Share

Home Stories

Stories 11 Juli 2025

Ditekan Tarif Trump, Indonesia Bisa Perluas Pasar Tekstil ke Eropa

Di tengah tekanan tarif Trump 32%, Indonesia memiliki peluang untuk memperluas pasar ke Uni Eropa

Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu di sentra produksi OB Shoes di Depok/JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Context.id, JAKARTA - Industri tekstil menjadi salah satu yang terpukul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menetapkan tarif impor 32% kepada Indonesia.

Selama ini pasar AS merupakan tujuan utama ekspor komoditas tekstil. Hingga Maret 2025 saja, Indonesia telah mengirimkan alas kaki ke AS sebesar 34,16% dari total ekspor alas kaki.

Indonesia perlu melakukan diversifikasi atau perluasan pasar ke wilayah lain agar tidak terus-menerus bergantung kepada AS.

Peneliti Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Riandy Laksono berpendapat Uni Eropa bisa menjadi pasar yang potensial untuk produk tekstil Tanah Air. 

Uni Eropa merupakan pengimpor terbesar 20 produk utama Indonesia pada 2023. Tak hanya itu, di tahun yang sama, secara global Uni Eropa menjadi pengimpor 48% dari total ekspor produk alas kaki (HS 6403) Indonesia . 

“Untuk produk tekstil seperti alas kaki, Eropa cukup tinggi permintaannya. Jadi, walaupun kita tersandera (tarif Trump), peluang untuk mendiversifikasi pasar masih terbuka lebar,” ungkap Riandy, Kamis (10/7) di Jakarta.  

Randy melihat negosiasi perjanjian perdagangan RI dan Uni Eropa melalui Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA menjadi langkah yang tepat di tengah tekanan global ini.

Kendati demikian, Riandy tidak menampik tantangan terbesarnya soal diversifikasi pasokan bahan baku. Sebab, ketergantungan bahan baku Indonesia masih terkonsentrasi ke China.

“Diversifikasi pasar ya ada peluang, tapi mendiversifikasi bahan baku lebih sulit. Karena sumber investasi juga sangat terkonsentrasi dari China, Hongkong, dan juga Singapura yang mana, duitnya mungkin juga dari China,” ungkapnya. 



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 11 Juli 2025

Ditekan Tarif Trump, Indonesia Bisa Perluas Pasar Tekstil ke Eropa

Di tengah tekanan tarif Trump 32%, Indonesia memiliki peluang untuk memperluas pasar ke Uni Eropa

Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu di sentra produksi OB Shoes di Depok/JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Context.id, JAKARTA - Industri tekstil menjadi salah satu yang terpukul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menetapkan tarif impor 32% kepada Indonesia.

Selama ini pasar AS merupakan tujuan utama ekspor komoditas tekstil. Hingga Maret 2025 saja, Indonesia telah mengirimkan alas kaki ke AS sebesar 34,16% dari total ekspor alas kaki.

Indonesia perlu melakukan diversifikasi atau perluasan pasar ke wilayah lain agar tidak terus-menerus bergantung kepada AS.

Peneliti Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Riandy Laksono berpendapat Uni Eropa bisa menjadi pasar yang potensial untuk produk tekstil Tanah Air. 

Uni Eropa merupakan pengimpor terbesar 20 produk utama Indonesia pada 2023. Tak hanya itu, di tahun yang sama, secara global Uni Eropa menjadi pengimpor 48% dari total ekspor produk alas kaki (HS 6403) Indonesia . 

“Untuk produk tekstil seperti alas kaki, Eropa cukup tinggi permintaannya. Jadi, walaupun kita tersandera (tarif Trump), peluang untuk mendiversifikasi pasar masih terbuka lebar,” ungkap Riandy, Kamis (10/7) di Jakarta.  

Randy melihat negosiasi perjanjian perdagangan RI dan Uni Eropa melalui Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA menjadi langkah yang tepat di tengah tekanan global ini.

Kendati demikian, Riandy tidak menampik tantangan terbesarnya soal diversifikasi pasokan bahan baku. Sebab, ketergantungan bahan baku Indonesia masih terkonsentrasi ke China.

“Diversifikasi pasar ya ada peluang, tapi mendiversifikasi bahan baku lebih sulit. Karena sumber investasi juga sangat terkonsentrasi dari China, Hongkong, dan juga Singapura yang mana, duitnya mungkin juga dari China,” ungkapnya. 



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025