Share

Stories 10 Januari 2024

Pertamina Internasional Shipping Tambah 2 Kapal Tanker Raksasa

PT Pertamina International Shipping (PIS) berencana memiliki enam kapal tanker raksasa jenis VLGC untuk mengangkut LPG

Context.id, JAKARTA - PT Pertamina International Shipping (PIS), anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang logistik dan pelayaran terintegrasi, gencar menyasar pasar global di tengah tingginya tuntutan dunia terhadap transisi energi.

Komitmen tersebut diperkuat dengan rencana penguatan armada tanker jenis very large gas carrier (VLGC) sebanyak enam unit sepanjang tahun ini. 

Saat ini, PIS telah memiliki tiga unit VLGC, yang terdiri dari 1 unit VLGC yang dimiliki sejak Februari 2023 dan 2 unit VLGC yang baru saja dilepas perdana oleh Hyundai ke PIS kemarin di dok Hyundai Samho, Selasa (9/1). Kedua kapal VLGC tersebut diberi nama Pertamina Gas Tulip dan Pertamina Gas Bergenia. 

“Pelepasan perdana dua kapal VLGC ini menandai komitmen PIS yang kuat terhadap  ketahanan energi dan sekaligus mengukuhkan posisi kami sebagai pemain di pasar global. Akan ada 4 kapal VLGC lagi sampai dengan akhir tahun,” ujar Direktur Utama PIS Yoki Firnandi di sela-sela acara Naming Ceremony of Pertamina Gas Tulip dan Pertamina Gas Bergenia, seperti dikutip Rabu (10/1/2023). 

Hadir dalam acara tersebut Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Komisaris PIS Iggi H. Achsien dan Lina Santi,  serta Direktur Keuangan PIS Diah Kurniawati. 



Yoki mengungkapkan kedua kapal VLGC tersebut merupakan tanker liquid petroleum gas (LPG) terbesar di dunia, dengan luasan sekitar 1,5 kali lapangan bola dan daya angkut sebesar 91.000 Cubic Meter (CBM) atau setara dengan 32.000 ton LPG.

Diketahui, harga masing-masing kapal tersebut sebesar US$110 juta. 

Selain mengangkut LPG, kapal yang mengadopsi teknologi dual fuel tersebut juga dapat memuat amonia (ammonia cargo ready), dan memiliki emisi karbon yang rendah dengan Selective Catalytic Reduction (SCR).

Penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kapal ini dapat dioperasikan dengan kecepatan yang lebih tinggi, tetapi hemat bahan bakar hingga 16%.

“Permintaan terhadap pengangkutan gas dan amonia di pasar global terus meningkat. Ini peluang yang besar bagi kami,” tegas Yoki. 

Berdasarkan data yang diperoleh Bisnis, volume perdagangan LPG diperkirakan tumbuh hingga 13% dalam 5 tahun ke depan. Adapun, permintaan terhadap LPG untuk sektor rumah tangga di Tanah Air meningkat 3,9% per tahun hingga 2030. 

Sementara itu, volume perdagangan amonia diperkirakan tumbuh rata-rata 22,5% per tahun antara 2023 dan 2028. Tingginya volume perdagangan amonia tersebut sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap amonia sebagai bahan bakar rendah karbon. 

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan tiga alasan dibalik keputusan strategis untuk membeli dua kapal VLGC Pertamina Gas Tulip dan VLGC Pertamina Gas Bergenia tersebut.

Pertama, penambahan dua kapal baru untuk melayani pasar internasional itu merespons tingginya permintaan pasar yang diperkirakan bakal naik sejalan dengan pemulihan pascapandemi Covid-19. 

“Ketika permintaan naik seperti sekarang ini, kapal kita sudah siap,” ujar Nicke. 

Kedua, pembelian kapal dengan kemampuan untuk mengangkut LPG dan  amonia juga memiliki tujuan tersendiri. Kebutuhan terhadap gas, yang merupakan bridging fuel dalam transisi energi, akan semakin membesar.

Begitu juga dengan kebutuhan terhadap amonia, yang saat ini dinilai sebagai bahan bakar campuran paling efektif untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). 

Menurut Nicke, saat ini semua negara sudah mulai realistis terhadap nasib PLTU yang tidak mungkin dimatikan atau ditutup begitu saja. Sejumlah negara bahkan telah menjalankan strategi menjaga keberlangsungan PLTU dengan mengonversi sebagian kebutuhan batu bara dengan amonia. 

“Jadi, secara bertahap emisi dikurangi tapi ketahanan energinya tetap terjaga dan itu ada pada amonia. Makanya kenapa kita pilih itu. Dan, untuk amonia, pasarnya akan besar sekali ke depannya sejalan dengan kebutuhan atau permintaan dari negara lain,” tuturnya. 

Ketiga, tuntutan globalisasi. Menurut Nicke, PIS telah menjadi market leader di Indonesia, dan sudah seharusnya didorong untuk menjadi pemain global. 

Dengan kekuatan kapal yang per saat ini telah mencapai 61 kapal, termasuk tambahan 2 kapal VLGC yang baru, Nicke yakin anak usaha Pertamina tersebut bisa menjadi salah satu pemain global yang terdepan di pasar internasional. 

“Bahkan, Jepang sudah siap membeli amonia dari pabrik yang baru kita bangun di Fakfak, Papua. Begitu pabrik tersebut sudah siap, kapal sudah ada dan tinggal diangkut.” 

Sebagai catatan, dua kapal VLGC yang baru dilepas kemarin merupakan bagian dari kerja sama kepemilikan antara PIS dan BGN International yang telah ditandatangani pada Oktober 2023 lalu di sela-sela gelaran Abu Dhabi International Petroleum and Conference 2023 di Uni Emirat Arab. 

BGN International yang bermarkas di Dubai dan telah beroperasi di 23 negara, dikenal sebagai perusahaan trading LPG terbesar dunia dan pemasok utama LPG ke Indonesia. Jika berjalan sesuai rencana, akan ada 2 kapal VLGC lagi yang siap dilepas pada Maret mendatang.



Penulis : Ririn oktaviani

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 10 Januari 2024

Pertamina Internasional Shipping Tambah 2 Kapal Tanker Raksasa

PT Pertamina International Shipping (PIS) berencana memiliki enam kapal tanker raksasa jenis VLGC untuk mengangkut LPG

Context.id, JAKARTA - PT Pertamina International Shipping (PIS), anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang logistik dan pelayaran terintegrasi, gencar menyasar pasar global di tengah tingginya tuntutan dunia terhadap transisi energi.

Komitmen tersebut diperkuat dengan rencana penguatan armada tanker jenis very large gas carrier (VLGC) sebanyak enam unit sepanjang tahun ini. 

Saat ini, PIS telah memiliki tiga unit VLGC, yang terdiri dari 1 unit VLGC yang dimiliki sejak Februari 2023 dan 2 unit VLGC yang baru saja dilepas perdana oleh Hyundai ke PIS kemarin di dok Hyundai Samho, Selasa (9/1). Kedua kapal VLGC tersebut diberi nama Pertamina Gas Tulip dan Pertamina Gas Bergenia. 

“Pelepasan perdana dua kapal VLGC ini menandai komitmen PIS yang kuat terhadap  ketahanan energi dan sekaligus mengukuhkan posisi kami sebagai pemain di pasar global. Akan ada 4 kapal VLGC lagi sampai dengan akhir tahun,” ujar Direktur Utama PIS Yoki Firnandi di sela-sela acara Naming Ceremony of Pertamina Gas Tulip dan Pertamina Gas Bergenia, seperti dikutip Rabu (10/1/2023). 

Hadir dalam acara tersebut Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Komisaris PIS Iggi H. Achsien dan Lina Santi,  serta Direktur Keuangan PIS Diah Kurniawati. 



Yoki mengungkapkan kedua kapal VLGC tersebut merupakan tanker liquid petroleum gas (LPG) terbesar di dunia, dengan luasan sekitar 1,5 kali lapangan bola dan daya angkut sebesar 91.000 Cubic Meter (CBM) atau setara dengan 32.000 ton LPG.

Diketahui, harga masing-masing kapal tersebut sebesar US$110 juta. 

Selain mengangkut LPG, kapal yang mengadopsi teknologi dual fuel tersebut juga dapat memuat amonia (ammonia cargo ready), dan memiliki emisi karbon yang rendah dengan Selective Catalytic Reduction (SCR).

Penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kapal ini dapat dioperasikan dengan kecepatan yang lebih tinggi, tetapi hemat bahan bakar hingga 16%.

“Permintaan terhadap pengangkutan gas dan amonia di pasar global terus meningkat. Ini peluang yang besar bagi kami,” tegas Yoki. 

Berdasarkan data yang diperoleh Bisnis, volume perdagangan LPG diperkirakan tumbuh hingga 13% dalam 5 tahun ke depan. Adapun, permintaan terhadap LPG untuk sektor rumah tangga di Tanah Air meningkat 3,9% per tahun hingga 2030. 

Sementara itu, volume perdagangan amonia diperkirakan tumbuh rata-rata 22,5% per tahun antara 2023 dan 2028. Tingginya volume perdagangan amonia tersebut sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap amonia sebagai bahan bakar rendah karbon. 

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan tiga alasan dibalik keputusan strategis untuk membeli dua kapal VLGC Pertamina Gas Tulip dan VLGC Pertamina Gas Bergenia tersebut.

Pertama, penambahan dua kapal baru untuk melayani pasar internasional itu merespons tingginya permintaan pasar yang diperkirakan bakal naik sejalan dengan pemulihan pascapandemi Covid-19. 

“Ketika permintaan naik seperti sekarang ini, kapal kita sudah siap,” ujar Nicke. 

Kedua, pembelian kapal dengan kemampuan untuk mengangkut LPG dan  amonia juga memiliki tujuan tersendiri. Kebutuhan terhadap gas, yang merupakan bridging fuel dalam transisi energi, akan semakin membesar.

Begitu juga dengan kebutuhan terhadap amonia, yang saat ini dinilai sebagai bahan bakar campuran paling efektif untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). 

Menurut Nicke, saat ini semua negara sudah mulai realistis terhadap nasib PLTU yang tidak mungkin dimatikan atau ditutup begitu saja. Sejumlah negara bahkan telah menjalankan strategi menjaga keberlangsungan PLTU dengan mengonversi sebagian kebutuhan batu bara dengan amonia. 

“Jadi, secara bertahap emisi dikurangi tapi ketahanan energinya tetap terjaga dan itu ada pada amonia. Makanya kenapa kita pilih itu. Dan, untuk amonia, pasarnya akan besar sekali ke depannya sejalan dengan kebutuhan atau permintaan dari negara lain,” tuturnya. 

Ketiga, tuntutan globalisasi. Menurut Nicke, PIS telah menjadi market leader di Indonesia, dan sudah seharusnya didorong untuk menjadi pemain global. 

Dengan kekuatan kapal yang per saat ini telah mencapai 61 kapal, termasuk tambahan 2 kapal VLGC yang baru, Nicke yakin anak usaha Pertamina tersebut bisa menjadi salah satu pemain global yang terdepan di pasar internasional. 

“Bahkan, Jepang sudah siap membeli amonia dari pabrik yang baru kita bangun di Fakfak, Papua. Begitu pabrik tersebut sudah siap, kapal sudah ada dan tinggal diangkut.” 

Sebagai catatan, dua kapal VLGC yang baru dilepas kemarin merupakan bagian dari kerja sama kepemilikan antara PIS dan BGN International yang telah ditandatangani pada Oktober 2023 lalu di sela-sela gelaran Abu Dhabi International Petroleum and Conference 2023 di Uni Emirat Arab. 

BGN International yang bermarkas di Dubai dan telah beroperasi di 23 negara, dikenal sebagai perusahaan trading LPG terbesar dunia dan pemasok utama LPG ke Indonesia. Jika berjalan sesuai rencana, akan ada 2 kapal VLGC lagi yang siap dilepas pada Maret mendatang.



Penulis : Ririn oktaviani

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Apakah Asteroid yang Kaya Logam Mulia Ribuan Triliun Dolar Bisa Ditambang?

Sebuah wahana antariksa sedang dalam perjalanan menuju sebuah asteroid yang mungkin mengandung logam berharga senilai sekitar US 100 ribu kuadrili ...

Context.id . 22 November 2024

Sertifikasi Halal Perkuat Daya Saing Produk Dalam Negeri

Sertifikasi halal menjadi salah satu tameng bagi pengusaha makanan dan minuman dari serbuan produk asing.

Noviarizal Fernandez . 22 November 2024

Paus Fransiskus Bakal Kanonisasi Carlo Acutis, Santo Millenial Pertama

Paus Fransiskus akan mengkanonisasi Carlo Acutis pada 27 April 2025, menjadikannya santo millenial pertama dan simbol kesatuan iman dengan dunia d ...

Context.id . 22 November 2024

Benar-benar Komedi, Pisang Dilakban Bisa Dilelang hingga Rp98,8 Miliar

Karya seni konseptual pisang karya Maurizio Cattelan, \"Comedian,\" saat dilelang di rumah lelang Sotheby’s jatuh ke tangan seorang pengusaha kr ...

Context.id . 22 November 2024