Sistem Perbudakan Modern di Negeri Kaya SDA
Perbudakan sebagai sistem yang dianggap melanggar hak asasi manusia dan telah lama dihapuskan ternyata masih ada di salah satu negara di Benua Afrika ini
Context.id, JAKARTA - Perbudakan yang adalah sistem penggerak ekonomi telah dikecam namun rupanya masih dilanggengkan di negara ini.
Negara tersebut adalah Republik Demokratik Kongo yang merupakan negara penghasil kobalt terbesar di dunia. Pada 2022, kontribusinya mencapai 73% dari produksi global.
Kobalt merupakan bahan tambang yang sangat penting dalam produksi baterai untuk alat elektronik seperti ponsel maupun kendaraan listrik.
Siddarth Kara, seorang peneliti dari Amerika Serikat dalam risetnya menemukan fakta mencengangkan, yaitu, terdapat sistem perbudakan modern dalam praktik pertambangan kobalt di sana.
Praktik itu meliputi banyak hal, mulai dari eksploitasi pekerja anak hingga perbudakan seksual.
Perbudakan di Republik Demokratik Kongo ini terkesan sulit terhindar, karena adanya dua hal yang saling berkaitan.
Di satu sisi, masyarakat yang hidup di dalam kemiskinan rela bekerja apapun meski bayarannya murah. Di sisi lainnya, pelaku usaha tambang ingin mendapatkan keuntungan dengan pengeluaran sekecil mungkin.
Siapa pihak yang harus bertanggung jawab atas perbudakan ini? Simak selengkapnya di youtube Context ID ya!
RELATED ARTICLES
Sistem Perbudakan Modern di Negeri Kaya SDA
Perbudakan sebagai sistem yang dianggap melanggar hak asasi manusia dan telah lama dihapuskan ternyata masih ada di salah satu negara di Benua Afrika ini
Context.id, JAKARTA - Perbudakan yang adalah sistem penggerak ekonomi telah dikecam namun rupanya masih dilanggengkan di negara ini.
Negara tersebut adalah Republik Demokratik Kongo yang merupakan negara penghasil kobalt terbesar di dunia. Pada 2022, kontribusinya mencapai 73% dari produksi global.
Kobalt merupakan bahan tambang yang sangat penting dalam produksi baterai untuk alat elektronik seperti ponsel maupun kendaraan listrik.
Siddarth Kara, seorang peneliti dari Amerika Serikat dalam risetnya menemukan fakta mencengangkan, yaitu, terdapat sistem perbudakan modern dalam praktik pertambangan kobalt di sana.
Praktik itu meliputi banyak hal, mulai dari eksploitasi pekerja anak hingga perbudakan seksual.
Perbudakan di Republik Demokratik Kongo ini terkesan sulit terhindar, karena adanya dua hal yang saling berkaitan.
Di satu sisi, masyarakat yang hidup di dalam kemiskinan rela bekerja apapun meski bayarannya murah. Di sisi lainnya, pelaku usaha tambang ingin mendapatkan keuntungan dengan pengeluaran sekecil mungkin.
Siapa pihak yang harus bertanggung jawab atas perbudakan ini? Simak selengkapnya di youtube Context ID ya!
POPULAR
RELATED ARTICLES