Trump Ajak Pemimpin Silicon Valley Masuk Kabinetnya
Langkah ini memperkuat hubungan antara dunia teknologi dan politik serta mendorong peran Amerika di bidang inovasi global lebih strategis
Context.id, JAKARTA – Presiden Donald Trump kembali ke Gedung Putih dengan mengajak sejumlah tokoh penting dari Silicon Valley untuk bergabung dalam kabinet pemerintahannya.
Langkah ini memperkuat hubungan antara dunia teknologi dan politik, dengan sejumlah tokoh dari industri teknologi mengambil peran strategis dalam pemerintahan.
Sejak sebelum dilantik, Trump memang telah menunjuk lebih dari selusin pemimpin teknologi untuk mengisi jabatan resmi di pemerintahan, termasuk posisi informal sebagai penasihat senior.
Namun, para pemimpin teknologi ini harus menyesuaikan diri dengan peraturan pemerintah, termasuk aturan konflik kepentingan federal yang melarang pegawai negara terlibat dalam kebijakan yang dapat memengaruhi kepentingan keuangan pribadi mereka.
Berikut ini beberapa tokoh teknologi pilihan Trump:
Elon Musk
Elon ditunjuk sebagai pemimpin Department of Government Efficiency (DOGE), sebuah komite penghematan biaya di luar struktur formal pemerintah.
DOGE menargetkan penghematan hingga $1 triliun dari total pengeluaran federal yang mencapai $6,75 triliun pada 2024.
Musk, pendiri Tesla, SpaceX, dan Neuralink, menyumbang setidaknya US$277 juta untuk mendukung kampanye Trump dan Partai Republik dalam Pemilu 2024.
Sebelumnya Musk ditemani Vivek Ramaswamy, pendiri perusahaan investasi Strive Asset Management yang juga dikenal vokal dalam isu pemangkasan anggaran federal.
Namun belakangan Ramaswamy mengundurkan diri karena mencalonkan diri sebagai gubernur Ohio
David Sacks
Salah satu anggota PayPal Mafia, David Sacks, ditunjuk sebagai penasihat khusus untuk kecerdasan buatan (AI) dan kripto di Gedung Putih. Perannya dinilai strategis dalam membentuk kerangka regulasi untuk teknologi kripto di AS.
Sebagai investor yang berpengaruh di perusahaan seperti SpaceX, Uber, dan Palantir, Sacks akan memimpin pengembangan kebijakan untuk aset digital melalui Presidential Council of Advisers for Digital Assets.
Scott Kupor dan Sriram Krishnan
Scott Kupor, mitra di firma modal ventura Andreessen Horowitz, ditunjuk sebagai Direktur Office of Personnel Management.
Sementara itu, Sriram Krishnan, mantan eksekutif di Microsoft, Meta, dan Snap, akan menjadi penasihat senior untuk kebijakan kecerdasan buatan di Gedung Putih.
Ken Howery, Darío Gil dan Jared Isaacman
Howery salah satu pendiri PayPal ditunjuk Trump menjadi Duta Besar AS untuk Denmark. Sementara Dario Gill adalah peneliti senior IBM, sebagai Wakil Menteri Energi untuk inovasi ilmiah.
Lalu ada juga Jared Isaacman, miliarder dan astronaut SpaceX yang akan menjabat sebagai penasehat NASA.
Mengajak pelaku industri teknologi, Trump berambisi membawa efisiensi dan inovasi ke dalam pemerintahan, termasuk reformasi di sektor kecerdasan buatan, teknologi kripto, dan eksplorasi luar angkasa.
Namun, langkah ini mendapat perhatian khusus terkait potensi konflik kepentingan, terutama mengingat keterlibatan perusahaan-perusahaan besar dalam proyek pemerintah
RELATED ARTICLES
Trump Ajak Pemimpin Silicon Valley Masuk Kabinetnya
Langkah ini memperkuat hubungan antara dunia teknologi dan politik serta mendorong peran Amerika di bidang inovasi global lebih strategis
Context.id, JAKARTA – Presiden Donald Trump kembali ke Gedung Putih dengan mengajak sejumlah tokoh penting dari Silicon Valley untuk bergabung dalam kabinet pemerintahannya.
Langkah ini memperkuat hubungan antara dunia teknologi dan politik, dengan sejumlah tokoh dari industri teknologi mengambil peran strategis dalam pemerintahan.
Sejak sebelum dilantik, Trump memang telah menunjuk lebih dari selusin pemimpin teknologi untuk mengisi jabatan resmi di pemerintahan, termasuk posisi informal sebagai penasihat senior.
Namun, para pemimpin teknologi ini harus menyesuaikan diri dengan peraturan pemerintah, termasuk aturan konflik kepentingan federal yang melarang pegawai negara terlibat dalam kebijakan yang dapat memengaruhi kepentingan keuangan pribadi mereka.
Berikut ini beberapa tokoh teknologi pilihan Trump:
Elon Musk
Elon ditunjuk sebagai pemimpin Department of Government Efficiency (DOGE), sebuah komite penghematan biaya di luar struktur formal pemerintah.
DOGE menargetkan penghematan hingga $1 triliun dari total pengeluaran federal yang mencapai $6,75 triliun pada 2024.
Musk, pendiri Tesla, SpaceX, dan Neuralink, menyumbang setidaknya US$277 juta untuk mendukung kampanye Trump dan Partai Republik dalam Pemilu 2024.
Sebelumnya Musk ditemani Vivek Ramaswamy, pendiri perusahaan investasi Strive Asset Management yang juga dikenal vokal dalam isu pemangkasan anggaran federal.
Namun belakangan Ramaswamy mengundurkan diri karena mencalonkan diri sebagai gubernur Ohio
David Sacks
Salah satu anggota PayPal Mafia, David Sacks, ditunjuk sebagai penasihat khusus untuk kecerdasan buatan (AI) dan kripto di Gedung Putih. Perannya dinilai strategis dalam membentuk kerangka regulasi untuk teknologi kripto di AS.
Sebagai investor yang berpengaruh di perusahaan seperti SpaceX, Uber, dan Palantir, Sacks akan memimpin pengembangan kebijakan untuk aset digital melalui Presidential Council of Advisers for Digital Assets.
Scott Kupor dan Sriram Krishnan
Scott Kupor, mitra di firma modal ventura Andreessen Horowitz, ditunjuk sebagai Direktur Office of Personnel Management.
Sementara itu, Sriram Krishnan, mantan eksekutif di Microsoft, Meta, dan Snap, akan menjadi penasihat senior untuk kebijakan kecerdasan buatan di Gedung Putih.
Ken Howery, Darío Gil dan Jared Isaacman
Howery salah satu pendiri PayPal ditunjuk Trump menjadi Duta Besar AS untuk Denmark. Sementara Dario Gill adalah peneliti senior IBM, sebagai Wakil Menteri Energi untuk inovasi ilmiah.
Lalu ada juga Jared Isaacman, miliarder dan astronaut SpaceX yang akan menjabat sebagai penasehat NASA.
Mengajak pelaku industri teknologi, Trump berambisi membawa efisiensi dan inovasi ke dalam pemerintahan, termasuk reformasi di sektor kecerdasan buatan, teknologi kripto, dan eksplorasi luar angkasa.
Namun, langkah ini mendapat perhatian khusus terkait potensi konflik kepentingan, terutama mengingat keterlibatan perusahaan-perusahaan besar dalam proyek pemerintah
POPULAR
RELATED ARTICLES