Share

Home Stories

Stories 29 Agustus 2024

Ilmuwan China Gunakan Tanah Bulan untuk Memproduksi Air

Tanah bulan mengandung hidrogen, yang akan menghasilkan uap air apabila dipanaskan dalam suhu yang tinggi.

Ilustrasi Bumi dan Bulan/ Root Nation

Context.id, JAKARTA - Ilmuwan China menemukan metode baru untuk memproduksi air menggunakan tanah bulan yang diambil dari hasil ekspedisi di tahun 2020.

Peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan China mengungkapkan tanah bulan mengandung hidrogen, yang akan menghasilkan uap air apabila dipanaskan dalam suhu yang tinggi. 

Melansir NASA, Chinese National Space Administration (CNSA) melakukan sebuah misi bernama China’s Chang’e-5 Mission pada 23 November 2020. 

Misi itu bertujuan untuk mengumpulkan batu dan tanah di bulan untuk dibawa pulang ke bumi. Pesawat Chang’e-5 sukses mendarat di sisi dekat bulan Mons Rumker, kompleks vulkanik di wilayah utara Oceanus Procellarum. 

Misi mengumpulkan sampel batu dan tanah bulan ini memerlukan waktu 19 jam. Seperti yang ditulis Space, pada 16 Desember pesawat Chang’e-5 berhasil mendarat di Mongolia dengan membawa sekitar 1,7 kg sampel batu dan tanah dari bulan. 



Keberhasilan misi ini pun menjadikan sampel dari bulan pertama dalam 44 tahun terakhir. 

Metode baru ini dapat mengubah satu ton tanah bulan menjadi 51–76 kg air, setara dengan lebih dari seratus botol air berukuran 500 ml atau konsumsi air minum harian untuk 50 orang. 

Seperti ditulis The Independent, nantinya tanah bulan akan dipanaskan dengan suhu 920 derajat celcius.

Kandungan hidrogen yang terkandung di dalam tanah bulan tersebut akan terperangkap dan menghasilkan uap air. Para peneliti juga menyebut bahwa hidrogen merupakan sumber daya inti untuk menghasilkan air di bulan. 

Penemuan metode baru ini diharapkan akan menjadi pondasi penting dalam membangun stasiun penelitian ilmiah dan stasiun luar angkasa di masa depan.

Selain itu, penemuan ini juga berdampak penting bagi pembangunan proyek permanen di bulan di tengah persaingan Amerika-China dalam memanfaatkan sumber daya bulan.

Sebenarnya, China pun telah mempunyai proyek bersama Rusia dalam membangun Stasiun Penelitian Bulan Internasional.

Badan Antariksa China menargetkan akan membangun stasiun di kutub selatan bulan pada 2035 dan akan mengorbit di bulan pada 2045.

Saat ini ilmuwan China juga tengah melakukan ekspedisi dengan misi Chang'e-6. Jika Chang'e-5 hanya berfokus di area sekitar sisi dekat bulan, misi Chang'e-6 akan mengeksplorasi sisi terjauh bulan yang selalu membelakangi bumi. 

Kepala NASA Bill Nelson mengatakan air yang dihasilkan dari tanah bulan ini sangat penting. Menurutnya, air ini dapat digunakan untuk membuat bahan bakar roket hidrogen yang dapat membuka peluang eksplorasi di luar angkasa secara lebih lanjut. 

Kontributor: Fadlan Priatna



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 29 Agustus 2024

Ilmuwan China Gunakan Tanah Bulan untuk Memproduksi Air

Tanah bulan mengandung hidrogen, yang akan menghasilkan uap air apabila dipanaskan dalam suhu yang tinggi.

Ilustrasi Bumi dan Bulan/ Root Nation

Context.id, JAKARTA - Ilmuwan China menemukan metode baru untuk memproduksi air menggunakan tanah bulan yang diambil dari hasil ekspedisi di tahun 2020.

Peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan China mengungkapkan tanah bulan mengandung hidrogen, yang akan menghasilkan uap air apabila dipanaskan dalam suhu yang tinggi. 

Melansir NASA, Chinese National Space Administration (CNSA) melakukan sebuah misi bernama China’s Chang’e-5 Mission pada 23 November 2020. 

Misi itu bertujuan untuk mengumpulkan batu dan tanah di bulan untuk dibawa pulang ke bumi. Pesawat Chang’e-5 sukses mendarat di sisi dekat bulan Mons Rumker, kompleks vulkanik di wilayah utara Oceanus Procellarum. 

Misi mengumpulkan sampel batu dan tanah bulan ini memerlukan waktu 19 jam. Seperti yang ditulis Space, pada 16 Desember pesawat Chang’e-5 berhasil mendarat di Mongolia dengan membawa sekitar 1,7 kg sampel batu dan tanah dari bulan. 



Keberhasilan misi ini pun menjadikan sampel dari bulan pertama dalam 44 tahun terakhir. 

Metode baru ini dapat mengubah satu ton tanah bulan menjadi 51–76 kg air, setara dengan lebih dari seratus botol air berukuran 500 ml atau konsumsi air minum harian untuk 50 orang. 

Seperti ditulis The Independent, nantinya tanah bulan akan dipanaskan dengan suhu 920 derajat celcius.

Kandungan hidrogen yang terkandung di dalam tanah bulan tersebut akan terperangkap dan menghasilkan uap air. Para peneliti juga menyebut bahwa hidrogen merupakan sumber daya inti untuk menghasilkan air di bulan. 

Penemuan metode baru ini diharapkan akan menjadi pondasi penting dalam membangun stasiun penelitian ilmiah dan stasiun luar angkasa di masa depan.

Selain itu, penemuan ini juga berdampak penting bagi pembangunan proyek permanen di bulan di tengah persaingan Amerika-China dalam memanfaatkan sumber daya bulan.

Sebenarnya, China pun telah mempunyai proyek bersama Rusia dalam membangun Stasiun Penelitian Bulan Internasional.

Badan Antariksa China menargetkan akan membangun stasiun di kutub selatan bulan pada 2035 dan akan mengorbit di bulan pada 2045.

Saat ini ilmuwan China juga tengah melakukan ekspedisi dengan misi Chang'e-6. Jika Chang'e-5 hanya berfokus di area sekitar sisi dekat bulan, misi Chang'e-6 akan mengeksplorasi sisi terjauh bulan yang selalu membelakangi bumi. 

Kepala NASA Bill Nelson mengatakan air yang dihasilkan dari tanah bulan ini sangat penting. Menurutnya, air ini dapat digunakan untuk membuat bahan bakar roket hidrogen yang dapat membuka peluang eksplorasi di luar angkasa secara lebih lanjut. 

Kontributor: Fadlan Priatna



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Negosiasi RI-AS Mandek Tapi Vietnam Berhasil, Kok Bisa?

Menilai paket negosiasi yang ditawarkan Vietnam kepada AS secara signifikan mengurangi defisit neraca perdagangan AS

Renita Sukma . 11 July 2025

Ditekan Tarif Trump, Indonesia Bisa Perluas Pasar Tekstil ke Eropa

Di tengah tekanan tarif Trump 32%, Indonesia memiliki peluang untuk memperluas pasar ke Uni Eropa

Renita Sukma . 11 July 2025

Tarif Jadi Senjata Trump Jegal China di Panggung Global

Kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump bertujuan untuk menghambat China dalam rantai pasok global

Renita Sukma . 11 July 2025

Ancaman Tarif Trump untuk 14 Negara, Indonesia Kena!

Negara-negara ini akan menghadapi tarif baru jika gagal mencapai kesepakatan dagang dengan AS sebelum batas waktu yang ditentukan

Noviarizal Fernandez . 10 July 2025