Share

Home Originals

Originals 13 Desember 2023

Sistem Perbudakan Modern di Negeri Kaya SDA

Perbudakan sebagai sistem yang dianggap melanggar hak asasi manusia dan telah lama dihapuskan ternyata masih ada di salah satu negara di Benua Afrika ini

Context.id, JAKARTA - Perbudakan yang adalah sistem penggerak ekonomi telah dikecam namun rupanya masih dilanggengkan di negara ini.

Negara tersebut adalah Republik Demokratik Kongo yang merupakan negara penghasil kobalt terbesar di dunia. Pada 2022, kontribusinya mencapai 73% dari produksi global.  

Kobalt merupakan bahan tambang yang sangat penting dalam produksi baterai untuk alat elektronik seperti ponsel maupun kendaraan listrik.

Siddarth Kara, seorang peneliti dari Amerika Serikat dalam risetnya menemukan fakta mencengangkan, yaitu, terdapat sistem perbudakan modern dalam praktik pertambangan kobalt di sana.

Praktik itu meliputi banyak hal, mulai dari eksploitasi pekerja anak hingga perbudakan seksual.

Perbudakan di Republik Demokratik Kongo ini terkesan sulit terhindar, karena adanya dua hal yang saling berkaitan.

Di satu sisi, masyarakat yang hidup di dalam kemiskinan rela bekerja apapun meski bayarannya murah. Di sisi lainnya, pelaku usaha tambang ingin mendapatkan keuntungan dengan pengeluaran sekecil mungkin.

Siapa pihak yang harus bertanggung jawab atas perbudakan ini? Simak selengkapnya di youtube Context ID ya!



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Originals 13 Desember 2023

Sistem Perbudakan Modern di Negeri Kaya SDA

Perbudakan sebagai sistem yang dianggap melanggar hak asasi manusia dan telah lama dihapuskan ternyata masih ada di salah satu negara di Benua Afrika ini

Context.id, JAKARTA - Perbudakan yang adalah sistem penggerak ekonomi telah dikecam namun rupanya masih dilanggengkan di negara ini.

Negara tersebut adalah Republik Demokratik Kongo yang merupakan negara penghasil kobalt terbesar di dunia. Pada 2022, kontribusinya mencapai 73% dari produksi global.  

Kobalt merupakan bahan tambang yang sangat penting dalam produksi baterai untuk alat elektronik seperti ponsel maupun kendaraan listrik.

Siddarth Kara, seorang peneliti dari Amerika Serikat dalam risetnya menemukan fakta mencengangkan, yaitu, terdapat sistem perbudakan modern dalam praktik pertambangan kobalt di sana.

Praktik itu meliputi banyak hal, mulai dari eksploitasi pekerja anak hingga perbudakan seksual.

Perbudakan di Republik Demokratik Kongo ini terkesan sulit terhindar, karena adanya dua hal yang saling berkaitan.

Di satu sisi, masyarakat yang hidup di dalam kemiskinan rela bekerja apapun meski bayarannya murah. Di sisi lainnya, pelaku usaha tambang ingin mendapatkan keuntungan dengan pengeluaran sekecil mungkin.

Siapa pihak yang harus bertanggung jawab atas perbudakan ini? Simak selengkapnya di youtube Context ID ya!



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Indonesia Berburu Pendanaan Iklim di COP30

Sejak COP21, negara-negara maju berjanji mengucurkan US100 miliar per tahun untuk membantu negara berkembang beralih ke energi bersih tapi itu han ...

David Eka . 08 August 2025

Brand Uniqlo akan Terdampak Tarif Trump, Apa Alasannya?

Brand pakaian asal Jepang, Uniqlo, mengakui kebijakan Tarif Trump yang tinggi akan berdampak besar pada operasional bisnis mereka mulai akhir tahu ...

Naufal Jauhar Nazhif . 05 August 2025

Jepang Pecahkan Rekor Internet Dunia, 1,02 Petabit per Detik

Kecepatanya memungkinkan mengunduh seluruh koleksi film di Netflix, puluhan gim berukuran besar atau jutaan lagu dalam hitungan detik

Naufal Jauhar Nazhif . 25 July 2025

Film Superman 2025 Anti Israel, Apa Benar?

Film Superman 2025 mendapat kecaman dari kelompok pro-Israel karena dianggap mempolitisasi perang Israel-Hamas/Palestina.

Naufal Jauhar Nazhif . 23 July 2025