Share

Home Stories

Stories 16 Juli 2025

Facebook Perketat Monetisasi, Konten Duplikat Bakal Ditindak

Kreator yang ketahuan berulang kali mencuri konten kehilangan akses untuk melakukan monetisasi dalam jangka waktu tertentu

Ilustrasi new Facebook/Meta

Context.id, JAKARTA - Ada kabar penting nih buat para kreator di Facebook! Kalau Anda suka me-repost video, foto, atau postingan teks orang lain, hati-hati ya. 

Meta, perusahaan induk Facebook, mengumumkan mulai menindak tegas akun-akun yang mencuri dan memposting ulang konten. 

Tujuannya jelas, mengurangi spam dan memberikan penghargaan yang layak kepada kreator asli. Kenapa ini penting?

Selama ini, kita sering melihat meme atau video yang sama muncul berulang kali di linimasa, kadang dari akun yang berpura-pura jadi kreator, kadang dari akun spam lain. 

Melansir dari Arstechnica, Meta bilang, hal ini mengurangi pengalaman bagi semua orang dan mempersulit munculnya suara-suara baru.  

Nggak heran sih, itu bikin feed jadi membosankan! Nah aturan baru ini akan membuat kreator yang ketahuan berulang kali mencuri konten kehilangan akses untuk melakukan monetisasi dalam jangka waktu tertentu.  

Jadi, kalau sistem Facebook mendeteksi video duplikat, platform akan mengurangi jangkauan salinan tersebut. Ini tujuannya biar konten asli tetap mendapatkan jumlah penayangan yang seharusnya. 

Meta juga sedang menguji fitur untuk menambahkan tautan yang mengarahkan penonton ke konten asli, langkah bagus untuk mendukung kreator original

Perubahan ini akan diterapkan secara bertahap selama beberapa bulan ke depan. Sayangnya, belum ada kabar apakah aturan serupa akan diterapkan di Instagram dan Threads.

Langkah Facebook ini adalah bagian dari upaya lebih besar Meta untuk memberantas spam dan membuat konten orisinal lebih menonjol. 

Sebagai contoh, pada paruh pertama tahun 2025, Facebook sudah menindak 500.000 akun yang terlibat dalam perilaku spam atau interaksi palsu.

Tren ini juga bukan cuma di Facebook. YouTube minggu lalu juga mengumumkan pembaruan kebijakan terkait video yang diproduksi massal dan berulang. 

Apalagi, kini dengan maraknya AI generatif, konten semacam itu jadi jauh lebih mudah dibuat secara otomatis.

Tapi tenang, Meta bilang perubahan ini dirancang untuk mengatasi konten yang tidak orisinal. Jadi, kalau Anda adalah kreator yang menambahkan interpretasi unik saat membagikan ulang konten, seperti menambahkan komentar dalam video reaksi, atau mengikuti tren viral, tidak akan terkena penalti.

Nah ini ada beberapa tips agar tidak dibidik Facebook. Tips pertama, tambahkan suntingan yang bermakna, sulih suara, atau komentar pada konten yang Anda gunakan ulang. Ini menunjukkan Anda memberikan nilai tambah.

Kedua, hindari menggunakan tanda air pihak ketiga yang terlihat dan konten yang terlihat didaur ulang dari aplikasi atau sumber lain. Jelas, ini untuk mencegah klaim konten orang lain.

Intinya, Facebook ingin memastikan para kreator benar-benar berkreasi dan memberikan nilai orisinal yang mendapatkan keuntungan dan jangkauan di platform mereka. 



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 16 Juli 2025

Facebook Perketat Monetisasi, Konten Duplikat Bakal Ditindak

Kreator yang ketahuan berulang kali mencuri konten kehilangan akses untuk melakukan monetisasi dalam jangka waktu tertentu

Ilustrasi new Facebook/Meta

Context.id, JAKARTA - Ada kabar penting nih buat para kreator di Facebook! Kalau Anda suka me-repost video, foto, atau postingan teks orang lain, hati-hati ya. 

Meta, perusahaan induk Facebook, mengumumkan mulai menindak tegas akun-akun yang mencuri dan memposting ulang konten. 

Tujuannya jelas, mengurangi spam dan memberikan penghargaan yang layak kepada kreator asli. Kenapa ini penting?

Selama ini, kita sering melihat meme atau video yang sama muncul berulang kali di linimasa, kadang dari akun yang berpura-pura jadi kreator, kadang dari akun spam lain. 

Melansir dari Arstechnica, Meta bilang, hal ini mengurangi pengalaman bagi semua orang dan mempersulit munculnya suara-suara baru.  

Nggak heran sih, itu bikin feed jadi membosankan! Nah aturan baru ini akan membuat kreator yang ketahuan berulang kali mencuri konten kehilangan akses untuk melakukan monetisasi dalam jangka waktu tertentu.  

Jadi, kalau sistem Facebook mendeteksi video duplikat, platform akan mengurangi jangkauan salinan tersebut. Ini tujuannya biar konten asli tetap mendapatkan jumlah penayangan yang seharusnya. 

Meta juga sedang menguji fitur untuk menambahkan tautan yang mengarahkan penonton ke konten asli, langkah bagus untuk mendukung kreator original

Perubahan ini akan diterapkan secara bertahap selama beberapa bulan ke depan. Sayangnya, belum ada kabar apakah aturan serupa akan diterapkan di Instagram dan Threads.

Langkah Facebook ini adalah bagian dari upaya lebih besar Meta untuk memberantas spam dan membuat konten orisinal lebih menonjol. 

Sebagai contoh, pada paruh pertama tahun 2025, Facebook sudah menindak 500.000 akun yang terlibat dalam perilaku spam atau interaksi palsu.

Tren ini juga bukan cuma di Facebook. YouTube minggu lalu juga mengumumkan pembaruan kebijakan terkait video yang diproduksi massal dan berulang. 

Apalagi, kini dengan maraknya AI generatif, konten semacam itu jadi jauh lebih mudah dibuat secara otomatis.

Tapi tenang, Meta bilang perubahan ini dirancang untuk mengatasi konten yang tidak orisinal. Jadi, kalau Anda adalah kreator yang menambahkan interpretasi unik saat membagikan ulang konten, seperti menambahkan komentar dalam video reaksi, atau mengikuti tren viral, tidak akan terkena penalti.

Nah ini ada beberapa tips agar tidak dibidik Facebook. Tips pertama, tambahkan suntingan yang bermakna, sulih suara, atau komentar pada konten yang Anda gunakan ulang. Ini menunjukkan Anda memberikan nilai tambah.

Kedua, hindari menggunakan tanda air pihak ketiga yang terlihat dan konten yang terlihat didaur ulang dari aplikasi atau sumber lain. Jelas, ini untuk mencegah klaim konten orang lain.

Intinya, Facebook ingin memastikan para kreator benar-benar berkreasi dan memberikan nilai orisinal yang mendapatkan keuntungan dan jangkauan di platform mereka. 



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Dumbphone: Solusi Kabur dari Kalut Dunia Digital?

Dari smartphone ke dumphone, solusi untuk tetap terkoneksi tanpa distraksi.

Context.id . 16 July 2025

Facebook Perketat Monetisasi, Konten Duplikat Bakal Ditindak

Kreator yang ketahuan berulang kali mencuri konten kehilangan akses untuk melakukan monetisasi dalam jangka waktu tertentu

Renita Sukma . 16 July 2025

China Mulai Menyerap Sinar Matahari dengan Skala Raksasa

Pada 2030, kompleks panel surya milik China ini diperkirakan akan merentang sejauh 250 mil atau lebih panjang dari jarak Jakarta ke Semarang

Renita Sukma . 15 July 2025

Muncul Joki dan Pemalsuan, Strava Berubah jadi Ajang Validasi?

Aktivitas olahraga lari makin diminati oleh banyak orang, begitu pun para joki yang melihat ini sebagai sebuah peluang.

Context.id . 15 July 2025