Share

Home Stories

Stories 03 Februari 2025

Memanfaatkan Teknologi AI untuk Konservasi Satwa Liar Terancam Punah

Penggunaan teknologi AI dapat mengurangi pengaruh manusia terhadap perilaku satwa liar ataupun ekosistem mereka.

Ilustrasi monyet di hutan tropis/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Di tengah hutan tropis Kosta Rika, sebuah langkah luar biasa untuk konservasi satwa liar tengah dilakukan. 

Di Semenanjung Osa, ahli biologi Jenna Lawson memanfaatkan teknologi canggih untuk memantau monyet laba-laba Geoffrey yang terancam punah. 

Lawson menyebar lebih dari 350 perangkat audio di pepohonan dan berupaya mendengarkan panggilan monyet-monyet tersebut tanpa mengganggu mereka. 

Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan kecerdasan buatan (AI), yang secara otomatis mengenali suara monyet dan mengidentifikasi pola perilaku mereka.

Proyek yang dimulai pada  2021 ini merupakan salah satu penelitian satwa liar akustik terbesar di dunia. 

Penggunaan AI dalam konservasi ini dinilai sangat penting, mengingat 28% spesies flora dan fauna saat ini terancam punah, seperti yang tercatat dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science belum lama ini. 

Pemanfaatan AI dalam mengolah data besar dan mendeteksi pola suara sangat efisien serta sangat membantu dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati.

Salah satu terobosan bidang AI terbaru datang dari Microsoft, yang mengembangkan perangkat bernama Sparrow. Perangkat ini berbasis energi surya dengan cip komputer hemat energi. 

Perangkat ini dapat beroperasi selama bertahun-tahun tanpa campur tangan manusia, mengirimkan data secara rutin melalui satelit orbit rendah. 

Uji coba pertama perangkat ini akan dilakukan di hutan Kolombia dan Kosta Rika, dengan tujuan untuk memantau perilaku jaguar, monyet laba-laba, dan spesies terancam punah lainnya.

Proyek ini diharapkan dapat menyediakan data yang lebih akurat tentang dampak deforestasi terhadap populasi satwa liar, sekaligus memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai upaya restorasi hutan. 

Penggunaan alat canggih ini diharapkan dapat mengurangi pengaruh manusia terhadap perilaku satwa liar, karena alat ini memungkinkan pengamatan yang lebih alami tanpa mengganggu ekosistem mereka.

Meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti kelembaban yang merusak perangkat di hutan tropis dan gangguan dari hewan besar seperti gajah, penggunaan teknologi ini membuka peluang besar dalam pelestarian satwa liar di berbagai ekosistem. 



Penulis : Context.id

Editor   : Context.id

Home Stories

Stories 03 Februari 2025

Memanfaatkan Teknologi AI untuk Konservasi Satwa Liar Terancam Punah

Penggunaan teknologi AI dapat mengurangi pengaruh manusia terhadap perilaku satwa liar ataupun ekosistem mereka.

Ilustrasi monyet di hutan tropis/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Di tengah hutan tropis Kosta Rika, sebuah langkah luar biasa untuk konservasi satwa liar tengah dilakukan. 

Di Semenanjung Osa, ahli biologi Jenna Lawson memanfaatkan teknologi canggih untuk memantau monyet laba-laba Geoffrey yang terancam punah. 

Lawson menyebar lebih dari 350 perangkat audio di pepohonan dan berupaya mendengarkan panggilan monyet-monyet tersebut tanpa mengganggu mereka. 

Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan kecerdasan buatan (AI), yang secara otomatis mengenali suara monyet dan mengidentifikasi pola perilaku mereka.

Proyek yang dimulai pada  2021 ini merupakan salah satu penelitian satwa liar akustik terbesar di dunia. 

Penggunaan AI dalam konservasi ini dinilai sangat penting, mengingat 28% spesies flora dan fauna saat ini terancam punah, seperti yang tercatat dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science belum lama ini. 

Pemanfaatan AI dalam mengolah data besar dan mendeteksi pola suara sangat efisien serta sangat membantu dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati.

Salah satu terobosan bidang AI terbaru datang dari Microsoft, yang mengembangkan perangkat bernama Sparrow. Perangkat ini berbasis energi surya dengan cip komputer hemat energi. 

Perangkat ini dapat beroperasi selama bertahun-tahun tanpa campur tangan manusia, mengirimkan data secara rutin melalui satelit orbit rendah. 

Uji coba pertama perangkat ini akan dilakukan di hutan Kolombia dan Kosta Rika, dengan tujuan untuk memantau perilaku jaguar, monyet laba-laba, dan spesies terancam punah lainnya.

Proyek ini diharapkan dapat menyediakan data yang lebih akurat tentang dampak deforestasi terhadap populasi satwa liar, sekaligus memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai upaya restorasi hutan. 

Penggunaan alat canggih ini diharapkan dapat mengurangi pengaruh manusia terhadap perilaku satwa liar, karena alat ini memungkinkan pengamatan yang lebih alami tanpa mengganggu ekosistem mereka.

Meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti kelembaban yang merusak perangkat di hutan tropis dan gangguan dari hewan besar seperti gajah, penggunaan teknologi ini membuka peluang besar dalam pelestarian satwa liar di berbagai ekosistem. 



Penulis : Context.id

Editor   : Context.id


RELATED ARTICLES

Trump Mau AI Ditenagai Batu Bara Indah dan Bersih, Apa Bisa?

Di mata Trump dan Amerika, batu bara adalah energi bersih yang ramah lingkungan

Noviarizal Fernandez . 15 April 2025

Google Gemini Kini Bisa Ubah Dokumen Jadi Podcast

Gemini bakal membacakan isi artikel atau laporan kamu, lengkap dengan intonasi ala penyiar podcast

Noviarizal Fernandez . 14 April 2025

Kejuaraan Tinju Kadet dan Remaja Bakal Digelar di Jakarta

Olahraga tinju dinilai mampu menyalurkan energi remaja sekaligus menangkal aksi tawuran.

Noviarizal Fernandez . 09 April 2025

Dominasi Google di Internet Mendapat Tantangan

Kagi mencoba melawan dominasi Google sebagai mesin pencari nomor satu. Mungkinkah berhasil?

Noviarizal Fernandez . 09 April 2025