Share

Home Stories

Stories 05 Februari 2025

Meta Movie Gen: Revolusi Penciptaan Video atau Tantangan Kreativitas?

Video yang dihasilkan berdurasi 16 detik dan klip audio 45 detik hanya dengan mendeskripsikan adegan yang diinginkan

Mark Zuckerberg memperkenalkan Meta Movie Gen/Meta

Context.id, JAKARTA - Pada Oktober 2024, Meta meluncurkan Movie Gen, sebuah model AI generatif terbaru yang dapat menciptakan video realistis berdasarkan perintah sederhana dari pengguna. 

Melalui teknologi ini, pengguna dapat menghasilkan video berdurasi hingga 16 detik dan klip audio hingga 45 detik hanya dengan mendeskripsikan adegan yang diinginkan.

Sebagai langkah besar Meta di ranah AI generatif, Movie Gen hadir setelah Make-A-Scene dan Llama AI. 

Pendiri dan CEO Meta, Mark Zuckerberg, turut memperkenalkan kemampuan model ini melalui video unik dirinya yang sedang melakukan leg-pressing chicken nugget di pusat kebugaran.

Zuckerberg, seperti dilansir Fast Company, menekankan teknologi ini akan segera hadir di Instagram pada tahun depan.

Meta telah menginvestasikan miliaran dolar dalam ekosistem berbasis AI ini. 

Zuckerberg bahkan mengungkapkan dalam podcast Joe Rogan Experience bahwa perusahaan berencana menggantikan beberapa insinyur perangkat lunak dengan AI pada tahun 2025. 

Ini mencerminkan perubahan besar dalam pengembangan perangkat lunak mereka. 

Tak hanya itu, Meta juga berencana beralih dari pemeriksaan fakta pihak ketiga ke model catatan komunitas yang mirip dengan pendekatan yang diadopsi oleh platform X milik Elon Musk.

Namun, inovasi AI ini tidak selalu diterima dengan baik oleh publik. 

Baru-baru ini, Meta menghapus akun karakter yang dibuat dengan AI dari Facebook dan Instagram setelah mendapat kritik keras. 

Banyak pengguna menganggap akun-akun tersebut "menyeramkan" dan berpotensi menyebabkan penyebaran disinformasi. 

Meta menjelaskan penghapusan ini terkait dengan masalah teknis yang membuat pengguna kesulitan untuk memblokir akun tersebut.

Movie Gen bukan satu-satunya model video AI generatif yang ada. OpenAI dengan Sora dan Google dengan Veo juga menawarkan aplikasi serupa dengan berbagai keunggulan. 

Sora dapat menghasilkan video berdurasi hingga satu menit, jauh lebih panjang daripada batas 16 detik yang ditawarkan oleh Movie Gen. 

Sementara Veo menawarkan kontrol kreatif yang lebih mendalam, termasuk efek sinematik dan bidikan udara.

Meta mengklaim Movie Gen unggul dibandingkan pesaingnya dalam hal kualitas video, konsistensi gerakan, dan integrasi audio. 

Meta juga menyatakan model mereka lebih disukai oleh manusia dalam evaluasi video dibandingkan model pesaing lainnya.

Meskipun demikian, muncul pertanyaan besar.  Apakah Movie Gen akan mengubah dunia penceritaan video secara positif, atau justru membebani industri kreatif dengan otomatisasi yang mereduksi peran manusia? 

Akankah teknologi ini memungkinkan lebih banyak kreativitas, atau malah mengancam keaslian dan keunikan karya seni?



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 05 Februari 2025

Meta Movie Gen: Revolusi Penciptaan Video atau Tantangan Kreativitas?

Video yang dihasilkan berdurasi 16 detik dan klip audio 45 detik hanya dengan mendeskripsikan adegan yang diinginkan

Mark Zuckerberg memperkenalkan Meta Movie Gen/Meta

Context.id, JAKARTA - Pada Oktober 2024, Meta meluncurkan Movie Gen, sebuah model AI generatif terbaru yang dapat menciptakan video realistis berdasarkan perintah sederhana dari pengguna. 

Melalui teknologi ini, pengguna dapat menghasilkan video berdurasi hingga 16 detik dan klip audio hingga 45 detik hanya dengan mendeskripsikan adegan yang diinginkan.

Sebagai langkah besar Meta di ranah AI generatif, Movie Gen hadir setelah Make-A-Scene dan Llama AI. 

Pendiri dan CEO Meta, Mark Zuckerberg, turut memperkenalkan kemampuan model ini melalui video unik dirinya yang sedang melakukan leg-pressing chicken nugget di pusat kebugaran.

Zuckerberg, seperti dilansir Fast Company, menekankan teknologi ini akan segera hadir di Instagram pada tahun depan.

Meta telah menginvestasikan miliaran dolar dalam ekosistem berbasis AI ini. 

Zuckerberg bahkan mengungkapkan dalam podcast Joe Rogan Experience bahwa perusahaan berencana menggantikan beberapa insinyur perangkat lunak dengan AI pada tahun 2025. 

Ini mencerminkan perubahan besar dalam pengembangan perangkat lunak mereka. 

Tak hanya itu, Meta juga berencana beralih dari pemeriksaan fakta pihak ketiga ke model catatan komunitas yang mirip dengan pendekatan yang diadopsi oleh platform X milik Elon Musk.

Namun, inovasi AI ini tidak selalu diterima dengan baik oleh publik. 

Baru-baru ini, Meta menghapus akun karakter yang dibuat dengan AI dari Facebook dan Instagram setelah mendapat kritik keras. 

Banyak pengguna menganggap akun-akun tersebut "menyeramkan" dan berpotensi menyebabkan penyebaran disinformasi. 

Meta menjelaskan penghapusan ini terkait dengan masalah teknis yang membuat pengguna kesulitan untuk memblokir akun tersebut.

Movie Gen bukan satu-satunya model video AI generatif yang ada. OpenAI dengan Sora dan Google dengan Veo juga menawarkan aplikasi serupa dengan berbagai keunggulan. 

Sora dapat menghasilkan video berdurasi hingga satu menit, jauh lebih panjang daripada batas 16 detik yang ditawarkan oleh Movie Gen. 

Sementara Veo menawarkan kontrol kreatif yang lebih mendalam, termasuk efek sinematik dan bidikan udara.

Meta mengklaim Movie Gen unggul dibandingkan pesaingnya dalam hal kualitas video, konsistensi gerakan, dan integrasi audio. 

Meta juga menyatakan model mereka lebih disukai oleh manusia dalam evaluasi video dibandingkan model pesaing lainnya.

Meskipun demikian, muncul pertanyaan besar.  Apakah Movie Gen akan mengubah dunia penceritaan video secara positif, atau justru membebani industri kreatif dengan otomatisasi yang mereduksi peran manusia? 

Akankah teknologi ini memungkinkan lebih banyak kreativitas, atau malah mengancam keaslian dan keunikan karya seni?



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025