Share

Home Unfold

Unfold 14 Maret 2025

Hari Perempuan Internasional Berawal dari Perjuangan Buruh!

Tanggal 8 Maret ditetapkan sebagai Hari Perempuan Internasional. Kok bisa? Sepenting apa sampai dijadikan hari spesial?

Illustrasi IWD/Context-Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - Setiap 8 Maret, dunia memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD). Bahkan, di beberapa negara seperti China, tanggal ini dijadikan hari libur nasional. 

Tapi, kenapa sih ada Hari Perempuan Internasional? Kok nggak ada Hari Pria Internasional?

Zaman dulu, perempuan tidak memiliki hak politik dan ekonomi seperti laki-laki. Mereka tidak boleh memilih dalam pemilu, tidak bisa menjadi anggota parlemen, dan jika bekerja, gaji mereka lebih kecil dibanding laki-laki.

Karena ketidakadilan ini, perempuan mulai melakukan perlawanan. Protes besar pertama terjadi di New York pada 8 Maret 1857, saat buruh perempuan di industri garmen mogok kerja. 

Mereka menuntut gaji yang layak dan jam kerja manusiawi.

Aksi ini berlanjut pada 8 Maret 1908, ketika 15.000 buruh perempuan kembali turun ke jalan menuntut kenaikan upah, pengurangan jam kerja, serta hak untuk memilih.

Perjuangan buruh perempuan ini menarik perhatian aktivis buruh di Jerman, salah satunya Clara Zetkin. 

Pada Konferensi Buruh Perempuan di Denmark tahun 1910, ia mengusulkan agar 8 Maret ditetapkan sebagai Hari Perempuan Internasional. Usulan ini disetujui dan sejak itu, tanggal tersebut menjadi simbol perjuangan hak perempuan.

Namun, baru pada tahun 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meresmikan 8 Maret sebagai Hari Hak Perempuan dan Perdamaian Dunia.

Bagaimana di Indonesia?

Indonesia sudah mengenal Hari Perempuan Internasional sejak 1950-an, terutama berkat inisiatif Laskar Merah Wanita yang dipimpin Umi Sardjono, seorang aktivis buruh perempuan.

Hingga kini, IWD masih diperingati di berbagai kota dengan pawai, orasi, nyanyian, tarian, hingga aksi teatrikal. Tapi jangan bayangkan aksi bakar-bakaran, ya!

Lalu, bagaimana dengan laki-laki? Tenang, Hari Perempuan Internasional bukan hanya untuk perempuan. Siapa pun bisa ikut merayakan dan mendukung kesetaraan hak, tak peduli gendernya apa.



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin

Home Unfold

Unfold 14 Maret 2025

Hari Perempuan Internasional Berawal dari Perjuangan Buruh!

Tanggal 8 Maret ditetapkan sebagai Hari Perempuan Internasional. Kok bisa? Sepenting apa sampai dijadikan hari spesial?

Illustrasi IWD/Context-Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - Setiap 8 Maret, dunia memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD). Bahkan, di beberapa negara seperti China, tanggal ini dijadikan hari libur nasional. 

Tapi, kenapa sih ada Hari Perempuan Internasional? Kok nggak ada Hari Pria Internasional?

Zaman dulu, perempuan tidak memiliki hak politik dan ekonomi seperti laki-laki. Mereka tidak boleh memilih dalam pemilu, tidak bisa menjadi anggota parlemen, dan jika bekerja, gaji mereka lebih kecil dibanding laki-laki.

Karena ketidakadilan ini, perempuan mulai melakukan perlawanan. Protes besar pertama terjadi di New York pada 8 Maret 1857, saat buruh perempuan di industri garmen mogok kerja. 

Mereka menuntut gaji yang layak dan jam kerja manusiawi.

Aksi ini berlanjut pada 8 Maret 1908, ketika 15.000 buruh perempuan kembali turun ke jalan menuntut kenaikan upah, pengurangan jam kerja, serta hak untuk memilih.

Perjuangan buruh perempuan ini menarik perhatian aktivis buruh di Jerman, salah satunya Clara Zetkin. 

Pada Konferensi Buruh Perempuan di Denmark tahun 1910, ia mengusulkan agar 8 Maret ditetapkan sebagai Hari Perempuan Internasional. Usulan ini disetujui dan sejak itu, tanggal tersebut menjadi simbol perjuangan hak perempuan.

Namun, baru pada tahun 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meresmikan 8 Maret sebagai Hari Hak Perempuan dan Perdamaian Dunia.

Bagaimana di Indonesia?

Indonesia sudah mengenal Hari Perempuan Internasional sejak 1950-an, terutama berkat inisiatif Laskar Merah Wanita yang dipimpin Umi Sardjono, seorang aktivis buruh perempuan.

Hingga kini, IWD masih diperingati di berbagai kota dengan pawai, orasi, nyanyian, tarian, hingga aksi teatrikal. Tapi jangan bayangkan aksi bakar-bakaran, ya!

Lalu, bagaimana dengan laki-laki? Tenang, Hari Perempuan Internasional bukan hanya untuk perempuan. Siapa pun bisa ikut merayakan dan mendukung kesetaraan hak, tak peduli gendernya apa.



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hari Perempuan Internasional Berawal dari Perjuangan Buruh!

Tanggal 8 Maret ditetapkan sebagai Hari Perempuan Internasional. Kok bisa? Sepenting apa sampai dijadikan hari spesial?

Renita Sukma . 14 March 2025

Mengenal Kepulauan Cocos: Dekat ke Indonesia, Tapi Milik Australia

Masyarakat Kepulauan Cocos di Australia merupakan Melayu Muslim dari Nusantara yang dulu dibawa oleh saudagar di era kolonial

Naufal Jauhar Nazhif . 12 March 2025

Viral #KaburAjaDulu, Bentuk Frustrasi Atas Masa Depan Indonesia?

Ada ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi, kualitas hidup yang menurun dan kebijakan pemerintah Indonesia yang dianggap kurang memadai

Context.id . 24 February 2025

Efisiensi Ala Vietnam: Pangkas Kementerian-Lembaga, Hemat Triliunan

Vietnam menargetkan penghematan anggaran hingga Rp72,5 triliun dalam lima tahun ke depan

Naufal Jauhar Nazhif . 19 February 2025