Share

Home Stories

Stories 07 Agustus 2024

Centralia, Kota Kecil yang Terus Terbakar

Hampr semua kota di dunia yang ditinggalkan penduduknya salah satunya disebabkan oleh bencana atau tragedi

Gambaran kota Centralia/Blackpast

Context.id, JAKARTA - Umumnya, sebuah kota ditinggalkan oleh para penghuninya jika ada suatu hal berbahaya mengancam kota tersebut. Beberapa kota di dunia ditinggalkan penduduknya salah satunya disebabkan oleh bencana atau tragedi. 

Contohnya seperti Kota Pripyat di Ukraina yang menjadi kota mati setelah insiden meledaknya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl pada 1986. Paparan radiasi di Kota Pripyat memang sudah menurun, akan tetapi penduduknya enggan untuk kembali ke kota tersebut karena telah berubah menjadi kota mati. 

Namun insiden yang melanda Kota Pripyat efeknya sudah berlalu meskipun penduduknya tidak mau kembali ke sana. Di Amerika Serikat, ada satu kota di Amerika Serikat yang sempat mengalami sebuah insiden di masa lalu dan efeknya masih dirasakan hingga saat ini. 

Kota tersebut adalah Centralia, di wilayah Columbia, Pennsylvania yang didirikan pada 1866. Pada 1842 kota ini ramai dengan aktivitas tambang batu bara. Adanya tambang batubara ini membuat nama Centralia tersohor. 

Hingga pada tahun 1890-an, penduduk di Centralia bisa mencapai 2800 jiwa dan menjadi kota dengan perkembangan pesat dengan berbagai fasilitas seperti dua teater, hotel, dan 14 toko kelontong. 



Hingga pada 1962, terdapat beberapa lubang tambang batu bara yang sudah tidak digunakan lagi. Melansir ABC 27, lubang tambang tersebut dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. 

Untuk membersihkan lubang sampah tersebut, pihak Kota Centralia memutuskan untuk membakar semua sampah yang ada di lubang tersebut.

Nahasnya, seperti yang ditulis Amusing Planet, akibat pembakaran lubang sampah tersebut, api menjalar hingga ke tambang batu bara terbengkalai yang berada di bawah tanah. Jalaran api ini juga menyebar ke terowongan tambang lainnya di seluruh kota. 

Imbasnya banyak titik penambangan yang ditutup karena kebakaran tersebut mengeluarkan gas panas dan karbon monoksida yang tidak aman untuk tubuh. 

Menurut laporan All That Interesting, pemerintah Pennsylvania memerintahkan penduduk Centralia untuk meninggalkan rumah dan mencabut kode posnya. Namun api yang berkobar di tambang bawah tanah terus memuntahkan gas beracun ke udara melalui celah di jalan dan tanah. 

Bersamaan dengan itu, para penduduk berusaha untuk memadamkan kobaran api dengan cara menyiramnya dengan air dan menggali parit serta menimbun material yang terbakar. 

Upaya tersebut tak kunjung membuahkan hasil. Seiring berjalannya waktu, suhu di bawah tanah semakin panas hingga mencapai lebih dari 900 derajat fahrenheit atau 480 derajat celcius. 

Sebagian besar rumah sudah dibeli oleh pemerintah federal agar penduduknya bisa dipindahkan dari wilayah yang berbahaya tersebut. Akan tetapi, beberapa penduduk menolak dan dengan tegas ingin tetap tinggal di kota itu. Centralia yang awalnya dihuni 1.100 penduduk menyusut menjadi belasan pada tahun 2005. 

Pada 2013, penduduk Centralia yang tersisa memenangkan sebuah perkara dan masing-masing mendapatkan $349.500 serta kepemilikan atas properti hingga mereka meninggal. Setelah itu, Pemerintah Pennsylvania akan menyita tanah tersebut dan menghancurkan bangunan yang tersisa. 

Saat ini, sebanyak 38 titik tambang masih mengalami kebakaran di Kota Centralia. Melansir History, Departemen Perlindungan Lingkungan dari negara bagian setempat menyebut bahwa kebakaran akan terus berlanjut hingga satu abad jika tidak segera ditangani. 

Kontributor: Fadlan Priatna



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 07 Agustus 2024

Centralia, Kota Kecil yang Terus Terbakar

Hampr semua kota di dunia yang ditinggalkan penduduknya salah satunya disebabkan oleh bencana atau tragedi

Gambaran kota Centralia/Blackpast

Context.id, JAKARTA - Umumnya, sebuah kota ditinggalkan oleh para penghuninya jika ada suatu hal berbahaya mengancam kota tersebut. Beberapa kota di dunia ditinggalkan penduduknya salah satunya disebabkan oleh bencana atau tragedi. 

Contohnya seperti Kota Pripyat di Ukraina yang menjadi kota mati setelah insiden meledaknya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl pada 1986. Paparan radiasi di Kota Pripyat memang sudah menurun, akan tetapi penduduknya enggan untuk kembali ke kota tersebut karena telah berubah menjadi kota mati. 

Namun insiden yang melanda Kota Pripyat efeknya sudah berlalu meskipun penduduknya tidak mau kembali ke sana. Di Amerika Serikat, ada satu kota di Amerika Serikat yang sempat mengalami sebuah insiden di masa lalu dan efeknya masih dirasakan hingga saat ini. 

Kota tersebut adalah Centralia, di wilayah Columbia, Pennsylvania yang didirikan pada 1866. Pada 1842 kota ini ramai dengan aktivitas tambang batu bara. Adanya tambang batubara ini membuat nama Centralia tersohor. 

Hingga pada tahun 1890-an, penduduk di Centralia bisa mencapai 2800 jiwa dan menjadi kota dengan perkembangan pesat dengan berbagai fasilitas seperti dua teater, hotel, dan 14 toko kelontong. 



Hingga pada 1962, terdapat beberapa lubang tambang batu bara yang sudah tidak digunakan lagi. Melansir ABC 27, lubang tambang tersebut dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. 

Untuk membersihkan lubang sampah tersebut, pihak Kota Centralia memutuskan untuk membakar semua sampah yang ada di lubang tersebut.

Nahasnya, seperti yang ditulis Amusing Planet, akibat pembakaran lubang sampah tersebut, api menjalar hingga ke tambang batu bara terbengkalai yang berada di bawah tanah. Jalaran api ini juga menyebar ke terowongan tambang lainnya di seluruh kota. 

Imbasnya banyak titik penambangan yang ditutup karena kebakaran tersebut mengeluarkan gas panas dan karbon monoksida yang tidak aman untuk tubuh. 

Menurut laporan All That Interesting, pemerintah Pennsylvania memerintahkan penduduk Centralia untuk meninggalkan rumah dan mencabut kode posnya. Namun api yang berkobar di tambang bawah tanah terus memuntahkan gas beracun ke udara melalui celah di jalan dan tanah. 

Bersamaan dengan itu, para penduduk berusaha untuk memadamkan kobaran api dengan cara menyiramnya dengan air dan menggali parit serta menimbun material yang terbakar. 

Upaya tersebut tak kunjung membuahkan hasil. Seiring berjalannya waktu, suhu di bawah tanah semakin panas hingga mencapai lebih dari 900 derajat fahrenheit atau 480 derajat celcius. 

Sebagian besar rumah sudah dibeli oleh pemerintah federal agar penduduknya bisa dipindahkan dari wilayah yang berbahaya tersebut. Akan tetapi, beberapa penduduk menolak dan dengan tegas ingin tetap tinggal di kota itu. Centralia yang awalnya dihuni 1.100 penduduk menyusut menjadi belasan pada tahun 2005. 

Pada 2013, penduduk Centralia yang tersisa memenangkan sebuah perkara dan masing-masing mendapatkan $349.500 serta kepemilikan atas properti hingga mereka meninggal. Setelah itu, Pemerintah Pennsylvania akan menyita tanah tersebut dan menghancurkan bangunan yang tersisa. 

Saat ini, sebanyak 38 titik tambang masih mengalami kebakaran di Kota Centralia. Melansir History, Departemen Perlindungan Lingkungan dari negara bagian setempat menyebut bahwa kebakaran akan terus berlanjut hingga satu abad jika tidak segera ditangani. 

Kontributor: Fadlan Priatna



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Whistleblower Bongkar Dugaan Meta Khianati AS Demi Bisnis di China

Meta, induk Facebook pernah diam-diam bekerja sama dengan Partai Komunis China untuk bisnis pengembangan AI militer senilai US$18 miliar

Context.id . 23 April 2025

Ketika Visa Menjadi Senjata Politik, Trump Deportasi Mahasiswa Asing

Ribuan mahasiswa asing yang sedang belajar di kampus-kampus bergengsi di AS tiba-tiba dicabut visanya oleh Presiden Trump. Apa penyebabnya?

Noviarizal Fernandez . 22 April 2025

Bukan Bandung, Ini Lokasi Dokter Terjahat di Dunia

Dokter di Bandung terjerat kasus rudapaksa, dunia medis pernah diguncang kasus lebih mengerikan, tepatnya di jantung Eropa

Noviarizal Fernandez . 21 April 2025

Konidin X Nobrands Luncurkan Sepatu Kekinian untuk Generasi Aktif

Konidin gandeng Nobrands luncurkan sepatu edisi terbatas \"The Unstoppable Step \" 14 April 2025, dorong semangat generasi muda terus maju tanpa batas

Media Digital . 17 April 2025