Share

Home Stories

Stories 12 Desember 2024

Eras Tour Taylor Swift Memecahkan Rekor Dunia yang Sulit Ditandingi

Kesuksesan Eras Tour mungkin sulit untuk ditiru bahkan oleh Swift sendiri jika dia mengadakan tur serupa untuk kedua kalinya.

Eras Tour Taylor Swift/en.ara.cat

Context.id, JAKARTA -Eras Tour Taylor Swiftberakhir pada hari Minggu (8/12) di Vancouver, Kanada. Ini adalah tur konser keenam Taylor Swift, yang digambarkan sebagai perjalanan menuju semua "era" musiknya. 

Sebagai penghormatan atas seluruh albumnya, The Eras Tour diselenggarakan sebagai tur terbesar Taylor Swift dengan 151 pertunjukan di lima benua. 

Tur ini menjadi tur pertama dalam sejarah yang meraup US$2 miliar atau sekitar Rp31 triliun sehingga berhasil memecahkan rekor dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa.

Tur ini berlangsung selama 21 bulan, meliputi 149 pertunjukan, dan sekitar 484 jam penampilan. 

Tema "Eras" dalam tur ini sangat strategis, bertepatan dengan proyek Swift untuk merekam ulang enam album pertamanya setelah penjualan master aslinya. 

Tur ini sekaligus merayakan masa lalunya sambil mempromosikan rilisan masa sebelumnya, membuat penggemar terus terlibat dengan konten baru sepanjang tur.

Swift mengumumkan rekaman ulang Speak Now dan 1989 selama tur, yang semakin memicu antusiasme penggemar dan memperkuat kesuksesan Eras Tour.

Penampilan Swift di tur ini tidak hanya memikat jutaan orang tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan di berbagai wilayah dunia, dari AS hingga Inggris dan Singapura. 

Para penggemar rela membayar harga premium untuk menyaksikan pertunjukan selama tiga jam yang menampilkan hits dari seluruh musik Swift, lengkap dengan lagu-lagu kejutan di setiap pertunjukan.

Standar yang sulit ditandingi
Meskipun sangat sukses, Eras Tour mungkin sulit untuk ditiru bahkan oleh Swift sendiri jika dia mengadakan tur serupa untuk kedua kalinya. 

Bisa dibilang tur ini menetapkan standar baru dalam industri musik, memadukan ketahanan, pertunjukan megah, dan nostalgia. 

Namun, kebutuhan finansial dan logistik yang dibutuhkan sangat besar dan sulit dijangkau oleh sebagian besar seniman.

Sementara artis besar seperti Jennifer Lopez dan Bad Bunny menghadapi pembatalan tur karena biaya yang tinggi, Swift justru sebaliknya. 

Memiliki basis penggemar yang solid dan militan, memungkinkan Swift untuk menciptakan tur dengan skala sebesar ini.

Bahkan bintang dengan popularitas sebanding, seperti Billie Eilish, telah menyatakan ketidaktertarikannya pada format tur yang sangat intens dan melelahkan itu. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 12 Desember 2024

Eras Tour Taylor Swift Memecahkan Rekor Dunia yang Sulit Ditandingi

Kesuksesan Eras Tour mungkin sulit untuk ditiru bahkan oleh Swift sendiri jika dia mengadakan tur serupa untuk kedua kalinya.

Eras Tour Taylor Swift/en.ara.cat

Context.id, JAKARTA -Eras Tour Taylor Swiftberakhir pada hari Minggu (8/12) di Vancouver, Kanada. Ini adalah tur konser keenam Taylor Swift, yang digambarkan sebagai perjalanan menuju semua "era" musiknya. 

Sebagai penghormatan atas seluruh albumnya, The Eras Tour diselenggarakan sebagai tur terbesar Taylor Swift dengan 151 pertunjukan di lima benua. 

Tur ini menjadi tur pertama dalam sejarah yang meraup US$2 miliar atau sekitar Rp31 triliun sehingga berhasil memecahkan rekor dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa.

Tur ini berlangsung selama 21 bulan, meliputi 149 pertunjukan, dan sekitar 484 jam penampilan. 

Tema "Eras" dalam tur ini sangat strategis, bertepatan dengan proyek Swift untuk merekam ulang enam album pertamanya setelah penjualan master aslinya. 

Tur ini sekaligus merayakan masa lalunya sambil mempromosikan rilisan masa sebelumnya, membuat penggemar terus terlibat dengan konten baru sepanjang tur.

Swift mengumumkan rekaman ulang Speak Now dan 1989 selama tur, yang semakin memicu antusiasme penggemar dan memperkuat kesuksesan Eras Tour.

Penampilan Swift di tur ini tidak hanya memikat jutaan orang tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan di berbagai wilayah dunia, dari AS hingga Inggris dan Singapura. 

Para penggemar rela membayar harga premium untuk menyaksikan pertunjukan selama tiga jam yang menampilkan hits dari seluruh musik Swift, lengkap dengan lagu-lagu kejutan di setiap pertunjukan.

Standar yang sulit ditandingi
Meskipun sangat sukses, Eras Tour mungkin sulit untuk ditiru bahkan oleh Swift sendiri jika dia mengadakan tur serupa untuk kedua kalinya. 

Bisa dibilang tur ini menetapkan standar baru dalam industri musik, memadukan ketahanan, pertunjukan megah, dan nostalgia. 

Namun, kebutuhan finansial dan logistik yang dibutuhkan sangat besar dan sulit dijangkau oleh sebagian besar seniman.

Sementara artis besar seperti Jennifer Lopez dan Bad Bunny menghadapi pembatalan tur karena biaya yang tinggi, Swift justru sebaliknya. 

Memiliki basis penggemar yang solid dan militan, memungkinkan Swift untuk menciptakan tur dengan skala sebesar ini.

Bahkan bintang dengan popularitas sebanding, seperti Billie Eilish, telah menyatakan ketidaktertarikannya pada format tur yang sangat intens dan melelahkan itu. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025