Share

Stories 06 Oktober 2024

Musik dan Produktivitas, Kekuatan Suara dalam Rutinitas Kerja

Musik meningkatkan produktivitas kerja dengan mempengaruhi suasana hati dan fokus

Ilustrasi musik dan pekerjaan/SEEK

Context.id, JAKARTA - Dalam dunia kerja yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak orang mencari cara untuk meningkatkan produktivitas mereka. Salah satu alat yang sering diabaikan adalah musik.

Di tengah kebisingan rutinitas, musik sering kali berfungsi sebagai latar belakang yang menyenangkan, tetapi dampaknya jauh lebih dalam daripada yang kita sadari.

Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Fast Company, Yiren Ren, mahasiswa PhD di Georgia Tech, menjelaskan musik memiliki kemampuan unik untuk mempengaruhi suasana hati dan cara kita memproses informasi. 

Dalam studinya, Ren dan timnya menemukan musik yang familiar dapat membantu individu menjaga fokus dan memproses informasi dengan lebih baik.

"Musik bukan hanya sekadar hiburan; ia dapat memodulasi bagaimana kita merasa dan bahkan memengaruhi memori yang kita ingat saat itu," ungkap Ren.



Berdasarkan penelitian tersebut, ada beberapa jenis musik yang terbukti efektif dalam meningkatkan produktivitas. Musik klasik, misalnya, dikenal luas karena fenomena yang disebut "Mozart Effect." 

Penelitian menunjukkan mendengarkan musik klasik dapat meningkatkan kemampuan kognitif, membantu individu menyelesaikan tugas dengan lebih efisien.

Ketidakadaan lirik dalam musik klasik menjadi salah satu faktor yang menjadikannya pilihan yang ideal untuk fokus. Sementara itu, suara alam juga menunjukkan efek positif.

Penelitian dari Rensselaer Polytechnic Institute mengungkapkan mendengarkan suara-suara alami, seperti gemericik air atau suara angin, dapat meningkatkan suasana hati dan konsentrasi. 

Suara alam berfungsi menutupi kebisingan latar belakang yang mengganggu, menciptakan lingkungan kerja yang lebih tenang dan menyenangkan.

Di sisi lain, skor sinematik yang megah sering kali mampu membangkitkan semangat, membuat bahkan tugas yang paling membosankan terasa lebih berarti.

Ini menunjukkan bagaimana musik dapat mengubah persepsi kita terhadap pekerjaan yang harus dilakukan.

Musik dari video game juga tak kalah menarik. Musik yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman bermain sering kali memiliki tempo yang cepat dan tanpa lirik, sehingga membantu menjaga fokus dan motivasi saat menyelesaikan tugas. 

Melodi ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga dirancang untuk memacu semangat dalam situasi yang penuh tantangan.

Namun, tidak semua musik cocok untuk semua orang. Efektivitas musik dalam meningkatkan produktivitas juga dipengaruhi oleh kepribadian individu.

Menurut Harvard Business Review pada 2022, penelitian menunjukkan ekstrovert cenderung mendapatkan manfaat lebih dari musik latar, sementara introvert mungkin merasa terganggu. 

Selain itu, jenis tugas yang dikerjakan juga berperan penting; tugas yang lebih kompleks mungkin lebih baik diselesaikan dalam keheningan.

Sebuah studi dari National Center for Biotechnology Information awal 2023 menunjukkan meskipun banyak penelitian telah mengeksplorasi bagaimana berbagai jenis musik memengaruhi kinerja, pengetahuan tentang bagaimana musik memengaruhi individu di tempat kerja masih terbatas. 

Studi ini menguji tiga penggunaan musik yang berbeda—yaitu emosional, kognitif, dan latar belakang—terhadap persepsi individu tentang kepuasan kerja dan kinerja. 

Melibatkan 244 pekerja dari berbagai latar belakang, penelitian ini menemukan (1) penggunaan emosional memiliki hubungan positif dengan kinerja, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kepuasan kerja; (2) penggunaan kognitif tidak memiliki efek signifikan terhadap kepuasan dan kinerja; dan (3) penggunaan latar belakang memiliki hubungan negatif dengan kepuasan kerja dan tidak berhubungan dengan kinerja. 

Temuan ini menunjukkan mendengarkan musik selama aktivitas kerja bisa menjadi praktik organisasi yang positif, dengan harapan studi lanjutan dapat mengeksplorasi peran mendengarkan musik sebagai sumber daya.

Melihat dari sudut pandang ini, pemilihan musik yang tepat dapat menjadi alat yang kuat untuk memaksimalkan produktivitas.

Dalam sebuah dunia di mana tekanan dan tuntutan kerja semakin meningkat, memahami bagaimana musik dapat menjadi mitra dalam rutinitas harian kita menjadi semakin relevan. 

Dengan eksperimen dan kesadaran akan preferensi pribadi, individu dapat menciptakan suasana kerja yang lebih produktif dan memuaskan.

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang menyadari bahwa musik bukan sekadar hiburan, tetapi juga bisa menjadi alat yang ampuh untuk membantu kita berfungsi lebih baik dalam pekerjaan. 

Jadi, saat Anda duduk di depan meja kerja, pertimbangkan untuk menyalakan musik yang tepat dan saksikan bagaimana hal itu dapat mengubah cara Anda bekerja.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 06 Oktober 2024

Musik dan Produktivitas, Kekuatan Suara dalam Rutinitas Kerja

Musik meningkatkan produktivitas kerja dengan mempengaruhi suasana hati dan fokus

Ilustrasi musik dan pekerjaan/SEEK

Context.id, JAKARTA - Dalam dunia kerja yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak orang mencari cara untuk meningkatkan produktivitas mereka. Salah satu alat yang sering diabaikan adalah musik.

Di tengah kebisingan rutinitas, musik sering kali berfungsi sebagai latar belakang yang menyenangkan, tetapi dampaknya jauh lebih dalam daripada yang kita sadari.

Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Fast Company, Yiren Ren, mahasiswa PhD di Georgia Tech, menjelaskan musik memiliki kemampuan unik untuk mempengaruhi suasana hati dan cara kita memproses informasi. 

Dalam studinya, Ren dan timnya menemukan musik yang familiar dapat membantu individu menjaga fokus dan memproses informasi dengan lebih baik.

"Musik bukan hanya sekadar hiburan; ia dapat memodulasi bagaimana kita merasa dan bahkan memengaruhi memori yang kita ingat saat itu," ungkap Ren.



Berdasarkan penelitian tersebut, ada beberapa jenis musik yang terbukti efektif dalam meningkatkan produktivitas. Musik klasik, misalnya, dikenal luas karena fenomena yang disebut "Mozart Effect." 

Penelitian menunjukkan mendengarkan musik klasik dapat meningkatkan kemampuan kognitif, membantu individu menyelesaikan tugas dengan lebih efisien.

Ketidakadaan lirik dalam musik klasik menjadi salah satu faktor yang menjadikannya pilihan yang ideal untuk fokus. Sementara itu, suara alam juga menunjukkan efek positif.

Penelitian dari Rensselaer Polytechnic Institute mengungkapkan mendengarkan suara-suara alami, seperti gemericik air atau suara angin, dapat meningkatkan suasana hati dan konsentrasi. 

Suara alam berfungsi menutupi kebisingan latar belakang yang mengganggu, menciptakan lingkungan kerja yang lebih tenang dan menyenangkan.

Di sisi lain, skor sinematik yang megah sering kali mampu membangkitkan semangat, membuat bahkan tugas yang paling membosankan terasa lebih berarti.

Ini menunjukkan bagaimana musik dapat mengubah persepsi kita terhadap pekerjaan yang harus dilakukan.

Musik dari video game juga tak kalah menarik. Musik yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman bermain sering kali memiliki tempo yang cepat dan tanpa lirik, sehingga membantu menjaga fokus dan motivasi saat menyelesaikan tugas. 

Melodi ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga dirancang untuk memacu semangat dalam situasi yang penuh tantangan.

Namun, tidak semua musik cocok untuk semua orang. Efektivitas musik dalam meningkatkan produktivitas juga dipengaruhi oleh kepribadian individu.

Menurut Harvard Business Review pada 2022, penelitian menunjukkan ekstrovert cenderung mendapatkan manfaat lebih dari musik latar, sementara introvert mungkin merasa terganggu. 

Selain itu, jenis tugas yang dikerjakan juga berperan penting; tugas yang lebih kompleks mungkin lebih baik diselesaikan dalam keheningan.

Sebuah studi dari National Center for Biotechnology Information awal 2023 menunjukkan meskipun banyak penelitian telah mengeksplorasi bagaimana berbagai jenis musik memengaruhi kinerja, pengetahuan tentang bagaimana musik memengaruhi individu di tempat kerja masih terbatas. 

Studi ini menguji tiga penggunaan musik yang berbeda—yaitu emosional, kognitif, dan latar belakang—terhadap persepsi individu tentang kepuasan kerja dan kinerja. 

Melibatkan 244 pekerja dari berbagai latar belakang, penelitian ini menemukan (1) penggunaan emosional memiliki hubungan positif dengan kinerja, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kepuasan kerja; (2) penggunaan kognitif tidak memiliki efek signifikan terhadap kepuasan dan kinerja; dan (3) penggunaan latar belakang memiliki hubungan negatif dengan kepuasan kerja dan tidak berhubungan dengan kinerja. 

Temuan ini menunjukkan mendengarkan musik selama aktivitas kerja bisa menjadi praktik organisasi yang positif, dengan harapan studi lanjutan dapat mengeksplorasi peran mendengarkan musik sebagai sumber daya.

Melihat dari sudut pandang ini, pemilihan musik yang tepat dapat menjadi alat yang kuat untuk memaksimalkan produktivitas.

Dalam sebuah dunia di mana tekanan dan tuntutan kerja semakin meningkat, memahami bagaimana musik dapat menjadi mitra dalam rutinitas harian kita menjadi semakin relevan. 

Dengan eksperimen dan kesadaran akan preferensi pribadi, individu dapat menciptakan suasana kerja yang lebih produktif dan memuaskan.

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang menyadari bahwa musik bukan sekadar hiburan, tetapi juga bisa menjadi alat yang ampuh untuk membantu kita berfungsi lebih baik dalam pekerjaan. 

Jadi, saat Anda duduk di depan meja kerja, pertimbangkan untuk menyalakan musik yang tepat dan saksikan bagaimana hal itu dapat mengubah cara Anda bekerja.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Apakah Asteroid yang Kaya Logam Mulia Ribuan Triliun Dolar Bisa Ditambang?

Sebuah wahana antariksa sedang dalam perjalanan menuju sebuah asteroid yang mungkin mengandung logam berharga senilai sekitar US 100 ribu kuadrili ...

Context.id . 22 November 2024

Sertifikasi Halal Perkuat Daya Saing Produk Dalam Negeri

Sertifikasi halal menjadi salah satu tameng bagi pengusaha makanan dan minuman dari serbuan produk asing.

Noviarizal Fernandez . 22 November 2024

Paus Fransiskus Bakal Kanonisasi Carlo Acutis, Santo Millenial Pertama

Paus Fransiskus akan mengkanonisasi Carlo Acutis pada 27 April 2025, menjadikannya santo millenial pertama dan simbol kesatuan iman dengan dunia d ...

Context.id . 22 November 2024

Benar-benar Komedi, Pisang Dilakban Bisa Dilelang hingga Rp98,8 Miliar

Karya seni konseptual pisang karya Maurizio Cattelan, \"Comedian,\" saat dilelang di rumah lelang Sotheby’s jatuh ke tangan seorang pengusaha kr ...

Context.id . 22 November 2024