Share

Home Stories

Stories 09 Juni 2025

Perseteruan Trump dan Musk, Bakal Rugikan Amerika?

Ancaman Donald Trump kepada Elon Musk punya dampak sangat besar pada keamanan negara dan juga kedigdayaan Amerika Serikat

Elon Musk dan Donald Trump/AI Generator

Context.id, JAKARTA - Di tengah atmosfer politik Amerika yang makin mendidih, terjadi benturan yang tak terhindarkan antara dua ego paling besar di zaman kita, Donald Trump dan Elon Musk. 

Dalam suatu ledakan kata-kata di media sosial, presiden AS Trump menyatakan niatnya untuk menghentikan kontrak dan subsidi pemerintah kepada perusahaan-perusahaan Musk. 

“Saya heran Biden tidak melakukannya lebih dulu,” tulisnya di Truth Social.

Apa yang mungkin awalnya terlihat seperti pertengkaran digital antartokoh narsistik ternyata punya implikasi sangat nyata dan berbahaya.

Mari bayangkan, jika pemerintah federal benar-benar memutus hubungan dengan SpaceX, dampaknya tak cuma pada Musk atau saham Tesla. 

Tapi juga seluruh arsitektur antariksa sipil dan militer AS. SpaceX bukan sekadar penyedia layanan. Ia adalah urat nadi NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. 

Seperti dilansir dari ZdNet, Falcon 9 dan kapsul Dragon adalah satu-satunya moda transportasi awak yang aktif milik Amerika sejak program shuttle dihentikan. 

Bahkan, setelah kegagalan Cygnus milik Northrop Grumman, SpaceX adalah satu-satunya operator kargo aktif yang menyuplai stasiun luar angkasa. 

Ironisnya, SpaceX juga memegang kontrak untuk menghancurkan stasiun itu dengan aman pada 2030.

Sementara itu, misi ambisius Artemis upaya AS mengalahkan China kembali ke Bulan secara praktis bergantung pada wahana pendarat Bulan buatan SpaceX. 

Perusahaan antariksa lain, Blue Origin memang memiliki kontrak serupa, tetapi jadwalnya terpaut hingga satu dekade. Tanpa SpaceX, ambisi lunar NASA tinggal retorika.

Angkatan Luar Angkasa AS juga telah memindahkan peluncuran-peluncuran strategisnya dari Vulcan milik ULA ke roket Falcon milik SpaceX karena masalah sertifikasi dan reliabilitas. 

Jaringan Starlink meski dimulai sebagai proyek komersial ambisius kini telah menjadi tulang punggung komunikasi militer AS. 

Pemutusan hubungan bukan sekadar manuver politik. Ini bisa dituding sabotase kebijakan pertahanan nasional.

Namun, apakah Trump akan mengorbankan keunggulan strategis Amerika untuk membalas dendam pribadi? Bila sejarah menjadi acuan mungkin saja.

Memukul Musk sama dengan menyakiti Amerika?

Penghentian kerja sama dengan SpaceX akan memundurkan AS dalam eksplorasi antariksa, memberikan keunggulan strategis kepada China. 

Ini bisa dianggap mempermalukan program luar angkasa nasional yang selama ini disanjung sebagai simbol supremasi teknologi Barat. 

Tetapi ini bukan hanya tentang NASA. Ini tentang apakah negara adidaya bersedia menghancurkan instrumen keunggulannya demi ego seorang Trump.

Seperti biasa, Trump punya banyak cara untuk melukai. Tapi sejauh mana ia bersedia membayar harga luka baliknya?



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 09 Juni 2025

Perseteruan Trump dan Musk, Bakal Rugikan Amerika?

Ancaman Donald Trump kepada Elon Musk punya dampak sangat besar pada keamanan negara dan juga kedigdayaan Amerika Serikat

Elon Musk dan Donald Trump/AI Generator

Context.id, JAKARTA - Di tengah atmosfer politik Amerika yang makin mendidih, terjadi benturan yang tak terhindarkan antara dua ego paling besar di zaman kita, Donald Trump dan Elon Musk. 

Dalam suatu ledakan kata-kata di media sosial, presiden AS Trump menyatakan niatnya untuk menghentikan kontrak dan subsidi pemerintah kepada perusahaan-perusahaan Musk. 

“Saya heran Biden tidak melakukannya lebih dulu,” tulisnya di Truth Social.

Apa yang mungkin awalnya terlihat seperti pertengkaran digital antartokoh narsistik ternyata punya implikasi sangat nyata dan berbahaya.

Mari bayangkan, jika pemerintah federal benar-benar memutus hubungan dengan SpaceX, dampaknya tak cuma pada Musk atau saham Tesla. 

Tapi juga seluruh arsitektur antariksa sipil dan militer AS. SpaceX bukan sekadar penyedia layanan. Ia adalah urat nadi NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. 

Seperti dilansir dari ZdNet, Falcon 9 dan kapsul Dragon adalah satu-satunya moda transportasi awak yang aktif milik Amerika sejak program shuttle dihentikan. 

Bahkan, setelah kegagalan Cygnus milik Northrop Grumman, SpaceX adalah satu-satunya operator kargo aktif yang menyuplai stasiun luar angkasa. 

Ironisnya, SpaceX juga memegang kontrak untuk menghancurkan stasiun itu dengan aman pada 2030.

Sementara itu, misi ambisius Artemis upaya AS mengalahkan China kembali ke Bulan secara praktis bergantung pada wahana pendarat Bulan buatan SpaceX. 

Perusahaan antariksa lain, Blue Origin memang memiliki kontrak serupa, tetapi jadwalnya terpaut hingga satu dekade. Tanpa SpaceX, ambisi lunar NASA tinggal retorika.

Angkatan Luar Angkasa AS juga telah memindahkan peluncuran-peluncuran strategisnya dari Vulcan milik ULA ke roket Falcon milik SpaceX karena masalah sertifikasi dan reliabilitas. 

Jaringan Starlink meski dimulai sebagai proyek komersial ambisius kini telah menjadi tulang punggung komunikasi militer AS. 

Pemutusan hubungan bukan sekadar manuver politik. Ini bisa dituding sabotase kebijakan pertahanan nasional.

Namun, apakah Trump akan mengorbankan keunggulan strategis Amerika untuk membalas dendam pribadi? Bila sejarah menjadi acuan mungkin saja.

Memukul Musk sama dengan menyakiti Amerika?

Penghentian kerja sama dengan SpaceX akan memundurkan AS dalam eksplorasi antariksa, memberikan keunggulan strategis kepada China. 

Ini bisa dianggap mempermalukan program luar angkasa nasional yang selama ini disanjung sebagai simbol supremasi teknologi Barat. 

Tetapi ini bukan hanya tentang NASA. Ini tentang apakah negara adidaya bersedia menghancurkan instrumen keunggulannya demi ego seorang Trump.

Seperti biasa, Trump punya banyak cara untuk melukai. Tapi sejauh mana ia bersedia membayar harga luka baliknya?



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025