Share

Home Stories

Stories 20 Desember 2024

Harta Karun Tersembunyi di Hutan Afrika

Rumah bagi keanekaragaman hayati dan penyerap karbon yang tak ternilai

Hutan Afrika/Eco Watch

Context.id, JAKARTA - Hutan adat Afrika hanya mencakup 9,1 persen wilayah benua, tetapi menjadi rumah bagi sekitar 80% keanekaragaman hayati daratannya. 

Meskipun sangat penting secara ekologis, hutan ini tetap menjadi salah satu bioma paling kurang dipelajari di dunia.

Rudi Swart, seorang peneliti ekologi hutan dari Afrika Selatan menceritakan kepada Al Jazeera bagaimana dirinya memanjat pohon-pohon tinggi di Hutan Groenkop untuk mempelajari keanekaragaman hayati di sana. 

Dalam 36 kali pemanjatan selama empat bulan, ia mencatat 105 spesies serangga dan invertebrata. Beberapa spesies lalat melayang baru bahkan telah dideskripsikan secara resmi.

Penelitian di kanopi hutan Afrika menghadapi banyak tantangan, seperti akses yang sulit dan minimnya fasilitas seperti derek kanopi yang tersedia di benua lain. 

Para ilmuwan harus menggunakan peralatan panjat, perangkap umpan, atau metode seperti pengasapan kanopi, yang melibatkan penyemprotan pestisida untuk mengumpulkan spesimen.

Kolaborasi ilmiah
Penelitian ini melibatkan kolaborasi antarilmuwan dari berbagai belahan dunia. Spesimen yang dikumpulkan Swart dikirimkan kepada ahli entomologi di museum dan lembaga penelitian internasional untuk diidentifikasi.

Memahami ekologi kanopi hutan sangat penting untuk konservasi keanekaragaman hayati dan mitigasi perubahan iklim. 

Kanopi hutan bukan hanya rumah bagi spesies unik, tetapi juga mendukung ekosistem hutan yang lebih luas. 

Penelitian ini memberikan wawasan penting tentang evolusi spesies dan sejarah ekologi benua Afrika.

Meskipun masih banyak yang harus dipelajari, upaya terus berlanjut untuk mengungkap rahasia kanopi hutan Afrika. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 20 Desember 2024

Harta Karun Tersembunyi di Hutan Afrika

Rumah bagi keanekaragaman hayati dan penyerap karbon yang tak ternilai

Hutan Afrika/Eco Watch

Context.id, JAKARTA - Hutan adat Afrika hanya mencakup 9,1 persen wilayah benua, tetapi menjadi rumah bagi sekitar 80% keanekaragaman hayati daratannya. 

Meskipun sangat penting secara ekologis, hutan ini tetap menjadi salah satu bioma paling kurang dipelajari di dunia.

Rudi Swart, seorang peneliti ekologi hutan dari Afrika Selatan menceritakan kepada Al Jazeera bagaimana dirinya memanjat pohon-pohon tinggi di Hutan Groenkop untuk mempelajari keanekaragaman hayati di sana. 

Dalam 36 kali pemanjatan selama empat bulan, ia mencatat 105 spesies serangga dan invertebrata. Beberapa spesies lalat melayang baru bahkan telah dideskripsikan secara resmi.

Penelitian di kanopi hutan Afrika menghadapi banyak tantangan, seperti akses yang sulit dan minimnya fasilitas seperti derek kanopi yang tersedia di benua lain. 

Para ilmuwan harus menggunakan peralatan panjat, perangkap umpan, atau metode seperti pengasapan kanopi, yang melibatkan penyemprotan pestisida untuk mengumpulkan spesimen.

Kolaborasi ilmiah
Penelitian ini melibatkan kolaborasi antarilmuwan dari berbagai belahan dunia. Spesimen yang dikumpulkan Swart dikirimkan kepada ahli entomologi di museum dan lembaga penelitian internasional untuk diidentifikasi.

Memahami ekologi kanopi hutan sangat penting untuk konservasi keanekaragaman hayati dan mitigasi perubahan iklim. 

Kanopi hutan bukan hanya rumah bagi spesies unik, tetapi juga mendukung ekosistem hutan yang lebih luas. 

Penelitian ini memberikan wawasan penting tentang evolusi spesies dan sejarah ekologi benua Afrika.

Meskipun masih banyak yang harus dipelajari, upaya terus berlanjut untuk mengungkap rahasia kanopi hutan Afrika. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Sulitnya Memilih MacBook; Pro Semakin Kuat dan Air yang Istimewa

MacBook Pro masih menjadi altar suci bagi para kreator profesional sementara MacBook Air adalah titik temu antara estetika dan efisiensi

Renita Sukma . 13 June 2025

Global March to Gaza, Ribuan Orang Menyeberangi Gurun Demi Palestina

Pawai solidaritas lintas benua yang dimulai dari Tunis, Tunisia menuju Gaza dan berisi warga biasa guru, bukan tentara

Noviarizal Fernandez . 11 June 2025

Perseteruan Trump dan Musk, Bakal Rugikan Amerika?

Ancaman Donald Trump kepada Elon Musk punya dampak sangat besar pada keamanan negara dan juga kedigdayaan Amerika Serikat

Renita Sukma . 09 June 2025

Aplikasi yang Tak Bisa Dilepaskan Para Kreator di 2025

Kira-kira aplikasi apa yang paling penting di ponsel Anda?

Renita Sukma . 05 June 2025