Stories - 18 April 2024

Ini Dia Lubang Hitam Besar di Galaksi

BH3 adalah lubang hitam bintang paling masif yang pernah ditemukan di Bima Sakti


Penampakan lubang hitam/ Istimewa

Context.id, JAKARTA - Para astronom menemukan lubang hitam raksasa yang terbentuk setelah ledakan bintang yang berjarak hanya 2.000 tahun cahaya dari Bumi.

BH3 adalah lubang hitam bintang paling masif yang pernah ditemukan di Bima Sakti dan terungkap kepada para peneliti melalui tarikan kuat yang diberikannya pada bintang pendamping yang mengorbit objek di konstelasi Aquila, sang Elang.

Penemuan kebetulan ini sangat penting sehingga para ilmuwan merilis rincian objek tersebut lebih awal dari yang direncanakan agar astronom lain dapat melakukan pengamatan lebih lanjut sesegera mungkin.

“Ini benar-benar kejutan,” kata Dr Pasquale Panuzzo, astronom dan anggota kolaborasi Gaia di Observatoire de Paris dilansir dari Guardian.

“Ini adalah lubang hitam asal bintang paling masif di galaksi kita dan yang terdekat kedua yang ditemukan sejauh ini.”

Lubang hitam bintang terbentuk ketika bintang masif runtuh di akhir masa hidupnya. Lusinan telah ditemukan di Bima Sakti, sebagian besar berbobot sekitar 10 kali massa Matahari.

Lubang hitam paling mengesankan di Bima Sakti, Sagitarius A, memiliki massa gabungan beberapa juta matahari. Ia bersembunyi di jantung galaksi dan terbentuk bukan dari bintang yang meledak melainkan dari runtuhnya awan debu dan gas yang sangat besar.



Para peneliti melihat BH3 dalam kumpulan data terbaru yang dikumpulkan oleh misi Gaia Badan Antariksa Eropa. Teleskop luar angkasa diluncurkan pada tahun 2013 dengan tujuan menyusun peta 3D satu miliar bintang.

Saat para peneliti meninjau pengamatan Gaia, mereka melihat adanya goyangan yang jelas di salah satu bintang di Aquila, sebuah konstelasi yang terlihat di langit musim panas di belahan bumi utara.

Pergerakan tersebut menunjukkan bahwa bintang tersebut ditarik oleh lubang hitam yang 33 kali lebih besar dari matahari.

Pengamatan lebih lanjut dari Very Large Telescope milik European Southern Observatory di gurun Atacama, Chili, mengkonfirmasi massa BH3 dan orbit bintang tersebut, yang mengelilingi lubang hitam setiap 11,6 tahun sekali.

“Hanya lubang hitam pusat di Bima Sakti yang lebih masif dari lubang hitam ini,” kata Panuzzo.

Meskipun BH3 lebih masif dibandingkan lubang hitam bintang lain di Bima Sakti, BH3 serupa dengan beberapa lubang hitam yang terungkap oleh gelombang gravitasi, atau riak di ruang-waktu, yang dihasilkan ketika lubang hitam bertabrakan di galaksi jauh.

Mungkin ada lubang hitam bintang berukuran 100m di Bima Sakti, namun meskipun massanya sangat besar dan kekuatan dahsyat yang dihasilkannya, lubang hitam ini sangat sulit dikenali.

“Kebanyakan dari mereka tidak memiliki bintang yang mengorbit di sekitarnya, sehingga hampir tidak terlihat oleh kita,” kata Panuzzo.

Pengukuran terhadap bintang pendamping BH3 tidak menemukan tanda-tanda bahwa bintang tersebut terkontaminasi material yang keluar dari ledakan bintang yang membentuk lubang hitam.

Temuan ini menunjukkan bahwa lubang hitam terbentuk jauh sebelum bintang pendampingnya terjebak dalam medan gravitasi yang kuat.

Data Gaia tahap berikutnya akan dirilis paling cepat pada akhir tahun 2025, tetapi pentingnya penemuan ini membuat tim internasional merilis rincian BH3 lebih awal sehingga para astronom dapat segera mempelajarinya.


Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Warung Madura, antara Kontroversi dan Keunikannya

Pedagang Madura di kampungnya sanggup membangun rumah mewah bertingkat dari hasil jualan kelontongan

Context.id | 30-04-2024

Gelombang Panas Menyerang Asia, Anak Sekolah Diliburkan

Akibat gelombang panas, banyak terjadi penularan penyakit di kalangan guru dan siswa dalam beberapa hari terakhir.

Context.id | 30-04-2024

Perempuan Jadi Ujung Tombak Kekayaan Intelektual

Perempuan Indonesia masih kurang berpartisipasi aktif dalam sistem kekayaan intelektual

Noviarizal Fernandez | 30-04-2024

Indonesia Dorong Pembentukan Global Water Fund

Global Water Fund merespon ketimpangan anggaran dan mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Noviarizal Fernandez | 30-04-2024