Share

Unfold 17 September 2024

Semua Serba Makin Mahal, Kelas Menengah bakal Turun Kelas?

Baru-baru ini, pemerintah mengumumkan sejumlah kebijakan yang akan berdampak pada kenaikan biaya hidup masyarakat.

Context.id, JAKARTA - Baru ini, pemerintah mengumumkan sejumlah kebijakan yang akan berdampak pada kenaikan biaya hidup masyarakat. Sejalan dengan itu, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia juga semakin menyusut.

Ada beberapa kebijakan baru pemerintah yang akan membuat sulit masyarakat dan mungkin saja semakin menyusutkan kelas menengah karena mereka kembali jatuh ke kelompok miskin. 

Pertama mulai dari pajak aja ya. Jadi ada Pajak Pertambahan Nilai alias PPN, yang katanya bakal naik 1%. Hal ini membuat PPN yang sebelumnya 11%, menjadi 12% pada tahun depan. Artinya kalian beli dan makan apa-apa bakal semakin mahal 

Kemudian tarif Kereta Api Listrik atau KRL, yang sedang diusulkan untuk dinaikkan tarifnya sebesar Rp1.000. Tapi kalau kata Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal, Kenaikan ini belum akan terjadi dalam waktu dekat. Karena masih harus dikaji terlebih dahulu sama pemerintahan baru, artinya tahun depan. 

Kemudian, ada lagi wacana program pensiun tambahan. Oh iya, berdasarkan Pasal 189 Ayat (4) UU P2SK, program ini beda dengan program jaminan hari tua dan jaminan pensiun yang sudah ada. Itu tandanya, gaji pekerja akan dipotong lagi!



Padahal belum ada setahun, pemerintah mengesahkan Tapera, yang nantinya gaji pekerja juga akan dipotong 2,5%, alias dalam tanda kutip gotong royong untuk subsidi rumah masyarakat yang tidak mampu, walaupun pemberlakuannya masih ditunda

Eits belum selesai. Bagi masyarakat yang suka merokok dan minum manis, siap-siap harga rokok dan minuman manis juga akan naik tahun depan! Kalau ini semua terjadi tanpa diiringi dengan peningkatan penghasilan, jumlah penduduk miskin di Indonesia bakal meningkat.

Contoh dari kenaikan PPN saja, ekonomi Indonesia diprediksi bakal makin loyo. Hal itu diungkapkan Abdul Manap Pulungan peneliti Center of Macroeconomics and Finance Indef. 

“Ketika kebijakan PPN diambil, secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, di mana orang akan menahan konsumsi, karena mempengaruhi pendapatan yang akan dibelanjakan,” ujarnya. 

Bahkan menurut BPS, kini banyak penduduk kelas menengah yang telah turun kelas. Di sisi lain, jumlah penduduk rentan miskin terus meningkat.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Unfold 17 September 2024

Semua Serba Makin Mahal, Kelas Menengah bakal Turun Kelas?

Baru-baru ini, pemerintah mengumumkan sejumlah kebijakan yang akan berdampak pada kenaikan biaya hidup masyarakat.

Context.id, JAKARTA - Baru ini, pemerintah mengumumkan sejumlah kebijakan yang akan berdampak pada kenaikan biaya hidup masyarakat. Sejalan dengan itu, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia juga semakin menyusut.

Ada beberapa kebijakan baru pemerintah yang akan membuat sulit masyarakat dan mungkin saja semakin menyusutkan kelas menengah karena mereka kembali jatuh ke kelompok miskin. 

Pertama mulai dari pajak aja ya. Jadi ada Pajak Pertambahan Nilai alias PPN, yang katanya bakal naik 1%. Hal ini membuat PPN yang sebelumnya 11%, menjadi 12% pada tahun depan. Artinya kalian beli dan makan apa-apa bakal semakin mahal 

Kemudian tarif Kereta Api Listrik atau KRL, yang sedang diusulkan untuk dinaikkan tarifnya sebesar Rp1.000. Tapi kalau kata Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal, Kenaikan ini belum akan terjadi dalam waktu dekat. Karena masih harus dikaji terlebih dahulu sama pemerintahan baru, artinya tahun depan. 

Kemudian, ada lagi wacana program pensiun tambahan. Oh iya, berdasarkan Pasal 189 Ayat (4) UU P2SK, program ini beda dengan program jaminan hari tua dan jaminan pensiun yang sudah ada. Itu tandanya, gaji pekerja akan dipotong lagi!



Padahal belum ada setahun, pemerintah mengesahkan Tapera, yang nantinya gaji pekerja juga akan dipotong 2,5%, alias dalam tanda kutip gotong royong untuk subsidi rumah masyarakat yang tidak mampu, walaupun pemberlakuannya masih ditunda

Eits belum selesai. Bagi masyarakat yang suka merokok dan minum manis, siap-siap harga rokok dan minuman manis juga akan naik tahun depan! Kalau ini semua terjadi tanpa diiringi dengan peningkatan penghasilan, jumlah penduduk miskin di Indonesia bakal meningkat.

Contoh dari kenaikan PPN saja, ekonomi Indonesia diprediksi bakal makin loyo. Hal itu diungkapkan Abdul Manap Pulungan peneliti Center of Macroeconomics and Finance Indef. 

“Ketika kebijakan PPN diambil, secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, di mana orang akan menahan konsumsi, karena mempengaruhi pendapatan yang akan dibelanjakan,” ujarnya. 

Bahkan menurut BPS, kini banyak penduduk kelas menengah yang telah turun kelas. Di sisi lain, jumlah penduduk rentan miskin terus meningkat.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Karir Marselino Ferdinan, dari Persebaya hingga ke Kasta Kedua Liga Inggris

Marselino Ferdinan, pemain kelahiran Jakarta ini sukses memikat perhatian dunia dengan penampilan berkelasnya. Bagaimana jejak karirnya?

Naufal Jauhar Nazhif . 23 November 2024

Oleh-oleh Prabowo dari KTT APEC di Peru, Apa Saja?

Selain menghadiri KTT APEC, di Peru, Prabowo juga melakukan sejumlah pertemuan bilateral, antara lain dengan Kepala Negara Peru, Kanada, dan juga ...

Naufal Jauhar Nazhif . 21 November 2024

Gencar Perangi Judol, tapi Kok Malah Makin Merajalela!?

Pemberantasan judol semakin gencar dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Ribuan orang ditangkap, ribuan website pun telah diblokir. Namun, judol ma ...

Naufal Jauhar Nazhif . 14 November 2024

Mengenal Jill Stein, Capres AS dari Green Party yang Mendukung Palestina

Selain Donald Trump dan Kamala Harris, Pilpres AS 2024 juga diikuti oleh beberapa capres salah satunya Jill Stein, kandidat dari Green Party

Naufal Jauhar Nazhif . 11 November 2024