Share

Home Stories

Stories 03 Desember 2024

Star Trex, Sejarah dan Dampaknya bagi Eksplorasi Luar Angkasa

Star Trex bukan hanya sekadar film, tapi menjadi gambaran mayoritas manusia mengenai kehidupan dan penjelajahan luar angkasa

Poster Star Trex/Paramount Plus

Context.id, JAKARTA - Generasi Baby Boomers maupun milenial tentunya tahu film Star Trex. Film yang mengisahkan tentang kehidupan dan penjelajahan luar angkasa. Star Trex menjadi simbol bayangan dan harapan umat manusia mengenai kehidupan di luar bumi. 

Pertama kali tayang pada 1966, hingga saat ini Star Trex menjadi fenomena budaya yang melahirkan banyak serial televisi, buku dan permainan hingga memengaruhi perkembangan teknologi dan budaya.

Dibuat oleh Gene Roddenberry, seorang veteran Perang Dunia II yang beralih profesi menjadi penulis, peluncuran awal Star Trek tidak berjalan mulus. 

Melansir Space, saat itu NBC menilai Star Trex terlalu intelektual dan akan sulit dicerna oleh publik. Serial ini mengikuti petualangan USS Enterprise dalam misi lima tahun untuk menjelajahi dunia-dunia baru yang aneh, mencari kehidupan dan peradaban baru.

Meskipun hanya bertahan tiga musim karena rendahnya rating, siaran ulang serial ini membangkitkan kembali antusiasme penggemar. Pada 1972, ribuan orang menghadiri konvensi pertama Star Trek, menunjukkan bahwa warisannya tetap hidup.



Sukses di layar lebar
Setelah serial animasi singkat pada 1973-1974, Star Trek beralih ke layar lebar. Kesuksesan film Star Wars dan Close Encounters of the Third Kind menginspirasi produksi Star Trek: The Motion Picture (1979), yang memulai rangkaian enam film lainnya hingga 1991.

Tayangan-tayangan itu membuka jalan bagi Star Trek: The Next Generation (1987-1994), yang berlatar di masa depan dengan karakter baru seperti Kapten Jean-Luc Picard (Patrick Stewart). 

Serial ini menghadirkan isu sosial seperti rasisme dan gender, menjadikannya salah satu tayangan paling berpengaruh dalam waralaba.

Spin-off lainnya, seperti Deep Space Nine (1993-1999), Voyager (1995-2001) dan Enterprise (2001-2005) membawa berbagai perspektif baru, termasuk eksplorasi stasiun luar angkasa dan perjalanan jauh dari rumah. 

Setelah hiatus panjang, Star Trek: Discovery (2017-2024) memperkenalkan pendekatan yang lebih gelap dan berani

Dampaknya pada dunia 
Star Trek tidak hanya menginspirasi hiburan, tetapi juga dunia ilmiah. Pada 1976, penggemar berhasil memengaruhi NASA untuk menamai prototipe pesawat ulang-alik pertama sebagai Enterprise. 

Serial ini juga menginspirasi alat seperti communicator (pendahulu ponsel), tablet komputer, dan upaya pengembangan tricorder medis.

Astronot seperti Mae Jemison, wanita kulit hitam pertama di luar angkasa, mengutip Star Trek sebagai inspirasi. Dia bahkan muncul dalam salah satu episode The Next Generation. Beberapa aktor Star Trek, seperti Nichelle Nichols (Uhura), berperan dalam merekrut generasi baru astronot.

Meskipun teknologi seperti teleportasi dan warp drive masih fiksi, Star Trek telah mendorong inovasi nyata, seperti perangkat MRI yang menyerupai tricorder. 

Penelitian NASA tentang propulsi kecepatan cahaya menunjukkan impian warp drive masih hidup, meski hasilnya belum nyata. Saat ini, Star Trek terus berkembang dengan serial seperti Strange New Worlds (2022) dan Starfleet Academy (2025). 

Film Star Trek: Section 31 juga direncanakan untuk rilis pada 2025, melanjutkan warisan layar lebar waralaba ini. Star Trek telah melampaui sekadar hiburan, menjadi cerminan ambisi manusia untuk menjelajahi kosmos. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Home Stories

Stories 03 Desember 2024

Star Trex, Sejarah dan Dampaknya bagi Eksplorasi Luar Angkasa

Star Trex bukan hanya sekadar film, tapi menjadi gambaran mayoritas manusia mengenai kehidupan dan penjelajahan luar angkasa

Poster Star Trex/Paramount Plus

Context.id, JAKARTA - Generasi Baby Boomers maupun milenial tentunya tahu film Star Trex. Film yang mengisahkan tentang kehidupan dan penjelajahan luar angkasa. Star Trex menjadi simbol bayangan dan harapan umat manusia mengenai kehidupan di luar bumi. 

Pertama kali tayang pada 1966, hingga saat ini Star Trex menjadi fenomena budaya yang melahirkan banyak serial televisi, buku dan permainan hingga memengaruhi perkembangan teknologi dan budaya.

Dibuat oleh Gene Roddenberry, seorang veteran Perang Dunia II yang beralih profesi menjadi penulis, peluncuran awal Star Trek tidak berjalan mulus. 

Melansir Space, saat itu NBC menilai Star Trex terlalu intelektual dan akan sulit dicerna oleh publik. Serial ini mengikuti petualangan USS Enterprise dalam misi lima tahun untuk menjelajahi dunia-dunia baru yang aneh, mencari kehidupan dan peradaban baru.

Meskipun hanya bertahan tiga musim karena rendahnya rating, siaran ulang serial ini membangkitkan kembali antusiasme penggemar. Pada 1972, ribuan orang menghadiri konvensi pertama Star Trek, menunjukkan bahwa warisannya tetap hidup.



Sukses di layar lebar
Setelah serial animasi singkat pada 1973-1974, Star Trek beralih ke layar lebar. Kesuksesan film Star Wars dan Close Encounters of the Third Kind menginspirasi produksi Star Trek: The Motion Picture (1979), yang memulai rangkaian enam film lainnya hingga 1991.

Tayangan-tayangan itu membuka jalan bagi Star Trek: The Next Generation (1987-1994), yang berlatar di masa depan dengan karakter baru seperti Kapten Jean-Luc Picard (Patrick Stewart). 

Serial ini menghadirkan isu sosial seperti rasisme dan gender, menjadikannya salah satu tayangan paling berpengaruh dalam waralaba.

Spin-off lainnya, seperti Deep Space Nine (1993-1999), Voyager (1995-2001) dan Enterprise (2001-2005) membawa berbagai perspektif baru, termasuk eksplorasi stasiun luar angkasa dan perjalanan jauh dari rumah. 

Setelah hiatus panjang, Star Trek: Discovery (2017-2024) memperkenalkan pendekatan yang lebih gelap dan berani

Dampaknya pada dunia 
Star Trek tidak hanya menginspirasi hiburan, tetapi juga dunia ilmiah. Pada 1976, penggemar berhasil memengaruhi NASA untuk menamai prototipe pesawat ulang-alik pertama sebagai Enterprise. 

Serial ini juga menginspirasi alat seperti communicator (pendahulu ponsel), tablet komputer, dan upaya pengembangan tricorder medis.

Astronot seperti Mae Jemison, wanita kulit hitam pertama di luar angkasa, mengutip Star Trek sebagai inspirasi. Dia bahkan muncul dalam salah satu episode The Next Generation. Beberapa aktor Star Trek, seperti Nichelle Nichols (Uhura), berperan dalam merekrut generasi baru astronot.

Meskipun teknologi seperti teleportasi dan warp drive masih fiksi, Star Trek telah mendorong inovasi nyata, seperti perangkat MRI yang menyerupai tricorder. 

Penelitian NASA tentang propulsi kecepatan cahaya menunjukkan impian warp drive masih hidup, meski hasilnya belum nyata. Saat ini, Star Trek terus berkembang dengan serial seperti Strange New Worlds (2022) dan Starfleet Academy (2025). 

Film Star Trek: Section 31 juga direncanakan untuk rilis pada 2025, melanjutkan warisan layar lebar waralaba ini. Star Trek telah melampaui sekadar hiburan, menjadi cerminan ambisi manusia untuk menjelajahi kosmos. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Konidin X Nobrands Luncurkan Sepatu Kekinian untuk Generasi Aktif

Konidin gandeng Nobrands luncurkan sepatu edisi terbatas \"The Unstoppable Step \" 14 April 2025, dorong semangat generasi muda terus maju tanpa batas

Media Digital . 17 April 2025

Bagaimana Efek Tarif Trump ke Pekerja Muda?

Tarif resiprokal atau tarif Trump tidak hanya berdampak pada pengusaha, namun juga pekerja muda. Seperti apa?

Renita Sukma . 16 April 2025

Trump Mau AI Ditenagai Batu Bara Indah dan Bersih, Apa Bisa?

Di mata Trump dan Amerika, batu bara adalah energi bersih yang ramah lingkungan

Noviarizal Fernandez . 15 April 2025

Google Gemini Kini Bisa Ubah Dokumen Jadi Podcast

Gemini bakal membacakan isi artikel atau laporan kamu, lengkap dengan intonasi ala penyiar podcast

Noviarizal Fernandez . 14 April 2025