Share

Stories 03 Januari 2024

Bukan Hanya Indonesia, Puluhan Negara Gelar Pemilu 2024

Pada 2024 ini bukan hanya Indonesia yang akan menggelar pemilihan umum, tapi ada lebih dari 50 negara yang juga akan hajat serupa

Context.id, JAKARTA - Indonesia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, akan menyelenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024. Lebih dari 200 juta pemilih di Indonesia dan 1,75 juta pemilih diaspora yang dapat menggunakan hak suaranya untuk memilih presiden dan wakil presiden berikutnya, serta anggota DPR, DPD dan DPRD.

Jika dilihat dari jumlah pemilihnya, ini bisa mencapai sekitar 74% dari total populasi Indonesia. Hajatan ini bisa jadi yang terbesar di dunia karena akan diselenggarakan selama satu hari dan serentak.

Menariknya, tahun 2024 ini bukan hanya Indonesia yang akan menggelar pemilu, tapi banyak negara. Kurang lebih, akan ada 50 negara yang akan mengganti pemimpinnya. Bahkan, dua negara besar penganut sistem demokrasi seperti Amerika Serikat dan India juga akan melakukan pemilu tahun ini.

Alhasil, ini menjadi tahun ujian bagi sistem pemerintahan demokrasi di dunia karena ada tiga negara besar penganut sistem pemerintahan demokrasi, baik dari segi jumlah penduduk maupun geografis akan menyelenggarakan pemilihan umum.

Baik Amerika Serikat, India dan Indonesia setiap hasil pemilunya pasti disoroti dunia, karena dianggap berpengaruh pada bandul politik kebijakan global. Terlebih lagi Amerika Serikat yang dianggap kampiun demokrasi dan polisinya dunia. Siapa yang akan menjadi presiden negeri Paman Sam, itu akan menentukan kebijakan ekonomi politik global, bahkan sampai soal perang dunia.



Tentunya kita masih ingat, bagaimana Presiden George H. W. Bush dan George W. Bush,  duo paket bapak-anak ini melancarkan perang di Timur Tengah, mulai dari Perang Teluk hingga alasan membasmi Al Qaeda di Irak.

Ada juga Barack Obama yang terlibat pada intervensi militer di Libya untuk menggulingkan Muammar Gaddafi dan melibatkan diri pada Perang Yaman. Alhasil hingga saat ini, kehidupan dua negara terakhir diinvasi ini semakin tidak stabil dan sering terjadi perang saudara.

Balik lagi soal pemilu dunia, seperti dilansir AFP, setidaknya ada beberapa pemilu penting selain di Indonesia yang punya pengaruh besar kepada dunia, yakni:

1. Amerika Serikat (AS)

Seperti sudah diulas sedikit di atas, penduduk Amerika Serikat (AS) akan kembali memilih presiden pada 5 November 2024 mendatang. Masih seperti di Indonesia, ada dua nama yang mewarnai pemilu di AS, yakni petahana Joe Biden dan presiden sebelumnya, Donald Trump.  

Hal yang juga menjadi ciri khas pilpres di AS, disinformasi akan meramaikan masa kampanyenya. Ini adalah salah satu dampak buruk dari pemilu terakhir yang berakhir dengan pendukung Trump menyerbu gedung Capitol AS untuk mencoba menghentikan sertifikasi kemenangan Biden.

2. Rusia

Selain AS, negara adidaya Rusia yang jadi pesaing bebuyutan ini juga akan menggelar pemilu pada Maret 2024 nanti. Presiden Rusia, Vladimir Putin, berharap untuk memperpanjang kekuasaannya selama 24 tahun hingga enam tahun lagi.

Awal Desember lalu, mantan agen KGB ini mengumumkan kepada publik akan kembali berkontestasi untuk masa jabatan kelima yang akan membuatnya tetap berkuasa hingga tahun 2030 mendatang.

Pada 2020, Putin mengubah konstitusinya sehingga secara teoritis ia dapat tetap berkuasa hingga 2036. Hal ini berpotensi membuat Putin berkuasa lebih lama daripada Joseph Stalin, pemimpin legendaris Uni Soviet.

3. India

Pemilu India pada April-Mei 2024 nanti menjadi jalan kesempatan bagi Perdana Menteri (PM) Narendra Modi dan partai nasionalisnya, BJP untuk mengincar masa jabatan ketiga. Pemilu India melibatkan kurang lebih satu miliar warga India yang akan memilih PM.  

Kendati mengundang banyak polemik dan kontroversi dengan kebijakan-kebijakan rasialisnya, PM Modi diprediksi akan kembali memegang kendali India. Terlebih lagi, Modi dianggap sudah berhasil membawa India melesat di panggung global.

4. Uni Eropa

Jika yang lain menggelar pemilu hanya berdasarkan negara, ini menjadi jajak pendapat terbesar di dunia karena dilakukan secara transnasional atau banyak negara. Ya, Uni Eropa akan menggelar pemilu untuk memilih wakil di Parlemen Eropa yang akan diikuti oleh lebih dari 400 juta orang peserta.

Pemungutan suara ini akan menentukan pengaruh atau pandangan Uni Eropa yang belakangan ini dikenal sangat kanan, rasialis dan antiIslam atau anti imigran.

5. Taiwan

Taiwan atau ada yang menyebutnya Taipei juga akan menggelar pemilu pada tahun ini, bahkan di pertengahan Januari ini pasnya pada 13 Januari 2024. Menjelang gelaran pemilu, Taiwan bersitegang dengan China.

Hal ini terkait dengan pidato awal tahun Presiden China Xi Jiping yang berkeinginan keras untuk mengambil alih Taiwan dan menyatukan warga Tionghoa. Alhasil pidato itu dibalas Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang menyerukan Taiwan agar menjaga perdamaian, kesetaraan dan demokrasi.

Dalam beberapa bulan ini suasana kedua negara memang memanas, pesawat-pesawat dan kapal-kapal militer China semakin mendekat ke Taiwan, pengingat adanya bahaya yang mungkin segera terjadi dan akan berpengaruh pada geoekonomi dan geopolitik dunia.


Selain negara-negara tersebut di atas, tentunya masih banyak negara lain yang akan melakukan pemilu seperti Pakistan, Iran, Inggris, Finlandia, Bangladesh, El Savador, Meksiko, Kamboja, Senegal, Portugal dan banyak lainnya.

Untuk Indonesia, melansir Antara, Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengatakan proses penyelenggaraan pemilu Indonesia merupakan yang paling rumit di dunia. Selain persoalan geografis, pemilunya juga dilakukan serentak dalam sehari dan ada yang melakukan pencoblosan di luar negeri.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 03 Januari 2024

Bukan Hanya Indonesia, Puluhan Negara Gelar Pemilu 2024

Pada 2024 ini bukan hanya Indonesia yang akan menggelar pemilihan umum, tapi ada lebih dari 50 negara yang juga akan hajat serupa

Context.id, JAKARTA - Indonesia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, akan menyelenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024. Lebih dari 200 juta pemilih di Indonesia dan 1,75 juta pemilih diaspora yang dapat menggunakan hak suaranya untuk memilih presiden dan wakil presiden berikutnya, serta anggota DPR, DPD dan DPRD.

Jika dilihat dari jumlah pemilihnya, ini bisa mencapai sekitar 74% dari total populasi Indonesia. Hajatan ini bisa jadi yang terbesar di dunia karena akan diselenggarakan selama satu hari dan serentak.

Menariknya, tahun 2024 ini bukan hanya Indonesia yang akan menggelar pemilu, tapi banyak negara. Kurang lebih, akan ada 50 negara yang akan mengganti pemimpinnya. Bahkan, dua negara besar penganut sistem demokrasi seperti Amerika Serikat dan India juga akan melakukan pemilu tahun ini.

Alhasil, ini menjadi tahun ujian bagi sistem pemerintahan demokrasi di dunia karena ada tiga negara besar penganut sistem pemerintahan demokrasi, baik dari segi jumlah penduduk maupun geografis akan menyelenggarakan pemilihan umum.

Baik Amerika Serikat, India dan Indonesia setiap hasil pemilunya pasti disoroti dunia, karena dianggap berpengaruh pada bandul politik kebijakan global. Terlebih lagi Amerika Serikat yang dianggap kampiun demokrasi dan polisinya dunia. Siapa yang akan menjadi presiden negeri Paman Sam, itu akan menentukan kebijakan ekonomi politik global, bahkan sampai soal perang dunia.



Tentunya kita masih ingat, bagaimana Presiden George H. W. Bush dan George W. Bush,  duo paket bapak-anak ini melancarkan perang di Timur Tengah, mulai dari Perang Teluk hingga alasan membasmi Al Qaeda di Irak.

Ada juga Barack Obama yang terlibat pada intervensi militer di Libya untuk menggulingkan Muammar Gaddafi dan melibatkan diri pada Perang Yaman. Alhasil hingga saat ini, kehidupan dua negara terakhir diinvasi ini semakin tidak stabil dan sering terjadi perang saudara.

Balik lagi soal pemilu dunia, seperti dilansir AFP, setidaknya ada beberapa pemilu penting selain di Indonesia yang punya pengaruh besar kepada dunia, yakni:

1. Amerika Serikat (AS)

Seperti sudah diulas sedikit di atas, penduduk Amerika Serikat (AS) akan kembali memilih presiden pada 5 November 2024 mendatang. Masih seperti di Indonesia, ada dua nama yang mewarnai pemilu di AS, yakni petahana Joe Biden dan presiden sebelumnya, Donald Trump.  

Hal yang juga menjadi ciri khas pilpres di AS, disinformasi akan meramaikan masa kampanyenya. Ini adalah salah satu dampak buruk dari pemilu terakhir yang berakhir dengan pendukung Trump menyerbu gedung Capitol AS untuk mencoba menghentikan sertifikasi kemenangan Biden.

2. Rusia

Selain AS, negara adidaya Rusia yang jadi pesaing bebuyutan ini juga akan menggelar pemilu pada Maret 2024 nanti. Presiden Rusia, Vladimir Putin, berharap untuk memperpanjang kekuasaannya selama 24 tahun hingga enam tahun lagi.

Awal Desember lalu, mantan agen KGB ini mengumumkan kepada publik akan kembali berkontestasi untuk masa jabatan kelima yang akan membuatnya tetap berkuasa hingga tahun 2030 mendatang.

Pada 2020, Putin mengubah konstitusinya sehingga secara teoritis ia dapat tetap berkuasa hingga 2036. Hal ini berpotensi membuat Putin berkuasa lebih lama daripada Joseph Stalin, pemimpin legendaris Uni Soviet.

3. India

Pemilu India pada April-Mei 2024 nanti menjadi jalan kesempatan bagi Perdana Menteri (PM) Narendra Modi dan partai nasionalisnya, BJP untuk mengincar masa jabatan ketiga. Pemilu India melibatkan kurang lebih satu miliar warga India yang akan memilih PM.  

Kendati mengundang banyak polemik dan kontroversi dengan kebijakan-kebijakan rasialisnya, PM Modi diprediksi akan kembali memegang kendali India. Terlebih lagi, Modi dianggap sudah berhasil membawa India melesat di panggung global.

4. Uni Eropa

Jika yang lain menggelar pemilu hanya berdasarkan negara, ini menjadi jajak pendapat terbesar di dunia karena dilakukan secara transnasional atau banyak negara. Ya, Uni Eropa akan menggelar pemilu untuk memilih wakil di Parlemen Eropa yang akan diikuti oleh lebih dari 400 juta orang peserta.

Pemungutan suara ini akan menentukan pengaruh atau pandangan Uni Eropa yang belakangan ini dikenal sangat kanan, rasialis dan antiIslam atau anti imigran.

5. Taiwan

Taiwan atau ada yang menyebutnya Taipei juga akan menggelar pemilu pada tahun ini, bahkan di pertengahan Januari ini pasnya pada 13 Januari 2024. Menjelang gelaran pemilu, Taiwan bersitegang dengan China.

Hal ini terkait dengan pidato awal tahun Presiden China Xi Jiping yang berkeinginan keras untuk mengambil alih Taiwan dan menyatukan warga Tionghoa. Alhasil pidato itu dibalas Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang menyerukan Taiwan agar menjaga perdamaian, kesetaraan dan demokrasi.

Dalam beberapa bulan ini suasana kedua negara memang memanas, pesawat-pesawat dan kapal-kapal militer China semakin mendekat ke Taiwan, pengingat adanya bahaya yang mungkin segera terjadi dan akan berpengaruh pada geoekonomi dan geopolitik dunia.


Selain negara-negara tersebut di atas, tentunya masih banyak negara lain yang akan melakukan pemilu seperti Pakistan, Iran, Inggris, Finlandia, Bangladesh, El Savador, Meksiko, Kamboja, Senegal, Portugal dan banyak lainnya.

Untuk Indonesia, melansir Antara, Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengatakan proses penyelenggaraan pemilu Indonesia merupakan yang paling rumit di dunia. Selain persoalan geografis, pemilunya juga dilakukan serentak dalam sehari dan ada yang melakukan pencoblosan di luar negeri.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Universitas Brown Kembalikan Lahan Bersejarah kepada Suku Indian Pokanoket

Brown University mengalihkan kepemilikan lahannya di Mount Hope kepada suku Pokanoket untuk menghormati warisan budaya dan sejarah leluhur mereka.

Context.id . 06 December 2024

Myanmar Menjadi Negara dengan Jumlah Korban Ranjau Darat Terbanyak

Laporan Landmine Monitor 2024 mencatat warga sipil, termasuk anak-anak, menanggung beban paling besar akibat ranjau darat

Context.id . 05 December 2024

Militer China Terus Memperbarui Senjata Hipersonik dan Elektromagnetiknya

China terus melakukan uji coba senjata kendaraan hipersonik dan elektromagnetiknya yang bisa melumpuhkan kawasan strategis musuh

Context.id . 04 December 2024

Bendung Dampak Perang Dagang Perusahaan China Merekrut Eksekutif Global

Serangan terhadap ekonomi China melalui perang tarif membuat perusahaan di Negeri Tirai Bambu ini mengambil strategi baru, merekrut eksekutif yang ...

Context.id . 04 December 2024