Mengapa Semakin Banyak Perusahaan Ingin Menjadikan Bitcoin sebagai Aset?
Reputasi bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan krisis ekonomi di tengah ketidakpastian global membuat beberapa perusahaan mulai melirik komoditas ini
Context.id, JAKARTA - Reli saham MicroStrategy yang luar biasa berkat dukungannya terhadap bitcoin telah memikat perusahaan lain untuk meniru strategi tersebut.
Beberapa perusahaan mulai menambahkan kripto ke kas perusahaan, sementara yang lain sedang mempertimbangkan untuk menjadikannya sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan krisis ekonomi.
MicroStrategy, pelopor investasi bitcoin
Buku pedoman kripto MicroStrategy telah melambungkan sahamnya hingga 501% tahun ini. Meskipun bisnis utamanya adalah perangkat lunak, mengumpulkan bitcoin telah menjadi strategi lainnya.
Melihat melonjaknya saham MicroStrategy membuat beberapa perusahaan lain mulai mengikuti jejak MicroStrategy dengan menerbitkan surat utang untuk membeli bitcoin.
Beberapa perusahaan yang mengikuti langkah MicroStrategy di antaranya Marathon Holdings, Core Scientific dan Metaplanet (Jepang)
Namun ini mungkin bukan hal baru, pasalnya tiga perusahaan tersebut itu adalah perusahaan kripto.
Walaupun sebagian besar pengadopsi langkah itu adalah perusahaan kripto, perusahaan di luar industri ini mulai mempertimbangkan langkah serupa.
Melansir Market Insider, Acurx Pharmaceuticals yang bergerak di bidang farmasi baru-baru ini membeli bitcoin senilai US$1 juta, menunjukkan adanya perubahan dalam sikap perusahaan non-kripto.
Menurut Gracy Chen, CEO bursa mata uang kripto Bitget, transaksi spekulatif yang dulunya mendominasi pasar kripto kini berubah seiring meningkatnya minat lembaga dalam menciptakan cadangan aset berbasis bitcoin.
Diversifikasi atau cari keuntungan cepat?
Melihat tren ini, banyak yang memperkirakan bitcoin akan menggantikan emas sebagai aset penyimpanan nilai utama dunia.
Bitcoin dipandang punya potensi sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan krisis ekonomi global. Lihat saja, dalam situasi global yang semakin tidak stabil, bitcoin justru malah semakin kinclong.
Kendati begitu, tidak semua yang gampang tergiur dengan keuntungan cepat yang dihasilkan bitcoin.
Seperti yang terjadi di perusahaan teknologi besar seperti Microsoft dan Amazon. Ada usulan dari internal untuk ikut membeli bitcoin.
Namun, keputusan itu tidak ditanggapi dengan serius karena dua perusahaan itu merasa bisnis mereka utamanya terkait dengan kepercayaan konsumen dan kestabilan. Hal itu bagi mereka tidak terlihat di bitcoin yang sangat spekulatif.
Pasalnya bitcoin juga punya risiko yang sangat besar. Harga bitcoin yang volatil membuat perusahaan yang membelinya menggunakan utang berisiko mengalami kerugian besar jika harga bitcoin jatuh, sementara kewajiban utang tetap ada.
RELATED ARTICLES
Mengapa Semakin Banyak Perusahaan Ingin Menjadikan Bitcoin sebagai Aset?
Reputasi bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan krisis ekonomi di tengah ketidakpastian global membuat beberapa perusahaan mulai melirik komoditas ini
Context.id, JAKARTA - Reli saham MicroStrategy yang luar biasa berkat dukungannya terhadap bitcoin telah memikat perusahaan lain untuk meniru strategi tersebut.
Beberapa perusahaan mulai menambahkan kripto ke kas perusahaan, sementara yang lain sedang mempertimbangkan untuk menjadikannya sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan krisis ekonomi.
MicroStrategy, pelopor investasi bitcoin
Buku pedoman kripto MicroStrategy telah melambungkan sahamnya hingga 501% tahun ini. Meskipun bisnis utamanya adalah perangkat lunak, mengumpulkan bitcoin telah menjadi strategi lainnya.
Melihat melonjaknya saham MicroStrategy membuat beberapa perusahaan lain mulai mengikuti jejak MicroStrategy dengan menerbitkan surat utang untuk membeli bitcoin.
Beberapa perusahaan yang mengikuti langkah MicroStrategy di antaranya Marathon Holdings, Core Scientific dan Metaplanet (Jepang)
Namun ini mungkin bukan hal baru, pasalnya tiga perusahaan tersebut itu adalah perusahaan kripto.
Walaupun sebagian besar pengadopsi langkah itu adalah perusahaan kripto, perusahaan di luar industri ini mulai mempertimbangkan langkah serupa.
Melansir Market Insider, Acurx Pharmaceuticals yang bergerak di bidang farmasi baru-baru ini membeli bitcoin senilai US$1 juta, menunjukkan adanya perubahan dalam sikap perusahaan non-kripto.
Menurut Gracy Chen, CEO bursa mata uang kripto Bitget, transaksi spekulatif yang dulunya mendominasi pasar kripto kini berubah seiring meningkatnya minat lembaga dalam menciptakan cadangan aset berbasis bitcoin.
Diversifikasi atau cari keuntungan cepat?
Melihat tren ini, banyak yang memperkirakan bitcoin akan menggantikan emas sebagai aset penyimpanan nilai utama dunia.
Bitcoin dipandang punya potensi sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan krisis ekonomi global. Lihat saja, dalam situasi global yang semakin tidak stabil, bitcoin justru malah semakin kinclong.
Kendati begitu, tidak semua yang gampang tergiur dengan keuntungan cepat yang dihasilkan bitcoin.
Seperti yang terjadi di perusahaan teknologi besar seperti Microsoft dan Amazon. Ada usulan dari internal untuk ikut membeli bitcoin.
Namun, keputusan itu tidak ditanggapi dengan serius karena dua perusahaan itu merasa bisnis mereka utamanya terkait dengan kepercayaan konsumen dan kestabilan. Hal itu bagi mereka tidak terlihat di bitcoin yang sangat spekulatif.
Pasalnya bitcoin juga punya risiko yang sangat besar. Harga bitcoin yang volatil membuat perusahaan yang membelinya menggunakan utang berisiko mengalami kerugian besar jika harga bitcoin jatuh, sementara kewajiban utang tetap ada.
POPULAR
RELATED ARTICLES