Stories - 21 January 2024

Hak Cipta dan Royalti Lagu Bisa Jadi Harta Bersama Pernikahan?

Selebram Inara Rusli berselisih dengan mantan suaminya musisi Virgoun soal royalti hak cipta lagu. Bagaimana kacamata hukum melihat persoalan ini?


Jika tidak didaftarkan ke DJKI, karya seseorang bisa diplagiasi atau dijual secara ilegal (sumber gambar Unsplash/Markus Winkler)

Context.id, JAKARTA - Proses gugatan selebgram Inara Rusli kepada musisi Virgoun atas dugaan perbuatan melawan hukum terkait pengalihan royalti di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat masih terus bergulir.

Inara mempermasalahkan pengalihan hak cipta dan hak royalti empat lagu salah satunya Surat Cinta Untuk Starla yang menjadi harta bersama menurut putusan Pengadilan Agama Jakarta Barat. Inara berdalih Virgoun mengambil inspirasi pembuatan lagu itu dari ketiga anak mereka.

Terkait gugatan tersebut, Partner AHP Law Firm, Ari Juliano Gema, menegaskan konsep kepemilikan harta bersama terkait hak cipta atas lagu tidak bisa dialihkan 100% kepada pihak lain.

Menurutnya, kepemilikan atas hak cipta merupakan hak pribadi pencipta yang melekat pada hak moral. Kepemilikan atas lagu tetap menjadi hak pencipta bahkan saat pencipta meninggal dunia.

Lain halnya dengan hak ekonomi atas lagu yang dapat dialihkan kepada pihak lain lewat berbagai cara, contohnya lisensi dan ahli waris.

Hak ekonomi yang dimaksud adalah hak eksklusif pencipta atau pemegang hak cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan.

“Hak cipta dianggap sebagai harta bersama tentu saja ini merupakan suatu anggapan yang salah. Dalam artian bahwa tidak berdasar karena memang tidak otomatis bawah suatu hak cipta bisa dijadikan harta bersama kalau tidak ada kontribusi yang berarti,” ungkap Ari kepada Context.

Ari mencontohkan kontribusi yang dimaksud dalam penciptaan lagu yakni jika seseorang terlibat secara langsung dalam proses pembuatan lirik dan melodinya.

Jika pasangan tidak memiliki kontribusi pada keduanya maka tidak bisa dikatakan turut menciptakan atau sebagai inspirator. Karena menurutnya, pencipta lagu memiliki hak penuh untuk menulis lagu tanpa harus mencatat sumber inspirasinya sebagai pencipta.

“Kembali lagi melihat apakah ada perjanjian perkawinan yang mengatur mengenai hal itu apakah memang ada kontribusi nyata dari pasangan terhadap pencipta lagu tersebut, “jelas Ari.

Ari menegaskan kontribusi tersebut juga harus dituangkan dalam kelengkapan dokumen pada saat pencatatan ciptaan di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham.

Namun jika istri mengklaim adanya keterlibatan dirinya dalam penciptaan lagu tetapi tidak dicatatkan oleh pihak suami, maka pihak istri bisa melayangkan gugatan ke Pengadilan Niaga.

“Dicantumkan kalau misalnya dalam hubungan suami istri tersebut pasangan saling melengkapi atau saling berkontribusi maka ya dua duanya atau suami istri itu bisa saling dimasukkan,” pungkasnya.


Penulis : Ririn oktaviani

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Perebutan Likuiditas di Indonesia, Apa Itu?

Likuditas adalah kemampuan entitas dalam memenuhi kewajiban finansialnya yang akan jatuh tempo

Noviarizal Fernandez | 26-07-2024

Suku Inuit di Alaska, Tetap Sehat Walau Tak Makan Sayur

Suku Inuit tetap sehat karena memakan banyak organ daging mentah yang mempunyai kandungan vitamin C, nutrisi, dan lemak jenuh tinggi

Context.id | 26-07-2024

Dampingi Korban Kekerasan Seksual Malah Terjerat UU ITE

Penyidik dianggap tidak memperhatikan dan berupaya mencari fakta-fakta yang akurat berkaitan dengan kasus kekerasan seksual

Noviarizal Fernandez | 26-07-2024

Ini Aturan Penggunaan Bahan Pengawet Makanan

Pengawet makanan dari bahan kimia boleh digunakan dengan batas kadar yang sudah ditentukan BPOM

Noviarizal Fernandez | 25-07-2024