Share

Stories 06 September 2024

Bagaimana Sepak Bola Tunanetra Dimainkan?

Atlet sepak bola tunanetra sangat hebat dalam menggunakan kesadaran ruang dan mampu memadukan kecepatan serta teknik bermain

Context.id, JAKARTA - Paralimpiade Paris 2024 telah menunjukkan kepada masyarakat umum betapa luas, luar biasa, dan sering diabaikannya dunia olahraga bagi para penyandang disabilitas. Padahal banyak cabang olahraga populer yang juga dimainkan para difabel. 

Di antara cabang olahraga yang paling banyak menarik perhatian adalah sepak bola tunanetra, atau lebih tepatnya, sepak bola B1 5-a-side. Cabang ini memperlihatkan kepada kita bagaimana atlet tunanetra mampu menggunakan kesadaran spasial yang luar biasa, serta kecepatan, ketepatan, dan teknik.

Seperti semua disiplin ilmu yang dipraktikkan oleh para penyandang tunanetra atau yang memiliki gangguan penglihatan, olahraga ini diatur oleh Federasi Olahraga Tuna Netra Internasional (IBSA), yang didirikan di Paris pada tahun 1981. 

Lalu seperti apa sih cara mainnya kawan-kawan difabel, khususnya tuna netra dalam bermain bola? 

Melansir Wired, terdapat beberapa perbedaan dalam olahraga ini. Pertama soal lapangannya. Ada perbedaan antara sepak bola B2/3 5-a-side, yang melibatkan orang-orang yang mengalami gangguan penglihatan, dan sepak bola B1, yang sebagian besar pemainnya adalah orang-orang yang sama sekali buta. 



Jadi Paralimpiade hanya mempertandingkan yang terakhir. Sepak bola B1 dimainkan di lapangan persegi panjang, dengan standar yang sama dengan sepak bola/futsal 5-a-side (panjang 40 meter dan lebar 20 meter).

Di sepanjang lapangan terdapat papan setinggi 1 hingga 1,3 meter yang mencegah bola meninggalkan area permainan.

Para pemainnya berbeda dengan sepak bola umumnya. Setiap tim terdiri dari empat pemain yang bergerak (semuanya tunanetra dan harus mengenakan masker) dan seorang penjaga gawang (yang dapat melihat atau memiliki gangguan penglihatan), yang harus tetap berada di areanya sendiri. 

Penjaga gawang ini dapat membimbing rekan setimnya dengan memberikan arahan saat bertahan. Namun, saat bermain menyerang, para pemain yang bergerak menerima arahan dari pemandu penyerang yang dapat melihat dan berada di belakang gawang lawan. 

Saat bola berada di tengah lapangan, pelatih dapat memberikan arahan kepada timnya. Tidak seperti sepak bola tradisional, tidak ada offside dalam pertandingan sehingga permainan berjalan cepat.

Hal yang sangat menarik, selain penjaga gawang, pemandu penyerang, atau pelatih yang memberi arahan, tidak seorang pun boleh berbicara selama pertandingan. 

Hal itu sebagian karena bola itu sendiri dibuat dengan kerincingan yang dijahit di antara ban dalam dan cangkang luar, yang memungkinkan pemain tunanetra untuk memperkirakan lokasi bola melalui suara berisiknya. 

Selain pemain, tentunya penonton yang menyaksikan harus tetap diam agar tidak mengganggu para pemain, yang harus mengandalkan pendengaran mereka, semisal ketika salah satu pemain memberi isyarat kepada rekannya bahwa dirinya sedang menyerang.

Penonton dapat bersorak hanya setelah gol terjadi.

Untuk durasi pertandingan, setiap pertandingan sepak bola B1 5-a-side dibagi menjadi dua babak, masing-masing berdurasi 20 menit, dengan istirahat antara hingga 10 menit.

Kompetisi sepak bola tunanetra 5-a-side pertama diadakan di Amerika Selatan, dengan Brasil sebagai pelopornya. Sebagai pelopor, kejuaraan pertama dari cabor ini  ini diadakan di negara tersebut pada tahun 1980.

Brasil selalu memenangkan medali emas sejak olahraga tersebut menjadi cabor yang dipertandingkan di Paralimpiade. 

Permainan ini menyebar ke Eropa beberapa tahun kemudian, dengan kejuaraan Eropa pertama tercatat di Spanyol pada tahun 1986. Pada edisi 2024 di Paris, turnamen putra diadakan di lapangan sementara yang dibangun di bawah Menara Eiffel



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 06 September 2024

Bagaimana Sepak Bola Tunanetra Dimainkan?

Atlet sepak bola tunanetra sangat hebat dalam menggunakan kesadaran ruang dan mampu memadukan kecepatan serta teknik bermain

Context.id, JAKARTA - Paralimpiade Paris 2024 telah menunjukkan kepada masyarakat umum betapa luas, luar biasa, dan sering diabaikannya dunia olahraga bagi para penyandang disabilitas. Padahal banyak cabang olahraga populer yang juga dimainkan para difabel. 

Di antara cabang olahraga yang paling banyak menarik perhatian adalah sepak bola tunanetra, atau lebih tepatnya, sepak bola B1 5-a-side. Cabang ini memperlihatkan kepada kita bagaimana atlet tunanetra mampu menggunakan kesadaran spasial yang luar biasa, serta kecepatan, ketepatan, dan teknik.

Seperti semua disiplin ilmu yang dipraktikkan oleh para penyandang tunanetra atau yang memiliki gangguan penglihatan, olahraga ini diatur oleh Federasi Olahraga Tuna Netra Internasional (IBSA), yang didirikan di Paris pada tahun 1981. 

Lalu seperti apa sih cara mainnya kawan-kawan difabel, khususnya tuna netra dalam bermain bola? 

Melansir Wired, terdapat beberapa perbedaan dalam olahraga ini. Pertama soal lapangannya. Ada perbedaan antara sepak bola B2/3 5-a-side, yang melibatkan orang-orang yang mengalami gangguan penglihatan, dan sepak bola B1, yang sebagian besar pemainnya adalah orang-orang yang sama sekali buta. 



Jadi Paralimpiade hanya mempertandingkan yang terakhir. Sepak bola B1 dimainkan di lapangan persegi panjang, dengan standar yang sama dengan sepak bola/futsal 5-a-side (panjang 40 meter dan lebar 20 meter).

Di sepanjang lapangan terdapat papan setinggi 1 hingga 1,3 meter yang mencegah bola meninggalkan area permainan.

Para pemainnya berbeda dengan sepak bola umumnya. Setiap tim terdiri dari empat pemain yang bergerak (semuanya tunanetra dan harus mengenakan masker) dan seorang penjaga gawang (yang dapat melihat atau memiliki gangguan penglihatan), yang harus tetap berada di areanya sendiri. 

Penjaga gawang ini dapat membimbing rekan setimnya dengan memberikan arahan saat bertahan. Namun, saat bermain menyerang, para pemain yang bergerak menerima arahan dari pemandu penyerang yang dapat melihat dan berada di belakang gawang lawan. 

Saat bola berada di tengah lapangan, pelatih dapat memberikan arahan kepada timnya. Tidak seperti sepak bola tradisional, tidak ada offside dalam pertandingan sehingga permainan berjalan cepat.

Hal yang sangat menarik, selain penjaga gawang, pemandu penyerang, atau pelatih yang memberi arahan, tidak seorang pun boleh berbicara selama pertandingan. 

Hal itu sebagian karena bola itu sendiri dibuat dengan kerincingan yang dijahit di antara ban dalam dan cangkang luar, yang memungkinkan pemain tunanetra untuk memperkirakan lokasi bola melalui suara berisiknya. 

Selain pemain, tentunya penonton yang menyaksikan harus tetap diam agar tidak mengganggu para pemain, yang harus mengandalkan pendengaran mereka, semisal ketika salah satu pemain memberi isyarat kepada rekannya bahwa dirinya sedang menyerang.

Penonton dapat bersorak hanya setelah gol terjadi.

Untuk durasi pertandingan, setiap pertandingan sepak bola B1 5-a-side dibagi menjadi dua babak, masing-masing berdurasi 20 menit, dengan istirahat antara hingga 10 menit.

Kompetisi sepak bola tunanetra 5-a-side pertama diadakan di Amerika Selatan, dengan Brasil sebagai pelopornya. Sebagai pelopor, kejuaraan pertama dari cabor ini  ini diadakan di negara tersebut pada tahun 1980.

Brasil selalu memenangkan medali emas sejak olahraga tersebut menjadi cabor yang dipertandingkan di Paralimpiade. 

Permainan ini menyebar ke Eropa beberapa tahun kemudian, dengan kejuaraan Eropa pertama tercatat di Spanyol pada tahun 1986. Pada edisi 2024 di Paris, turnamen putra diadakan di lapangan sementara yang dibangun di bawah Menara Eiffel



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Apakah Asteroid yang Kaya Logam Mulia Ribuan Triliun Dolar Bisa Ditambang?

Sebuah wahana antariksa sedang dalam perjalanan menuju sebuah asteroid yang mungkin mengandung logam berharga senilai sekitar US 100 ribu kuadrili ...

Context.id . 22 November 2024

Sertifikasi Halal Perkuat Daya Saing Produk Dalam Negeri

Sertifikasi halal menjadi salah satu tameng bagi pengusaha makanan dan minuman dari serbuan produk asing.

Noviarizal Fernandez . 22 November 2024

Paus Fransiskus Bakal Kanonisasi Carlo Acutis, Santo Millenial Pertama

Paus Fransiskus akan mengkanonisasi Carlo Acutis pada 27 April 2025, menjadikannya santo millenial pertama dan simbol kesatuan iman dengan dunia d ...

Context.id . 22 November 2024

Benar-benar Komedi, Pisang Dilakban Bisa Dilelang hingga Rp98,8 Miliar

Karya seni konseptual pisang karya Maurizio Cattelan, \"Comedian,\" saat dilelang di rumah lelang Sotheby’s jatuh ke tangan seorang pengusaha kr ...

Context.id . 22 November 2024