Film Horor Bertema Agama Berhasil Menghadirkan Ketakutan
Film horor bertema agama tak hanya menakut-nakuti penonton tetap juga menggugah persoalan tentang keyakinan dan kematian
Context.id, JAKARTA - Belakangan ini, film horor bertema agama tengah naik daun. Film-film dengan judul Siksa Kubur, Kiblat, Pemandi Jenazah, The Nun, Conjuring dan lainnya menyedot banyak penonton. Mungkin saja film seram bertema agama ini punya kesan mendalam soal keyakinan sekaligus ketakutan.
Laporan AP mengulas tentang film-film horor bertema agama yang sangat kuat pesannya dan tidak hanya menjadikan agama sebagai latar belakang cerita, tapi juga sebagai kunci penting pemantik ketegangan mental.
Stacey Abbott, profesor film di Universitas Northumbria melihat banyak film horor relijius menarik karena mengangkat pertanyaan-pertanyaan kritis tentang institusi agama, patriarki, serta hakikat keimanan.
Film semacam ini menggali pilihan, kehendak bebas, dan perdebatan keyakinan sehingga memantik kecemasan penonton.
Kematian dan setan
Horor, yang pada dasarnya adalah eksplorasi terhadap ketakutan manusia, selalu terkait erat dengan pertanyaan-pertanyaan eksistensial besar, seperti kehidupan, kematian, dan makna di baliknya.
BACA JUGA
Brandon Grafius, profesor studi Alkitab di Seminari Teologi Ekumenis, menjelaskan banyak agama membahas bagaimana kita bergulat dengan realitas kematian, berusaha menemukan makna di tengah ketidakpastian hidup.
Dalam hal ini, horor berfungsi sebagai cara untuk merenungkan kematian, ketakutan, dan ketidakpastian itu.
Agama-agama Abrahamik seperti Kristiani dan Islam, memiliki kualitas dualistik yang kuat soal kekuatan baik versus jahat yang menjadikannya bahan baku yang sangat subur untuk genre horor.
Menariknya, kendati Amerika Serikat itu sekuler, nilai-nilai seperti itu justru banyak dimasukkan dalam film horor bertema agama.
Salah satu waralaba horor terkenal yang memanfaatkan tema agama adalah The Conjuring, yang menceritakan detektif paranormal bertempur melawan kekuatan jahat berupa setan dan roh.
Film seperti The Nun juga mengangkat tema agama yang lebih spesifik, yakni perjuangan melawan kekuatan iblis yang menyerang berbagai karakter yang terkait dengan gereja.
Sementara The First Omen dan Immaculate mengkritik kontrol patriarki yang digunakan dalam konteks agama, terutama terhadap perempuan.
Dalam agama, terutama agama Kristen, ajaran Yesus dan Injil berfungsi untuk mempertanyakan norma-norma sosial dan mengajukan pertanyaan tentang hidup yang benar.
The Exorcist, yang sering disebut-sebut sebagai ikon horor bertema agama, adalah contoh film yang berhasil memadukan elemen agama dengan kengerian, berkat kedalaman cerita dan penggambaran yang serius terhadap ritual dan simbol keagamaan.
Di sisi lain, beberapa film pengusiran setan yang mencoba memasukkan elemen-elemen agama bisa terasa berlebihan dan kehilangan kekuatan simbolik yang mendalam.
Beberapa film mencoba memanfaatkan simbol-simbol agama untuk menciptakan sensasi, tetapi gagal menghormati nilai-nilai yang mendalam dalam agama itu sendiri.
Ritual dan simbol agama memiliki bobot dan makna yang mendalam karena sudah berjalan selama berabad-abad. Nilai itu bisa bisa hilang jika film dibuat dengan ceroboh atau hanya mengandalkan sensasi.
RELATED ARTICLES
Film Horor Bertema Agama Berhasil Menghadirkan Ketakutan
Film horor bertema agama tak hanya menakut-nakuti penonton tetap juga menggugah persoalan tentang keyakinan dan kematian
Context.id, JAKARTA - Belakangan ini, film horor bertema agama tengah naik daun. Film-film dengan judul Siksa Kubur, Kiblat, Pemandi Jenazah, The Nun, Conjuring dan lainnya menyedot banyak penonton. Mungkin saja film seram bertema agama ini punya kesan mendalam soal keyakinan sekaligus ketakutan.
Laporan AP mengulas tentang film-film horor bertema agama yang sangat kuat pesannya dan tidak hanya menjadikan agama sebagai latar belakang cerita, tapi juga sebagai kunci penting pemantik ketegangan mental.
Stacey Abbott, profesor film di Universitas Northumbria melihat banyak film horor relijius menarik karena mengangkat pertanyaan-pertanyaan kritis tentang institusi agama, patriarki, serta hakikat keimanan.
Film semacam ini menggali pilihan, kehendak bebas, dan perdebatan keyakinan sehingga memantik kecemasan penonton.
Kematian dan setan
Horor, yang pada dasarnya adalah eksplorasi terhadap ketakutan manusia, selalu terkait erat dengan pertanyaan-pertanyaan eksistensial besar, seperti kehidupan, kematian, dan makna di baliknya.
BACA JUGA
Brandon Grafius, profesor studi Alkitab di Seminari Teologi Ekumenis, menjelaskan banyak agama membahas bagaimana kita bergulat dengan realitas kematian, berusaha menemukan makna di tengah ketidakpastian hidup.
Dalam hal ini, horor berfungsi sebagai cara untuk merenungkan kematian, ketakutan, dan ketidakpastian itu.
Agama-agama Abrahamik seperti Kristiani dan Islam, memiliki kualitas dualistik yang kuat soal kekuatan baik versus jahat yang menjadikannya bahan baku yang sangat subur untuk genre horor.
Menariknya, kendati Amerika Serikat itu sekuler, nilai-nilai seperti itu justru banyak dimasukkan dalam film horor bertema agama.
Salah satu waralaba horor terkenal yang memanfaatkan tema agama adalah The Conjuring, yang menceritakan detektif paranormal bertempur melawan kekuatan jahat berupa setan dan roh.
Film seperti The Nun juga mengangkat tema agama yang lebih spesifik, yakni perjuangan melawan kekuatan iblis yang menyerang berbagai karakter yang terkait dengan gereja.
Sementara The First Omen dan Immaculate mengkritik kontrol patriarki yang digunakan dalam konteks agama, terutama terhadap perempuan.
Dalam agama, terutama agama Kristen, ajaran Yesus dan Injil berfungsi untuk mempertanyakan norma-norma sosial dan mengajukan pertanyaan tentang hidup yang benar.
The Exorcist, yang sering disebut-sebut sebagai ikon horor bertema agama, adalah contoh film yang berhasil memadukan elemen agama dengan kengerian, berkat kedalaman cerita dan penggambaran yang serius terhadap ritual dan simbol keagamaan.
Di sisi lain, beberapa film pengusiran setan yang mencoba memasukkan elemen-elemen agama bisa terasa berlebihan dan kehilangan kekuatan simbolik yang mendalam.
Beberapa film mencoba memanfaatkan simbol-simbol agama untuk menciptakan sensasi, tetapi gagal menghormati nilai-nilai yang mendalam dalam agama itu sendiri.
Ritual dan simbol agama memiliki bobot dan makna yang mendalam karena sudah berjalan selama berabad-abad. Nilai itu bisa bisa hilang jika film dibuat dengan ceroboh atau hanya mengandalkan sensasi.
POPULAR
RELATED ARTICLES