Share

Stories 04 Januari 2024

Rektor Kulit Hitam Pertama di Harvard Mengundurkan Diri

Gay menjadi presiden kulit hitam pertama dalam sejarah Harvard selama 388 tahun dan perempuan kedua yang menjabat sebagai pucuk pimpinan kampus.

Context.id, JAKARTA - Claudine Gay, orang nonkaukasian pertama yang menjadi rektor Universitas Harvard di Amerika Serikat mengumumkan pengunduran dirinya pada awal pekan ini.

Meskipun mengundurkan diri dari jabatan rektor, Gay tetap berada di lingkungan Harvard dan mengisi jabatan di salah satu fakultas universitas bergengsi dunia tersebut.

Untuk mengisi kekosongan jabatan rektor, pihak civitas akademika kemudian menunjuk Alan M. Garber kepala akademik Harvard, sebagai pelaksana tugas.

Mengutip BBC, mundurnya Caludine Gay karena kampus itu juga tersulut sentimen antisemitisme pascaketegangan Hamas dan Israel.

Gay menghadapi tekanan untuk mundur dari komunitas Yahudi di Harvard dan beberapa anggota Kongres terkait komentarnya pada sidang dengar pendapat dengan pihak Kongres pada 5 Desember lalu. Ia juga menghadapi tuduhan plagiarisme dalam karya akademisnya dalam beberapa bulan terakhir.



Gay, serta mantan Presiden University of Pennsylvania Liz Magill, dan Presiden Massachusetts Institute of Technology President Sally Kornbluth bersaksi di hadapan anggota DPR AS pada 5 Desember lalu terkait meningkatnya aksi antisemitisme di kampus-kampus di AS menyusul pecahnya perang antara Israel dan Hamas pada Oktober lalu.

Ketiganya menolak untuk memberikan jawaban pasti “ya” atau “tidak” ketika merespons pertanyaan dari anggota DPR AS asal Partai Republik, Elise Stefanik, yang bertanya soal apakah penyeruan genosida terhadap orang Yahudi akan melanggar peraturan kampus mereka terkait dengan intimidasi atau pelecehan. Mereka beralasan bahwa pihaknya perlu menimbang soal perlindungan kebebasan berpendapat.

“Ini bukanlah keputusan yang saya ambil dengan mudah,” kata Gay, rektor universitas ke-30, dalam pesannya kepada komunitas Harvard sebagaimana diikutip dari laman harvard.edu, Kamis (4/1/2024).

“Saya berharap dapat bekerja sama dengan banyak dari Anda untuk memajukan komitmen terhadap keunggulan akademik yang telah mendorong universitas hebat ini selama berabad-abad. Namun, sudah jelas bahwa demi kepentingan terbaik Harvard jika saya mengundurkan diri sehingga komunitas kita dapat menavigasi momen tantangan luar biasa ini dengan fokus pada institusi daripada individu mana pun,” tambahnya.

Rekan-rekan dari Harvard Corporation, badan pimpinan senior universitas, berterima kasih kepada Gay dan memuji komitmennya terhadap Harvard dan orang-orangnya dalam pesan mereka kepada komunitas.

“Pertama dan terpenting, kami berterima kasih kepada Presiden Gay atas komitmennya yang mendalam dan tak tergoyahkan terhadap Harvard dan upayanya mencapai keunggulan akademis,” tulis rekan-rekan tersebut.

Kampus juga berterima kasih kepada Garber karena telah menjabat sebagai pemimpin sementara universitas, mengingat 12 tahun pengabdiannya sebagai rektor.

“Kami beruntung memiliki seseorang dengan pengalaman Alan yang luas dan mendalam, penilaian yang tajam, gaya kolaboratif, dan pengetahuan institusional yang luar biasa untuk meneruskan prioritas-prioritas utama dan membimbing universitas melalui periode sementara ini,” tulis rekan-rekan tersebut.

Pelakana Tugas

Adapun Garber, merupakan seorang ekonom dan dokter, akan menjabat sebagai presiden sementara sampai pemimpin baru Harvard teridentifikasi dan mulai menjabat,

“Saya sangat menghormati dan mengagumi Claudine Gay. “Pengabdiannya kepada Harvard telah terlihat jelas sepanjang kariernya, termasuk selama masa jabatannya sebagai presiden,” kata Garber.

Garber, lulusan Kolese tersebut, menerima gelar Ph.D. di bidang ekonomi dari Harvard dan gelar M.D. dari Universitas Stanford. Dia memegang sejumlah jabatan puncak di Harvard Medical School, Fakultas Seni dan Sains, Harvard Kennedy School, dan Harvard T.H,  Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan.

Sebelum menjadi rektor Harvard pada 2011, ia menghabiskan 25 tahun di fakultas di Stanford, di mana ia menjabat sebagai Profesor Henry J. Kaiser Jr dan profesor kedokteran serta profesor ekonomi di Sekolah pascasarjana bisnis.

Di Stanford, ia mendirikan dan memimpin Pusat Kebijakan Kesehatan dan Pusat Penelitian Perawatan Primer dan Hasil dan menjabat sebagai staf dokter di Departemen Urusan Veteran Sistem Perawatan Kesehatan Palo Alto.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 04 Januari 2024

Rektor Kulit Hitam Pertama di Harvard Mengundurkan Diri

Gay menjadi presiden kulit hitam pertama dalam sejarah Harvard selama 388 tahun dan perempuan kedua yang menjabat sebagai pucuk pimpinan kampus.

Context.id, JAKARTA - Claudine Gay, orang nonkaukasian pertama yang menjadi rektor Universitas Harvard di Amerika Serikat mengumumkan pengunduran dirinya pada awal pekan ini.

Meskipun mengundurkan diri dari jabatan rektor, Gay tetap berada di lingkungan Harvard dan mengisi jabatan di salah satu fakultas universitas bergengsi dunia tersebut.

Untuk mengisi kekosongan jabatan rektor, pihak civitas akademika kemudian menunjuk Alan M. Garber kepala akademik Harvard, sebagai pelaksana tugas.

Mengutip BBC, mundurnya Caludine Gay karena kampus itu juga tersulut sentimen antisemitisme pascaketegangan Hamas dan Israel.

Gay menghadapi tekanan untuk mundur dari komunitas Yahudi di Harvard dan beberapa anggota Kongres terkait komentarnya pada sidang dengar pendapat dengan pihak Kongres pada 5 Desember lalu. Ia juga menghadapi tuduhan plagiarisme dalam karya akademisnya dalam beberapa bulan terakhir.



Gay, serta mantan Presiden University of Pennsylvania Liz Magill, dan Presiden Massachusetts Institute of Technology President Sally Kornbluth bersaksi di hadapan anggota DPR AS pada 5 Desember lalu terkait meningkatnya aksi antisemitisme di kampus-kampus di AS menyusul pecahnya perang antara Israel dan Hamas pada Oktober lalu.

Ketiganya menolak untuk memberikan jawaban pasti “ya” atau “tidak” ketika merespons pertanyaan dari anggota DPR AS asal Partai Republik, Elise Stefanik, yang bertanya soal apakah penyeruan genosida terhadap orang Yahudi akan melanggar peraturan kampus mereka terkait dengan intimidasi atau pelecehan. Mereka beralasan bahwa pihaknya perlu menimbang soal perlindungan kebebasan berpendapat.

“Ini bukanlah keputusan yang saya ambil dengan mudah,” kata Gay, rektor universitas ke-30, dalam pesannya kepada komunitas Harvard sebagaimana diikutip dari laman harvard.edu, Kamis (4/1/2024).

“Saya berharap dapat bekerja sama dengan banyak dari Anda untuk memajukan komitmen terhadap keunggulan akademik yang telah mendorong universitas hebat ini selama berabad-abad. Namun, sudah jelas bahwa demi kepentingan terbaik Harvard jika saya mengundurkan diri sehingga komunitas kita dapat menavigasi momen tantangan luar biasa ini dengan fokus pada institusi daripada individu mana pun,” tambahnya.

Rekan-rekan dari Harvard Corporation, badan pimpinan senior universitas, berterima kasih kepada Gay dan memuji komitmennya terhadap Harvard dan orang-orangnya dalam pesan mereka kepada komunitas.

“Pertama dan terpenting, kami berterima kasih kepada Presiden Gay atas komitmennya yang mendalam dan tak tergoyahkan terhadap Harvard dan upayanya mencapai keunggulan akademis,” tulis rekan-rekan tersebut.

Kampus juga berterima kasih kepada Garber karena telah menjabat sebagai pemimpin sementara universitas, mengingat 12 tahun pengabdiannya sebagai rektor.

“Kami beruntung memiliki seseorang dengan pengalaman Alan yang luas dan mendalam, penilaian yang tajam, gaya kolaboratif, dan pengetahuan institusional yang luar biasa untuk meneruskan prioritas-prioritas utama dan membimbing universitas melalui periode sementara ini,” tulis rekan-rekan tersebut.

Pelakana Tugas

Adapun Garber, merupakan seorang ekonom dan dokter, akan menjabat sebagai presiden sementara sampai pemimpin baru Harvard teridentifikasi dan mulai menjabat,

“Saya sangat menghormati dan mengagumi Claudine Gay. “Pengabdiannya kepada Harvard telah terlihat jelas sepanjang kariernya, termasuk selama masa jabatannya sebagai presiden,” kata Garber.

Garber, lulusan Kolese tersebut, menerima gelar Ph.D. di bidang ekonomi dari Harvard dan gelar M.D. dari Universitas Stanford. Dia memegang sejumlah jabatan puncak di Harvard Medical School, Fakultas Seni dan Sains, Harvard Kennedy School, dan Harvard T.H,  Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan.

Sebelum menjadi rektor Harvard pada 2011, ia menghabiskan 25 tahun di fakultas di Stanford, di mana ia menjabat sebagai Profesor Henry J. Kaiser Jr dan profesor kedokteran serta profesor ekonomi di Sekolah pascasarjana bisnis.

Di Stanford, ia mendirikan dan memimpin Pusat Kebijakan Kesehatan dan Pusat Penelitian Perawatan Primer dan Hasil dan menjabat sebagai staf dokter di Departemen Urusan Veteran Sistem Perawatan Kesehatan Palo Alto.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Inovasi Kesehatan Mental: Mengobati Depresi Melalui Aplikasi Digital

Aplikasi Rejoyn menawarkan solusi inovatif untuk mengobati depresi dengan latihan emosional yang \"mereset \" sirkuit otak

Context.id . 30 October 2024

Lewat Pertukaran Pelajar, Hubungan Indonesia-Kazakhstan Makin Erat

Hubungan Indonesia-Kazakhstan semakin erat melalui acara \"Kazakhstan-Indonesia Friendship Society\" dan program pertukaran pelajar untuk generasi ...

Helen Angelia . 30 October 2024

Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman

Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...

Context.id . 29 October 2024

Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih

Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung

Context.id . 29 October 2024