Share

Home Stories

Stories 16 Juni 2022

Covid-19 Naik Lagi, Indonesia OTW Masuk Gelombang Baru?

Pada hari Rabu (15/6/2022), total kasus baru di Indonesia bertambah 1.242 orang.

Petugas kesehatan melakukan tes usap Covid-19 kepada seorang bocah saat tes massal di Kelurahan Krukut, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.

Context, JAKARTA - Indonesia kembali dibayang-bayangi oleh gelombang baru dari Covid-19. Pada hari Rabu kemarin (15/6/2022), total kasus baru di Indonesia bertambah 1.242 orang. Kota dengan penyumbang terbanyak adalah DKI Jakarta dengan 730 kasus, kemudian diikuti oleh Provinsi Jawa Barat dengan 216 kasus, lalu Banten dengan tambahan 146 kasus, Jawa Timur dengan 63 kasus, Bali 33 kasus, dan Jawa Tengah 15 kasus. 

Menurut peneliti sekaligus Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, kenaikan kasus ini bisa terjadi karena sudah menyebarnya subvarian Omicron, yakni BA.4 dan BA.5. Menurutnya, hal ini sudah menjadi sesuatu yang wajar. Setiap ada varian baru, pasti akan terjadi gelombang baru juga.

"Positivity rate makin tinggi, kalau masih tidak bergerak penambahan kasus akan terus meluncur deras. Pada berbagai kesempatan, saya menyampaikan bahwa kasus covid-19 akan kembali meningkat kembali jika ada varian baru muncul. Seperti sebelumnya pada delta dan Omicron," kata Prof. Ari.


Penyebab Utama

Menurut Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, ada 3 penyebab utama kenapa kasus Covid-19 di Indonesia bisa naik lagi. Penyebab pertama adalah tingkat imunitas warga Indonesia. Saat ini, jumlah penduduk yang sudah menerima vaksinasi booster baru mencapai 23,03% atau sebanyak 48.038.725 orang. Padahal, saat ini vaksin booster sangat dibutuhkan untuk meningkatkan imunitas dari virus Corona yang terus bermutasi.

Penyebab kedua adalah penerapan protokol kesehatan yang dilonggarkan. Sebelumnya, pemerintah memang sudah melonggarkan beberapa protokol kesehatan yang ada. Seperti meniadakan kewajiban pemakaian masker di ruang terbuka, bolehnya menggelar acara yang menyebabkan timbulnya kerumunan, dan lain-lain. Adanya pelonggaran protokol kesehatan, otomatis akan mempermudah virus udah menular dari satu orang ke orang yang lain.

Penyebab ketiga adalah virus Corona yang terus menerus bermutasi. Saat ini, mutasi terbaru yang paling berbahaya adalah Omicron subvarian BA.4 dan BA.5. Varian ini bahkan sudah dianggap sebagai variant of concern. 

Sebenarnya, Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 ini tidak lebih parah dari Omicron atau pun Delta. Namun, dua varian baru ini punya kelebihan lebih cepat menular dan bisa menembus imunitas seseorang. 


Apa yang Harus Dilakukan?

Sebenarnya, cara yang harus dilakukan untuk mencegah gelombang baru ini sama saja dengan cara yang sudah pernah kita lakukan sebelumnya, yaitu dengan mengetatkan protokol kesehatan dan menggalakkan vaksinasi booster. Menurut Profesor Zubairi Djoerban, cara-cara tersebut akan selalu menjadi solusi utama dalam menangani kenaikkan kasus.

Selain itu, menurut Profesor Zubairi kita juga tidak boleh menganggap remeh varian baru ini. Karena varian ini terbukti telah meningkatkan kasus Covid-19 di negara-negara lain yang telah melonggarkan prokes.

"Sudah saatnya siaga dan tidak memandang remeh. Pakai masker dan mari kita tingkatkan capaian booster," ujar Zubairi



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

Stories 16 Juni 2022

Covid-19 Naik Lagi, Indonesia OTW Masuk Gelombang Baru?

Pada hari Rabu (15/6/2022), total kasus baru di Indonesia bertambah 1.242 orang.

Petugas kesehatan melakukan tes usap Covid-19 kepada seorang bocah saat tes massal di Kelurahan Krukut, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.

Context, JAKARTA - Indonesia kembali dibayang-bayangi oleh gelombang baru dari Covid-19. Pada hari Rabu kemarin (15/6/2022), total kasus baru di Indonesia bertambah 1.242 orang. Kota dengan penyumbang terbanyak adalah DKI Jakarta dengan 730 kasus, kemudian diikuti oleh Provinsi Jawa Barat dengan 216 kasus, lalu Banten dengan tambahan 146 kasus, Jawa Timur dengan 63 kasus, Bali 33 kasus, dan Jawa Tengah 15 kasus. 

Menurut peneliti sekaligus Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, kenaikan kasus ini bisa terjadi karena sudah menyebarnya subvarian Omicron, yakni BA.4 dan BA.5. Menurutnya, hal ini sudah menjadi sesuatu yang wajar. Setiap ada varian baru, pasti akan terjadi gelombang baru juga.

"Positivity rate makin tinggi, kalau masih tidak bergerak penambahan kasus akan terus meluncur deras. Pada berbagai kesempatan, saya menyampaikan bahwa kasus covid-19 akan kembali meningkat kembali jika ada varian baru muncul. Seperti sebelumnya pada delta dan Omicron," kata Prof. Ari.


Penyebab Utama

Menurut Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, ada 3 penyebab utama kenapa kasus Covid-19 di Indonesia bisa naik lagi. Penyebab pertama adalah tingkat imunitas warga Indonesia. Saat ini, jumlah penduduk yang sudah menerima vaksinasi booster baru mencapai 23,03% atau sebanyak 48.038.725 orang. Padahal, saat ini vaksin booster sangat dibutuhkan untuk meningkatkan imunitas dari virus Corona yang terus bermutasi.

Penyebab kedua adalah penerapan protokol kesehatan yang dilonggarkan. Sebelumnya, pemerintah memang sudah melonggarkan beberapa protokol kesehatan yang ada. Seperti meniadakan kewajiban pemakaian masker di ruang terbuka, bolehnya menggelar acara yang menyebabkan timbulnya kerumunan, dan lain-lain. Adanya pelonggaran protokol kesehatan, otomatis akan mempermudah virus udah menular dari satu orang ke orang yang lain.

Penyebab ketiga adalah virus Corona yang terus menerus bermutasi. Saat ini, mutasi terbaru yang paling berbahaya adalah Omicron subvarian BA.4 dan BA.5. Varian ini bahkan sudah dianggap sebagai variant of concern. 

Sebenarnya, Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 ini tidak lebih parah dari Omicron atau pun Delta. Namun, dua varian baru ini punya kelebihan lebih cepat menular dan bisa menembus imunitas seseorang. 


Apa yang Harus Dilakukan?

Sebenarnya, cara yang harus dilakukan untuk mencegah gelombang baru ini sama saja dengan cara yang sudah pernah kita lakukan sebelumnya, yaitu dengan mengetatkan protokol kesehatan dan menggalakkan vaksinasi booster. Menurut Profesor Zubairi Djoerban, cara-cara tersebut akan selalu menjadi solusi utama dalam menangani kenaikkan kasus.

Selain itu, menurut Profesor Zubairi kita juga tidak boleh menganggap remeh varian baru ini. Karena varian ini terbukti telah meningkatkan kasus Covid-19 di negara-negara lain yang telah melonggarkan prokes.

"Sudah saatnya siaga dan tidak memandang remeh. Pakai masker dan mari kita tingkatkan capaian booster," ujar Zubairi



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025