Share

Home Stories

Stories 04 Januari 2024

Gejala Covid Varian Baru JN.1, Sulit Tidur dan Cemas Berlebih

Selain penyebarannya sangat pesat, Covid Varian Baru JN.1 menimbulkan gejala baru seperti kesulitan penderita untuk dapat tidur dan kecemasan yang berlebih.

Context.id, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa subvarian baru dari strain Omicron Covid-19 atau  JN.1, adalah variant of interest (varian yang diperhatikan) akibat penyebarannya yang pesat di banyak negara di dunia.

Menurut WHO, varian baru JN.1 persebarannya meningkat secara pesat di beberapa negara seperti India, China, Inggris, dan Amerika Serikat. WHO juga menambahkan bahwa risiko JN.1 bagi publik sekarang masih rendah dan vaksin-vaksin yang ada saat ini dapat memberikan perlindungan terhadap subvarian ini.

Saat ini, subvarian JN.1 adalah yang paling cepat pertumbuhannya di Amerika Serikat dengan infeksi sebanyak 15-29%, menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Otoritas kesehatan Inggris menyatakan JN.1 mencakup sekitar 7% dari kasus tes positif Covid berdasarkan analisa laboratorium. Mereka menambahkan akan terus mengawasi semua data terkait JN.1 dan varian lainnya.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan mencatat sampai dengan 1 Januari 2024, ada 149 kasus Covid-19 baru dengan varian JN.1. Varian turunan dari Omicron BA.2.86 ini dinilai menyebar lebih cepat dan mendominasi infeksi pada pasien Covid-19 di Indonesia sepekan terakhir.



Tidak jauh berbeda dengan varian sebelum-sebelumnya, gejala varian ini juga seperti menyebabkan batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, demam, hilang perasa dan penciuman, hidung tersumbat, pilek, kelelahan, dan gejala sakit perut seperti diare.

Hanya saja, seperti dilansir dari Bisnis, ada gejala unik lain yang perlu diperhatikan terkait varian ini, yakni gejala kesulitan tidur dan kecemasan.

Memang, sejak periode pandemi, virus ini banyak dikaitkan dengan munculnya tingkat stres yang tinggi, kecemasan berlebih dan ketidakpastian sehingga membuat pengidapnya mengalami gangguan tidur.

Pasalnya, virus ini membuat badan sakit dan ngilu, masalah pernapasan, ketidaknyamanan, atau demam, yang selanjutnya berdampak pada kualitas tidur. Padahal, tidur yang cukup sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh yang sehat.  

Kementerian Kesehatan juga menganjurkan agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan agar tetap aman selama varian Covid baru ini masih terus menyebar. Mulai dari menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan secara teratur dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air.

Masyarakat juga diimbau untuk menjalankan vaksinasi dan segara memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika merasa tidak enak badan atau menunjukkan gejala yang mirip dengan Covid-19.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 04 Januari 2024

Gejala Covid Varian Baru JN.1, Sulit Tidur dan Cemas Berlebih

Selain penyebarannya sangat pesat, Covid Varian Baru JN.1 menimbulkan gejala baru seperti kesulitan penderita untuk dapat tidur dan kecemasan yang berlebih.

Context.id, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa subvarian baru dari strain Omicron Covid-19 atau  JN.1, adalah variant of interest (varian yang diperhatikan) akibat penyebarannya yang pesat di banyak negara di dunia.

Menurut WHO, varian baru JN.1 persebarannya meningkat secara pesat di beberapa negara seperti India, China, Inggris, dan Amerika Serikat. WHO juga menambahkan bahwa risiko JN.1 bagi publik sekarang masih rendah dan vaksin-vaksin yang ada saat ini dapat memberikan perlindungan terhadap subvarian ini.

Saat ini, subvarian JN.1 adalah yang paling cepat pertumbuhannya di Amerika Serikat dengan infeksi sebanyak 15-29%, menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Otoritas kesehatan Inggris menyatakan JN.1 mencakup sekitar 7% dari kasus tes positif Covid berdasarkan analisa laboratorium. Mereka menambahkan akan terus mengawasi semua data terkait JN.1 dan varian lainnya.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan mencatat sampai dengan 1 Januari 2024, ada 149 kasus Covid-19 baru dengan varian JN.1. Varian turunan dari Omicron BA.2.86 ini dinilai menyebar lebih cepat dan mendominasi infeksi pada pasien Covid-19 di Indonesia sepekan terakhir.



Tidak jauh berbeda dengan varian sebelum-sebelumnya, gejala varian ini juga seperti menyebabkan batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, demam, hilang perasa dan penciuman, hidung tersumbat, pilek, kelelahan, dan gejala sakit perut seperti diare.

Hanya saja, seperti dilansir dari Bisnis, ada gejala unik lain yang perlu diperhatikan terkait varian ini, yakni gejala kesulitan tidur dan kecemasan.

Memang, sejak periode pandemi, virus ini banyak dikaitkan dengan munculnya tingkat stres yang tinggi, kecemasan berlebih dan ketidakpastian sehingga membuat pengidapnya mengalami gangguan tidur.

Pasalnya, virus ini membuat badan sakit dan ngilu, masalah pernapasan, ketidaknyamanan, atau demam, yang selanjutnya berdampak pada kualitas tidur. Padahal, tidur yang cukup sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh yang sehat.  

Kementerian Kesehatan juga menganjurkan agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan agar tetap aman selama varian Covid baru ini masih terus menyebar. Mulai dari menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan secara teratur dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air.

Masyarakat juga diimbau untuk menjalankan vaksinasi dan segara memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika merasa tidak enak badan atau menunjukkan gejala yang mirip dengan Covid-19.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Negosiasi RI-AS Mandek Tapi Vietnam Berhasil, Kok Bisa?

Menilai paket negosiasi yang ditawarkan Vietnam kepada AS secara signifikan mengurangi defisit neraca perdagangan AS

Renita Sukma . 11 July 2025

Ditekan Tarif Trump, Indonesia Bisa Perluas Pasar Tekstil ke Eropa

Di tengah tekanan tarif Trump 32%, Indonesia memiliki peluang untuk memperluas pasar ke Uni Eropa

Renita Sukma . 11 July 2025

Tarif Jadi Senjata Trump Jegal China di Panggung Global

Kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump bertujuan untuk menghambat China dalam rantai pasok global

Renita Sukma . 11 July 2025

Ancaman Tarif Trump untuk 14 Negara, Indonesia Kena!

Negara-negara ini akan menghadapi tarif baru jika gagal mencapai kesepakatan dagang dengan AS sebelum batas waktu yang ditentukan

Noviarizal Fernandez . 10 July 2025