Stories - 19 September 2024
Perkenalkan SocialAI, Medsos Bagi Orang Kesepian atau Pemalu
SocialAI merupakan media sosial yang benar-benar berisi interaksi palsu alias diisi oleh chatbot AI
Context.id, JAKARTA - Selama beberapa tahun terakhir teknologi kecerdasan buatan (AI) dengan chatbotnya atau LLM seperti ChatGPT yang bisa menghasilkan teks terus menerus meramaikan dunia internet.
Kini AI di internet bukan hanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kita atau mungkin membuat teks lagu atau hal lain yang kita butuhkan, AI kini juga bisa menemani dan mengajak kita ngobrol layaknya manusia di sosial media.
Senin (15/9) kemarin, pengembang perangkat lunak Michael Sayman meluncurkan aplikasi jejaring sosial baru yang menggunakan AI bernama SocialAI.
Medsos satu ini memungkinkan pengguna berinteraksi hanya dengan banyak chatbot AI, bukan manusia lain. Aplikasi ini baru tersedia di toko aplikasi iPhone.
Sayman 28 tahun, sebelumnya menjabat sebagai pimpinan produk di Google, dan ia juga berpindah-pindah antara Facebook, Roblox, dan Twitter selama bertahun-tahun.
Mengutip arstechnica, Sayman mengatakan SocialAI sebagai " jaringan sosial pribadi tempat Anda menerima jutaan komentar yang dibuat oleh AI yang menawarkan umpan balik, saran & refleksi pada setiap kiriman yang Anda buat.”
Dalam sebuah posting pengumuman di X, Sayman menulis tentang bagaimana dia telah bermimpi menciptakan layanan tersebut selama bertahun-tahun, tetapi teknologinya belum siap.
Entah, apakah alasan dirinya membuat aplikasi ini karena merasa kesepian atau bagaimana, yang pasti dIa membuat SocialAI sebagai alat yang dapat membantu orang-orang yang kesepian atau ditolak.
"SocialAI dirancang untuk membantu orang merasa didengarkan, dan memberi mereka ruang untuk refleksi, dukungan, dan umpan balik yang berfungsi seperti komunitas yang erat," tulis Sayman.
"Ini adalah respons terhadap semua saat saya merasa terisolasi, atau seperti saya membutuhkan tempat curhat tetapi tidak memilikinya. Saya tahu aplikasi ini tidak akan menyelesaikan semua masalah hidup, tetapi saya berharap ini dapat menjadi alat kecil bagi orang lain untuk berefleksi, tumbuh, dan merasa diperhatikan," lanjutnya.
Seperti yang dilaporkan The Verge, SocialAI memungkinkan pengguna memilih jenis pengikut AI yang mereka inginkan, termasuk kategori seperti "pendukung," "pecandu," dan "skeptis."
Chatbot AI ini kemudian menanggapi kiriman pengguna dengan komentar dan reaksi singkat tentang hampir semua topik, termasuk teks yang tidak masuk akal.
Masalahnya, bot SocialAI memiliki keterbatasan, ya tentu saja ini bukanlah hal yang mengherankan. Bot ini cenderung menggunakan format respons singkat yang konsisten yang terasa agak klise.
Jangkauan emosi yang disimulasikan juga terbatas. Upaya untuk memancing reaksi negatif yang kuat dari AI biasanya tidak berhasil, karena bot menghindari serangan pribadi bahkan ketika pengguna memaksimalkan pengaturan untuk trolling dan sarkasme.
Banyak yang menduga SocialAI ini menggunakan teknologi yang murah dan ketinggalan zaman, bahkan masih di bawah AI tingkat GPT.
Carl T Bergstrom, ahli biologi evolusi dan komentator AI yang mendaftar sosmed ini mengatakan teknologinya jauh lebih buruk dari yang pernah dibayangkannya atau seperti tingkat ELIZA. ELIZA, kata Bergstrom merupakan chatbot komputer sederhana tahun 1960-an.
Bisa dibilang Sayman punya bakat membuat aplikasi. SocialAI diluncurkan dari studio aplikasi milik Sayman sendiri yang didukung modal ventura, Friendly Apps.
Namun Sayman tidak mempermasalahkan cibiran itu. Dirinya seperti tulus ingin membantu orang yang kesepian atau takut diledek.
“Aplikasi ini benar-benar untuk mencari jawaban atas penyelesaian konflik, atau mencari tahu apakah yang ingin Anda katakan menyakitkan dan mendapatkan umpan balik sebelum Anda mengunggahnya di tempat lain,” kata Sayman
Ya, sekali anda mengunggah sesuatu, bot-bot AI akan membanjiri ruang komentar. Intinya, sebagai manusia di SocialAI, Anda tidak akan pernah berinteraksi dengan manusia lain. Dunia itu benar-benar milik anda sendiri.
Dengan sedikit bercanda, Sayman menceritakan kalau dirinya pernah diledek untuk mengajukan SocialAI ini kepada Elon Musk, agar Musk dapat menguji semua postingannya sebelum mengunggahnya di X.
Penulis : Context.id
Editor : Wahyu Arifin
MORE STORIES
Di Tengah Perang dan Pengungsian: Mengapa Warga Palestina Tak Mau Pergi?
Warga Palestina tetap bertahan di tengah perang karena keterikatan emosional terhadap tanah, identitas budaya, serta harapan akan masa depan yang ...
Context.id | 09-10-2024
Dua Pelopor Kecerdasan Buatan (AI) Raih Nobel Fisika 2024
Dua pelopor kecerdasan buatan (AI) menerima Nobel Fisika 2024 sebagai pengakuan atas kontribusi inovatif mereka dalam mengubah pemahaman kita tent ...
Context.id | 09-10-2024
Kembalinya Pedagang Maut Viktor Bout ke Perdagangan Senjata Global
Kembalinya Viktor Bout menggambarkan perjalanan kontroversialnya dari penjara menuju kembali terlibat dalam perdagangan senjata global yang komple ...
Context.id | 09-10-2024
Krisis Air Global, Tahun-tahun Terkering dalam Tiga Dekade
Krisis air global selama tiga dekade terakhir disebabkan oleh perubahan iklim dan pengelolaan yang buruk, berdampak pada lingkungan, sosial, dan e ...
Naufal Jauhar Nazhif | 09-10-2024
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2024 - Context
Copyright © 2024 - Context