Stories - 19 April 2024
Post Holiday Blues, Depresi Setelah Liburan
Tak jarang ditemui setelah liburan ada yang belum siap untuk kembali melakukan rutinitas sehingga mengalami kecemasan
Context.id, JAKARTA - Seringkali saat kita merasa jenuh melakukan rutinitas sehari-hari, berlibur dapat menjadi salah satu solusi yang tepat.
Saat berlibur kita dapat beristirahat sejenak dan menyegarkan kembali tubuh dan pikiran.
Namun tak jarang ditemui, setelah liburan seseorang belum siap untuk kembali melakukan rutinitas. Hal tersebut dapat memicu terjadinya depresi pascaliburan atau post holiday blues.
Melansir American Behavioral Clinics, depresi ini terjadi saat seseorang mengalami insomnia, lemas, sensitif, kecemasan yang tinggi, hingga sulit berkonsentrasi.
Depresi ini juga memberikan perasaan hampa, kecewa, kesepian, dan tertekan secara terus menerus.
Post holiday blues memiliki potensi untuk meningkat yang disebabkan oleh faktor yang beragam.
Menurut laman WebMD, adanya tekanan, stress secara finansial, kelelahan, keinginan yang tidak realistis, dan ekspektasi yang menumpuk disertai dengan kekecewaaan menjadi penyebab adanya depresi ini.
Oleh karena itu, perlu dilakukannya penyesuaian rutinitas kembali sebelum melakukan aktivitas sesungguhnya.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan rutinitas sebelum usainya liburan. Seperti bangun pagi setiap hari, mempersiapkan diri sebelum melakukan rutinitas, serta kegiatan lainnya yang lebih produktif.
Disarankan juga untuk menghindari aktivitas minim gerakan. Seperti tidur dan bermain sosial media.
Untuk mengatasi post holiday blues perlu merubah kebiasaan saat berlibur. Diantaranya, dengan memaksakan diri untuk tidur paling sedikit delapan jam sehari dan bangun secara teratur.
Tahap selanjutnya adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi. Dengan memperbanyak vitamin D akan membantu mengganti nutrisi tubuh dari sinar matahari.
Selain itu disarankan juga untuk bersosialisasi dengan orang sekitar. Dengan bertemu maupun sekedar terhubung melalui sosial media, seseorang dapat menyalurkan perasaannya.
Sehingga dirinya akan merasa ditemani dan tidak merasakan kesepian.
Jangann lupa melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga untuk meningkatkan suasana hati dan membantu memproduksi serotonin pada tubuh.
Tak hanya itu, dalam mengatasi rasa lelah dan stress dapat dilampiaskan dengan aktivitas yang menarik. Seperti menonton film yang menghibur, yoga, dan melakukan meditasi.
Penulis: Diandra Zahra
Penulis : Context.id
Editor : Wahyu Arifin
MORE STORIES
Miliarder Beli Klub Eropa, Ada Pengaruh ke Sepak Bola Indonesia?
Deretan pengusaha kakap Tanah Air miliki saham mayoritas di klub-klub sepak bola luar negeri
Noviarizal Fernandez | 17-05-2024
Polemik Pernikahan Massal 100 Anak Perempuan di Nigeria
Pendidikan lebih prioritas bagi anak-anak perempuan dibandingkan memaksanya untuk melakukan pernikahan
Context.id | 17-05-2024
Reimajinasi Baru Museum dan Cagar Budaya Menjadi Ruang Belajar Inklusif.
Kemdikbudristek meluncurkan Indonesian Heritage Agency atau IHA untuk memberikan citra baru bagi museum dan situs budaya nasional.
Context.id | 17-05-2024
Cerita Petani Kopi Binaan Starbucks, Kualitas Makin Baik Untung Kian Tebal
Starbucks FSC berkomitmen membantu para petani lokal dalam mengelola dan meningkatkan kualitas kopi yang mereka tanam
Ririn oktaviani | 17-05-2024
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2024 - Context
Copyright © 2024 - Context