata nuklir.

Melansir VoA, pemungutan suara ini membawa dukungan dari 13 negara dari 15 negara anggota Dewan Keamanan dengan China abstain dan Rusia menentang resolusi ini.

Duta Besar Rusia, Vassily Nebenzia mengatakan alasan Rusia memveto resolusi tersebut karena Moskow menginginkan sebuah rancangan yang lebih jelas untuk melarang penggunaan senjata dalam bentuk apapun di luar angkasa.

Tak hanya itu, Nebenzia juga menuduh Washington akan segera memulai negosiasi dengan anggota Dewan Keamanan PBB  pada rancangan resolusinya yang bertujuan untuk menjaga ruang angkasa tetap damai.

“Hari ini, dewan kami sekali lagi terlibat dalam tontonan kotor yang disiapkan oleh AS dan Jepang. Ini adalah taktik yang sinis. Kami sedang ditipu.” kata Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia, seperti dikutip, Jumat, (26/4).



Sedangkan Duta Besar China untuk PBB, Fu Cong mengatakan bahwa rancangan resolusi tersebut membutuhkan elemen substantif lainnya sehingga meminimalisir kegagalan lainnya.

Kendati demikian, Duta Besar Amerika untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan jika penggunaan hak veto dalam permasalahan ini sangat membingungkan dan memalukan.

“Jadi, veto hari ini menimbulkan pertanyaan, mengapa? Mengapa, jika anda mengikuti aturan tapi tidak mendukung resolusi itu. Apa yang mungkin kamu sembunyikan?” jelas Linda, seperti dikutip, Jumat, (26/4).

Merespon Linda, Nebenzia mengatakan jika Moskow menginginkan larangan penempatan senjata jenis apa pun di luar angkasa.

“Bukan hanya senjata pemusnah massal. Tapi AS tidak menginginkan itu. Izinkan saya menanyakan pertanyaan yang sama kepada Anda: Mengapa?” tegas Nebenzia.

Adapun sebelumnya, Rusia dan Cina telah mengusulkan untuk memasukkan seruan pada semua negara agar tidak menemparkan senjata apapun, bukan hanya nuklir di luar angkasa. Namun resolusi itu gagal karena AS hanya ingin nuklir saja yang dilarang, tapi senjata lain tidak. 

Meskipun resolusi terbaru yang diusulkan Amerika pada Rabu (24/4) gagal untuk diadopsi, Linda mengatakan jika Washington akan terus melanjutkan diskusi pengendalian senjata bilateral dengan Rusia sebagai itikad baik.

Terlebih lagi ada kekhawatiran Amerika Serikat mengenai proyek China di luar angkasa, dan para pejabat Amerika mengatakan memiliki informasi bahwa Beijing telah mengembangkan berbagai senjata canggih di luar angkasa dan menggunakannya untuk kepentingan pasukan militernya. 

“Selama enam tahun terakhir mereka telah melipatgandakan jumlah satelit pengawasan dan pengintaian cerdas di orbit, dan mereka telah menggunakan kemampuan luar angkasa mereka untuk meningkatkan presisi dan jangkauan pasukan terestrial mereka,” jelas Komandan Luar Angkasa AS Jenderal Stephen Whiting.

Penulis: Candra Sumirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Tarif Trump Membuat Industri Solar Panel Asia Tenggara di Ambang Kehancuran

Sekitar 80% panel surya yang dijual di Amerika pada 2024 berasal dari Asia Tenggara

Noviarizal Fernandez . 18 June 2025

Ketika Taman Menyala dan Jakarta Mencoba Ramah

Ruang publik di Jakarta harus dikembalikan kepada mereka yang berhak yakni warganya sendiri

Renita Sukma . 17 June 2025

Benarkah Mozilla Firefox Mulai Ditinggalkan?

Firefox dianggap tertinggal dalam pengelolaan tab dan perlindungan privasi menjadi setengah hati \r\n\r\n

Noviarizal Fernandez . 16 June 2025

Ini Peramban yang Bisa Menjaga Privasi Digital Anda

Peramban bukan hanya alat, tapi juga gerbang ke dunia digital dan penjaga data kita yang paling rahasia.

Renita Sukma . 16 June 2025