Belasan Trainset LRT Jabodebek Bermasalah
Baru dua bulan beroperasi, 18 rangkaian kereta (trainset) LRT Jabodebek harus masuk bengkel sehingga membuat ratusan perjalanan per hari dibatalkan.
Context.id, JAKARTA - Bagi para penumpang atau pengguna moda angkutan LRT Jabodebek siap-siap untuk lebih bersabar saat menggunakan transportasi publik ini.
Pasalnya PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pengelola LRT menyebut saat ini moda angkutan LRT Jabodebek beroperasi hanya dengan 9 rangkaian kereta (trainset) dan 131 perjalanan.
Artinya, penumpang harus menunggu sekitar sekitar 30 hingga 40 menit untuk dapat menaiki LRT Jabodebek. Kondisi ini dikarenakan bertambahnya rangkaian kereta yang masuk kandang karena masa perawatan di bagian roda.
Total rangkaian yang harus beristirahat hingga saat ini berjumlah 18 unit. Pada pekan lalu, KAI melaporkan sebanyak 13 rangkaian kereta memasuki masa perawatan dan kini bertambah lagi 5 unit.
Baca Juga : Tarif Normal LRT Jabodebek Wajar atau Mahal?
Manajer Humas KAI Divisi LRT Jabodebek Kuswardojo mengatakan pengurangan ini dilakukan karena didapati kondisi keausan roda kereta yang beroperasi sudah harus dilakukan masa pembubutan. .
Dia menjelaskan, banyaknya jumlah trainset yang memasuki masa perawatan secara bersamaan disebabkan oleh total jarak tempuh per rangkaian yang telah mencapai kisaran 22.000 kilometer-23.000 kilometer.
Sementara itu, tingkat keausan roda untuk kereta LRT yang telah mencapai jarak tempuh 20.000 kilometer adalah sekitar 4 milimeter hingga 8 milimeter.
Dia mengatakan, standar dari KAI menyebut tingkat keausan roda per rangkaian tidak boleh mencapai 8 milimeter.
“Saat keausan roda LRT sudah sekitar 5 milimeter-6 milimeter, itu akan kami tarik dari operasional dan dilakukan pembubutan. Karena kalau tidak dilakukan, kereta berpotensi anjlok,” tambahnya seperti dilansir Bisnis, Kamis (26/10/2023).
Masalahnya, Kuswardojo mengatakan, proses pembubutan roda per trainset membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 7 hari.
Setelahnya, roda baru tersebut akan dipasangi sensor-sensor terkait yang mengatur pengereman, pemberhentian, dan lainnya.
Dia menambahkan, proses bubut untuk 18 trainset LRT akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Pasalnya, Kuswardojo menyebut saat ini pihaknya hanya memiliki 1 unit mesin bubut khusus untuk roda kereta LRT.
Seiring dengan hal tersebut, dia pun belum dapat memastikan kapan jumlah perjalanan LRT Jabodebek akan kembali ditambah.
“Kami memohon maaf atas kondisi yang terjadi saat ini yang menyebabkan ketidaknyamanan penumpang,” ujarnya.
Buatan Inka
Imbas dari sedikitnya rangkaian kereta yang beroperasi membuat PT KAI harus membatalkan sebanyak total 103 perjalanan LRT Jabodebek per harinya.
Pada Rabu pekan lalu, LRT Jabodebek telah membatalkan 28 perjalanan dan Rabu kemarin kembali membatalkan sebanyak 75 tambahan jadwal keberangkatan.
Adapun, sebelum adanya pembatalan ini, LRT Jabodebek beroperasi dengan 16 trainset dengan 234 kali perjalanan per harinya.
Baca Juga: Biaya Naik LRT Jabodebek Ideal Buat Kelas Pekerja?
Sebagai informasi, rangkaian kereta LRT yang masuk perawatan ini merupakan produksi perusahaan pelat merah PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka di Madiun, Jawa Timur.
Memiliki beban Gandar 12 ton dengan material alumunium alloy. Kereta ini dianggap menjadi bukti kemampuan insiyur Indonesia dalam merancang kereta tanpa masinis pertama kali.
Kereta tersebut memiliki kecepatan maksimal saat beroperasi mencapai 90 km per jam, yang dapat ditumpangi dengan kapasitas maksimal mencapai 1.480 orang.
Untuk mengadakan kereta LRT Jabodebek, PT KAI (Persero) merogoh Rp3,9 triliun.
Terkait persoalan ini, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, keputusan untuk memproduksi kereta LRT melalui Inka merupakan langkah pemerintah untuk mengembangkan industri perkeretaapian Indonesia.
Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta jajarannya untuk terus memberikan kesempatan kepada produk-produk lokal.
Dia menjelaskan, jika tidak dilakukan dari awal, maka industri lokal Indonesia akan sulit berkembang dan maju. Hal tersebut akan berimbas pada munculnya ketergantungan Indonesia pada negara lain.
Arya juga menyadari banyaknya keluhan masyarakat terkait banyaknya kereta LRT buatan Inka yang memasuki masa perawatan pada saat yang bersamaan.
Meski demikian, Arya berharap masyarakat dapat memberi kesempatan pada PT Inka untuk terus mengembangkan kemampuannya.
Hal ini mengingat PT Inka baru pertama kali membuat rangkaian kereta jenis LRT untuk LRT Jabodebek.
“Jadi kita meminta tolong, harus terima juga nih kondisinya, jangan mau mulus semua. Kalau mau mulus semua nanti bisa kejadian [seperti] di industri lain, produk lokalnya enggak masuk,” kata Arya di Kantor Kementerian BUMN, Kamis (26/10/2023).
Arya juga mengapresiasi upaya PT Inka dalam menghadirkan trainset LRT yang dapat digunakan untuk masyarakat.
Arya menilai, PT Inka sudah berupaya menhadirkan rangkaian kereta yang nyaman dan baik meski ke depannya masih perlu dilakukan banyak perbaikan.
Arya melanjutkan, Kementerian BUMN akan terus mengevaluasi langkah-langkah yang dilakukan untuk pengembangan PT Inka.
Dia mengatakan, Kementerian BUMN juga berkomitmen untuk mempercepat proses perbaikan trainset LRT Jabodebek yang saat ini tidak beroperasi.
RELATED ARTICLES
Belasan Trainset LRT Jabodebek Bermasalah
Baru dua bulan beroperasi, 18 rangkaian kereta (trainset) LRT Jabodebek harus masuk bengkel sehingga membuat ratusan perjalanan per hari dibatalkan.
Context.id, JAKARTA - Bagi para penumpang atau pengguna moda angkutan LRT Jabodebek siap-siap untuk lebih bersabar saat menggunakan transportasi publik ini.
Pasalnya PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pengelola LRT menyebut saat ini moda angkutan LRT Jabodebek beroperasi hanya dengan 9 rangkaian kereta (trainset) dan 131 perjalanan.
Artinya, penumpang harus menunggu sekitar sekitar 30 hingga 40 menit untuk dapat menaiki LRT Jabodebek. Kondisi ini dikarenakan bertambahnya rangkaian kereta yang masuk kandang karena masa perawatan di bagian roda.
Total rangkaian yang harus beristirahat hingga saat ini berjumlah 18 unit. Pada pekan lalu, KAI melaporkan sebanyak 13 rangkaian kereta memasuki masa perawatan dan kini bertambah lagi 5 unit.
Baca Juga : Tarif Normal LRT Jabodebek Wajar atau Mahal?
Manajer Humas KAI Divisi LRT Jabodebek Kuswardojo mengatakan pengurangan ini dilakukan karena didapati kondisi keausan roda kereta yang beroperasi sudah harus dilakukan masa pembubutan. .
Dia menjelaskan, banyaknya jumlah trainset yang memasuki masa perawatan secara bersamaan disebabkan oleh total jarak tempuh per rangkaian yang telah mencapai kisaran 22.000 kilometer-23.000 kilometer.
Sementara itu, tingkat keausan roda untuk kereta LRT yang telah mencapai jarak tempuh 20.000 kilometer adalah sekitar 4 milimeter hingga 8 milimeter.
Dia mengatakan, standar dari KAI menyebut tingkat keausan roda per rangkaian tidak boleh mencapai 8 milimeter.
“Saat keausan roda LRT sudah sekitar 5 milimeter-6 milimeter, itu akan kami tarik dari operasional dan dilakukan pembubutan. Karena kalau tidak dilakukan, kereta berpotensi anjlok,” tambahnya seperti dilansir Bisnis, Kamis (26/10/2023).
Masalahnya, Kuswardojo mengatakan, proses pembubutan roda per trainset membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 7 hari.
Setelahnya, roda baru tersebut akan dipasangi sensor-sensor terkait yang mengatur pengereman, pemberhentian, dan lainnya.
Dia menambahkan, proses bubut untuk 18 trainset LRT akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Pasalnya, Kuswardojo menyebut saat ini pihaknya hanya memiliki 1 unit mesin bubut khusus untuk roda kereta LRT.
Seiring dengan hal tersebut, dia pun belum dapat memastikan kapan jumlah perjalanan LRT Jabodebek akan kembali ditambah.
“Kami memohon maaf atas kondisi yang terjadi saat ini yang menyebabkan ketidaknyamanan penumpang,” ujarnya.
Buatan Inka
Imbas dari sedikitnya rangkaian kereta yang beroperasi membuat PT KAI harus membatalkan sebanyak total 103 perjalanan LRT Jabodebek per harinya.
Pada Rabu pekan lalu, LRT Jabodebek telah membatalkan 28 perjalanan dan Rabu kemarin kembali membatalkan sebanyak 75 tambahan jadwal keberangkatan.
Adapun, sebelum adanya pembatalan ini, LRT Jabodebek beroperasi dengan 16 trainset dengan 234 kali perjalanan per harinya.
Baca Juga: Biaya Naik LRT Jabodebek Ideal Buat Kelas Pekerja?
Sebagai informasi, rangkaian kereta LRT yang masuk perawatan ini merupakan produksi perusahaan pelat merah PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka di Madiun, Jawa Timur.
Memiliki beban Gandar 12 ton dengan material alumunium alloy. Kereta ini dianggap menjadi bukti kemampuan insiyur Indonesia dalam merancang kereta tanpa masinis pertama kali.
Kereta tersebut memiliki kecepatan maksimal saat beroperasi mencapai 90 km per jam, yang dapat ditumpangi dengan kapasitas maksimal mencapai 1.480 orang.
Untuk mengadakan kereta LRT Jabodebek, PT KAI (Persero) merogoh Rp3,9 triliun.
Terkait persoalan ini, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, keputusan untuk memproduksi kereta LRT melalui Inka merupakan langkah pemerintah untuk mengembangkan industri perkeretaapian Indonesia.
Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta jajarannya untuk terus memberikan kesempatan kepada produk-produk lokal.
Dia menjelaskan, jika tidak dilakukan dari awal, maka industri lokal Indonesia akan sulit berkembang dan maju. Hal tersebut akan berimbas pada munculnya ketergantungan Indonesia pada negara lain.
Arya juga menyadari banyaknya keluhan masyarakat terkait banyaknya kereta LRT buatan Inka yang memasuki masa perawatan pada saat yang bersamaan.
Meski demikian, Arya berharap masyarakat dapat memberi kesempatan pada PT Inka untuk terus mengembangkan kemampuannya.
Hal ini mengingat PT Inka baru pertama kali membuat rangkaian kereta jenis LRT untuk LRT Jabodebek.
“Jadi kita meminta tolong, harus terima juga nih kondisinya, jangan mau mulus semua. Kalau mau mulus semua nanti bisa kejadian [seperti] di industri lain, produk lokalnya enggak masuk,” kata Arya di Kantor Kementerian BUMN, Kamis (26/10/2023).
Arya juga mengapresiasi upaya PT Inka dalam menghadirkan trainset LRT yang dapat digunakan untuk masyarakat.
Arya menilai, PT Inka sudah berupaya menhadirkan rangkaian kereta yang nyaman dan baik meski ke depannya masih perlu dilakukan banyak perbaikan.
Arya melanjutkan, Kementerian BUMN akan terus mengevaluasi langkah-langkah yang dilakukan untuk pengembangan PT Inka.
Dia mengatakan, Kementerian BUMN juga berkomitmen untuk mempercepat proses perbaikan trainset LRT Jabodebek yang saat ini tidak beroperasi.
POPULAR
RELATED ARTICLES