Share

Home Stories

Stories 18 Juli 2025

Peran Strategis Media Sosial dalam Membangun Merek

Media sosial sangat penting untuk membangun autentisitas merek, kepercayaan konsumen hingga peningkatan penjualan

Context.id, JAKARTA - Isu keberlanjutan bukan lagi sekadar persoalan lingkungan, tapi juga sudah masuk dalam ranah bisnis, utamanya sektor konsumer. Konsumen mulai memperhatikan produk yang dibelinya dan juga cenderung memilih dari perusahaan dengan program keberlanjutan yang jelas dan terukur. 

Riset dari Statista mencatat konsumen Indonesia semakin memprioritaskan keberlanjutan dalam keputusan pembelian mereka. Banyak yang bersedia membayar lebih untuk produk berkelanjutan yang akhirnya mencerminkan peningkatan kesadaran akan dampak lingkungan. 

Menariknya, arah bisnis yang berkelanjutan dikemudikan oleh wirausahawan perempuan. Di Indonesia, perempuan dilihat lebih berani dan lebih banyak memulai usaha baru dibandingkan laki-laki.

Data Global Entrepreneurship Monitor (GEM) tahun 2016 misalnya yang menunjukkan 14% perempuan dari total populasi membuka usaha baru hingga usia 3,5 tahun, menempatkan Indonesia di peringkat 20 dari 65 negara.

Hal ini tergambar dalam diskusi Business With Heart: Shaping Culture, Wellness & Women Empowerment Through Purpose-Driven Brands”, yang diselenggarakan Brdi auditorium kampus Binus JWC, Jakarta Selatan,  Rabu (09/07/2025) sore.



Beberapa kisah inspiratif dari kepemimpinan bisnis perempuan diceritakan oleh Amanda Maringka (CEO & Co-Founder Terartai), Helga Angelina (CEO & Co-Founder Burgreens & Green Rebel), dan Putu Laura (Head of Pendopo, Kawan Lama Group). 

Amanda misalnya, dia merasa menemukan tujuannya tentang"#EveryoneHasAGift" melalui Terartai, platform yang berfokus memberdayakan seniman berkebutuhan khusus agar bakat mereka diakui dan dihargai.

“Ini bukan hanya tentang mengamati, tetapi lebih tentang memahami komunitas yang kami layani. Dengan mengambil bagian dalam lokakarya ini, membantu kami kembali pada misi kami. Itu membantu kami merancang strategi produk yang lebih baik, strategi komunikasi,” kata Amanda.

Sementara itu, Helga mengungkapkan gairahnya akan kesehatan dan keberlanjutan membuahkan Burgreens, sebuah restoran makanan sehat, dan Green Rebel, produsen makanan nabati inovatif. Helga ingin membuat pilihan sehat menjadi lezat dan mudah diakses.

“Kami mengukur dampak dari healh impact to customers, social impact, dan environmental impact,” ujarnya.

Senada, Putu Laura mengungkapkan kecintaannya pada produk lokal Indonesia dan melihat peluang untuk menjadi agregator yang membimbing UKM lokal untuk mengembangkan merek mereka dan menjangkau pasar yang lebih luas.

“Kami adalah aggregator untuk semua UKM. Kami membantu mereka mempromosikan storytelling semacam ini agar orang memahami mengapa mereka harus membeli produk ini,” katanya.

Bagi mereka, keterlibatan untuk menjadi wirausahawan bukan sekadar mencari keuntungan, tapi juga berusaha menciptakan dampak nyata yang mengubah lanskap sosial, ekonomi, dan lingkungan Indonesia.

Membangun merek autentik di era digital
Di era digital, autentisitas merupakan hal yang paling berharga. Media sosial pun memainkan peran utama dalam membentuk perilaku konsumen di Indonesia. Hal ini sangat memengaruhi persepsi merek dan minat pembelian. 

Amanda menyebut media sosial telah menjadi salah satu alat yang paling membantu bagi perusahaan. Tidak hanya sebagai alat penjualan, tetapi juga untuk menceritakan kisah-kisah perusahaan dan membangun komunitas sukarelawan. 

“Sebanyak 40% dari penjualan kami juga berasal dari orang-orang yang pertama kali menemukan kami melalui Instagram,” katanya.

Burgreens menggunakan media sosial untuk mempromosikan "Vegan Runner Challenge," mengubah partisipasi pelanggan menjadi pemasaran organik yang kuat.

Strategi digital ini menunjukkan media sosial bukan hanya platform yang bisa dimonetisasi secara komersial, melainkan alat untuk menghubungkan audiens secara daring maupun luring. 

“Yang paling penting adalah autensitas. Jadi saat kita ingin membangun merek, apalagi jika mereknya masih kecil, maka visi pendiri menjadi kompas yang menciptakan rasa ingin tahu dan pemasaran organik,” ujarnya.

Dia menambahkan brand building merupakan latihan yang sangat holistik tentang membangun reputasi dan bagaimana brand perusahaan dipersepsikan oleh khalayak banyak.

Sementara itu, Putu Laura memilih berfokus pada Instagram untuk menarik pengikut organik dan secara bertahap membangun kembali situs web mereka. Pendekatan ini, lanjutnya, menekankan pentingnya menciptakan basis pelanggan yang tumbuh secara alami, selangkah demi selangkah, demi koneksi yang lebih kuat dan berkelanjutan.

“Saya hanya fokus pada satu media sosial, Instagram. Saat ini kami membangun organik followers,” ujarnya.

Memilih investor dan partner bisnis 
Bagi wirausahawan muda, khususnya para wirausahawan perempuan, Amanda menawarkan dua nasihat utama. Pertama, sangat penting untuk membangun sistem dukungan yang kuat untuk melewati tantangan. 

Kedua, memimpin dengan hati bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan. Ini berarti memiliki kedalaman emosional untuk memimpin dengan empati, membuat keputusan bisnis yang bijaksana, dan merangkul sisi kemanusiaan dalam berbisnis. 

Sementara itu, Helga menganjurkan beberapa hal. Pertama, untuk memiliki visi yang jelas, definisikan secara spesifik produk, misi dan tujuan bisnis sehingga bisa memiliki metrik keberhasilan yang terukur.

Kedua, sangat bijak untuk mencari co-founder karena menjalankan bisnis itu sulit dan memiliki rekan yang saling melengkapi dengan misi yang sama akan meringankan beban. Ketiga, Helga menyarankan untuk tumbuh secara berkelanjutan dan mandiri dengan investor yang terbatas. 

Helga juga merekomendasikan bekerja dengan angel investor di awal daripada langsung ke investor institusional. Pendekatan ini memberikan lebih banyak kebebasan dan kendali atas bisnis, berbeda dengan model venture-backed Green Rebel yang menuntut tanggung jawab dan persetujuan korporat lebih banyak. 

Di sisi lain, Putu Laura pentingnya mengatasi rasa kurang percaya diri yang sering menghambat langkah awal. Selain itu, sangat krusial untuk mencari dukungan atau konsultan yang dapat membantu dalam merumuskan DNA merek serta mengembangkan model bisnis yang solid.

Tidak hanya itu, Laura juga menegaskan ide pribadi saja tidak cukup untuk membangun bisnis yang kuat. Wirausahawan harus aktif melakukan riset mendalam mengenai kebutuhan pasar dan permintaan pelanggan agar produk atau layanan mereka relevan. 

Untuk memastikan keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang, ia menegaskan pentingnya kontinuitas, kemampuan beradaptasi dengan tren yang terus berubah dan pemahaman yang kuat tentang biaya operasional.



Penulis : Helen Angelia

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 18 Juli 2025

Peran Strategis Media Sosial dalam Membangun Merek

Media sosial sangat penting untuk membangun autentisitas merek, kepercayaan konsumen hingga peningkatan penjualan

Context.id, JAKARTA - Isu keberlanjutan bukan lagi sekadar persoalan lingkungan, tapi juga sudah masuk dalam ranah bisnis, utamanya sektor konsumer. Konsumen mulai memperhatikan produk yang dibelinya dan juga cenderung memilih dari perusahaan dengan program keberlanjutan yang jelas dan terukur. 

Riset dari Statista mencatat konsumen Indonesia semakin memprioritaskan keberlanjutan dalam keputusan pembelian mereka. Banyak yang bersedia membayar lebih untuk produk berkelanjutan yang akhirnya mencerminkan peningkatan kesadaran akan dampak lingkungan. 

Menariknya, arah bisnis yang berkelanjutan dikemudikan oleh wirausahawan perempuan. Di Indonesia, perempuan dilihat lebih berani dan lebih banyak memulai usaha baru dibandingkan laki-laki.

Data Global Entrepreneurship Monitor (GEM) tahun 2016 misalnya yang menunjukkan 14% perempuan dari total populasi membuka usaha baru hingga usia 3,5 tahun, menempatkan Indonesia di peringkat 20 dari 65 negara.

Hal ini tergambar dalam diskusi Business With Heart: Shaping Culture, Wellness & Women Empowerment Through Purpose-Driven Brands”, yang diselenggarakan Brdi auditorium kampus Binus JWC, Jakarta Selatan,  Rabu (09/07/2025) sore.



Beberapa kisah inspiratif dari kepemimpinan bisnis perempuan diceritakan oleh Amanda Maringka (CEO & Co-Founder Terartai), Helga Angelina (CEO & Co-Founder Burgreens & Green Rebel), dan Putu Laura (Head of Pendopo, Kawan Lama Group). 

Amanda misalnya, dia merasa menemukan tujuannya tentang"#EveryoneHasAGift" melalui Terartai, platform yang berfokus memberdayakan seniman berkebutuhan khusus agar bakat mereka diakui dan dihargai.

“Ini bukan hanya tentang mengamati, tetapi lebih tentang memahami komunitas yang kami layani. Dengan mengambil bagian dalam lokakarya ini, membantu kami kembali pada misi kami. Itu membantu kami merancang strategi produk yang lebih baik, strategi komunikasi,” kata Amanda.

Sementara itu, Helga mengungkapkan gairahnya akan kesehatan dan keberlanjutan membuahkan Burgreens, sebuah restoran makanan sehat, dan Green Rebel, produsen makanan nabati inovatif. Helga ingin membuat pilihan sehat menjadi lezat dan mudah diakses.

“Kami mengukur dampak dari healh impact to customers, social impact, dan environmental impact,” ujarnya.

Senada, Putu Laura mengungkapkan kecintaannya pada produk lokal Indonesia dan melihat peluang untuk menjadi agregator yang membimbing UKM lokal untuk mengembangkan merek mereka dan menjangkau pasar yang lebih luas.

“Kami adalah aggregator untuk semua UKM. Kami membantu mereka mempromosikan storytelling semacam ini agar orang memahami mengapa mereka harus membeli produk ini,” katanya.

Bagi mereka, keterlibatan untuk menjadi wirausahawan bukan sekadar mencari keuntungan, tapi juga berusaha menciptakan dampak nyata yang mengubah lanskap sosial, ekonomi, dan lingkungan Indonesia.

Membangun merek autentik di era digital
Di era digital, autentisitas merupakan hal yang paling berharga. Media sosial pun memainkan peran utama dalam membentuk perilaku konsumen di Indonesia. Hal ini sangat memengaruhi persepsi merek dan minat pembelian. 

Amanda menyebut media sosial telah menjadi salah satu alat yang paling membantu bagi perusahaan. Tidak hanya sebagai alat penjualan, tetapi juga untuk menceritakan kisah-kisah perusahaan dan membangun komunitas sukarelawan. 

“Sebanyak 40% dari penjualan kami juga berasal dari orang-orang yang pertama kali menemukan kami melalui Instagram,” katanya.

Burgreens menggunakan media sosial untuk mempromosikan "Vegan Runner Challenge," mengubah partisipasi pelanggan menjadi pemasaran organik yang kuat.

Strategi digital ini menunjukkan media sosial bukan hanya platform yang bisa dimonetisasi secara komersial, melainkan alat untuk menghubungkan audiens secara daring maupun luring. 

“Yang paling penting adalah autensitas. Jadi saat kita ingin membangun merek, apalagi jika mereknya masih kecil, maka visi pendiri menjadi kompas yang menciptakan rasa ingin tahu dan pemasaran organik,” ujarnya.

Dia menambahkan brand building merupakan latihan yang sangat holistik tentang membangun reputasi dan bagaimana brand perusahaan dipersepsikan oleh khalayak banyak.

Sementara itu, Putu Laura memilih berfokus pada Instagram untuk menarik pengikut organik dan secara bertahap membangun kembali situs web mereka. Pendekatan ini, lanjutnya, menekankan pentingnya menciptakan basis pelanggan yang tumbuh secara alami, selangkah demi selangkah, demi koneksi yang lebih kuat dan berkelanjutan.

“Saya hanya fokus pada satu media sosial, Instagram. Saat ini kami membangun organik followers,” ujarnya.

Memilih investor dan partner bisnis 
Bagi wirausahawan muda, khususnya para wirausahawan perempuan, Amanda menawarkan dua nasihat utama. Pertama, sangat penting untuk membangun sistem dukungan yang kuat untuk melewati tantangan. 

Kedua, memimpin dengan hati bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan. Ini berarti memiliki kedalaman emosional untuk memimpin dengan empati, membuat keputusan bisnis yang bijaksana, dan merangkul sisi kemanusiaan dalam berbisnis. 

Sementara itu, Helga menganjurkan beberapa hal. Pertama, untuk memiliki visi yang jelas, definisikan secara spesifik produk, misi dan tujuan bisnis sehingga bisa memiliki metrik keberhasilan yang terukur.

Kedua, sangat bijak untuk mencari co-founder karena menjalankan bisnis itu sulit dan memiliki rekan yang saling melengkapi dengan misi yang sama akan meringankan beban. Ketiga, Helga menyarankan untuk tumbuh secara berkelanjutan dan mandiri dengan investor yang terbatas. 

Helga juga merekomendasikan bekerja dengan angel investor di awal daripada langsung ke investor institusional. Pendekatan ini memberikan lebih banyak kebebasan dan kendali atas bisnis, berbeda dengan model venture-backed Green Rebel yang menuntut tanggung jawab dan persetujuan korporat lebih banyak. 

Di sisi lain, Putu Laura pentingnya mengatasi rasa kurang percaya diri yang sering menghambat langkah awal. Selain itu, sangat krusial untuk mencari dukungan atau konsultan yang dapat membantu dalam merumuskan DNA merek serta mengembangkan model bisnis yang solid.

Tidak hanya itu, Laura juga menegaskan ide pribadi saja tidak cukup untuk membangun bisnis yang kuat. Wirausahawan harus aktif melakukan riset mendalam mengenai kebutuhan pasar dan permintaan pelanggan agar produk atau layanan mereka relevan. 

Untuk memastikan keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang, ia menegaskan pentingnya kontinuitas, kemampuan beradaptasi dengan tren yang terus berubah dan pemahaman yang kuat tentang biaya operasional.



Penulis : Helen Angelia

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Peran Strategis Media Sosial dalam Membangun Merek

Media sosial sangat penting untuk membangun autentisitas merek, kepercayaan konsumen hingga peningkatan penjualan

Helen Angelia . 18 July 2025

Kidult: Saat Orang Dewasa Rela Habiskan Adult Money untuk Mainan

Memiliki adult money berarti saat untuk memenuhi dan membeli semua keinginan saat masa kecil.

Context.id . 17 July 2025

Dumbphone: Solusi Kabur dari Kalut Dunia Digital?

Dari smartphone ke dumphone, solusi untuk tetap terkoneksi tanpa distraksi.

Context.id . 16 July 2025

Facebook Perketat Monetisasi, Konten Duplikat Bakal Ditindak

Kreator yang ketahuan berulang kali mencuri konten kehilangan akses untuk melakukan monetisasi dalam jangka waktu tertentu

Renita Sukma . 16 July 2025