Stories - 26 July 2024

Suku Inuit di Alaska, Tetap Sehat Walau Tak Makan Sayur

Suku Inuit tetap sehat karena memakan banyak organ daging mentah yang mempunyai kandungan vitamin C, nutrisi, dan lemak jenuh tinggi


Suku Inuit/Artic Kingdom

Context.id, JAKARTA - Selama ini sayuran dipercaya dapat membuat tubuh semakin sehat. Kandungan berbagai vitamin, gizi, dan nutrisi dalam sayuran membuatnya menjadi salah satu komponen penting dalam hidup manusia. 

Kurangnya konsumsi buah dapat meningkatkan risiko kesehatan seperti kanker, diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. 

Namun terdapat satu suku di dataran salju kutub utara yang dalam kesehariannya hanya memakan daging tanpa sayur. Suku tersebut bernama suku Inuit. 

Melansir Britannica, suku Inuit merupakan kelompok masyarakat adat yang tinggal di wilayah arktik. 

Suku Inuit bertempat di beberapa negara di sekitar kutub utara seperti Kalaallit Nunaat di Greenland (wilayah administratif Denmark), Kanada, Alaska (wilayah administratif Amerika Serikat), dan Chukotka di Rusia. 

Sebagai sebuah kelompok, suku Inuit menempati wilayah paling luas dan paling utara di dunia. Populasi suku Inuit yang lebih luas diperkirakan lebih dari 180.000 orang.

Suku Inuit mempunyai perbedaan penyebutan diri berdasarkan dialek dan identitas yang dimilikinya. 

Di Greenland, mereka menyebut dirinya Kalaallit. Sementara di Kanada, istilah Inuvialuit, Inuinnaat, dan Inuit dipakai sebagai penyebutan diri. 

Istilah lain seperti Yupiget, Yupik, dan Sugpiat digunakan di wilayah Chukotka, Rusia dan Pulau Saint Lawrence di Alaska. 

Dahulu suku Inuit di disebut sebagai orang Eskimo. Istilah Eskimo ini berasal dari suku Mi’kmaq di Kanada Timur, yang dalam bahasa mereka, terdapat kata yang mirip dengan Eskimo dengan arti “pemakan daging mentah”. 

Pencantuman istilah Eskimo kepada suku Inuit diawali oleh orang eropa pada awal abad ke-16. Namun istilah ini dianggap mempunyai konotasi negatif dan menimbulkan stereotip yang merendahkan suku Inuit. 

Hingga pada abad ke-21, istilah tersebut telah banyak digantikan dengan nama Inuit. 

Mayoritas dari penduduk suku Inuit adalah pemburu dan nelayan, yang mengandalkan laut arktik sebagai mata pencaharian. 

Seperti yang ditulis alaskannature, suku Inuit berburu paus, walrus, dan anjing laut. Meskipun dalam keadaan darurat, mereka juga memburu beruang kutub, burung, dan mamalia laut. 

Dalam berburu, suku Inuit menggunakan tombak dengan berbagai ukuran untuk berburu. Tombak besar untuk berburu walrus, sementara yang kecil untuk berburu hewan kecil dan burung. 

Maraknya suku Inuit dalam berburu hewan dikarenakan tempat tinggal mereka yang ditutupi salju. Tanaman seperti sayur atau buah tidak dapat tumbuh di suhu ekstrim. Oleh karena itu, mereka dominan memakan produk hewani. 

Melansir ABC, pada 2004, para peneliti melakukan survei di 18 komunitas adat di Kanada, termasuk suku Inuit. 

Peneliti itu menemukan bahwa orang-orang tersebut mengonsumsi lebih dari satu kilogram produk hewani per hari. 

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa asupan karbohidrat dan sayuran pada suku Inuit sangat rendah. 

Namun suku Inuit tetap sehat karena memakan banyak organ daging mentah dan organ hewan buruannya, yang mana mempunyai kandungan vitamin C, nutrisi, dan lemak jenuh yang tinggi. 

Kontributor: Fadlan Priatna


Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Pengguna Mobil Apa yang Paling Pintar di Jalanan?

Pernah kesal dengan perilaku berkendara sebagian pengemudi mobil dengan brand tertentu? Ini riset yang mengkorelasikan brand mobil yang dikendarai ...

Fahri N. Muharom | 07-09-2024

Bagaimana Sepak Bola Tunanetra Dimainkan?

Atlet sepak bola tunanetra sangat hebat dalam menggunakan kesadaran ruang dan mampu memadukan kecepatan serta teknik bermain

Context.id | 06-09-2024

Nyetir Lebih dari Dua Jam Bisa Bikin Makin Bodoh?

Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa mengemudi lebih dari dua jam sehari bisa menurunkan daya otak seseorang.

Naufal Jauhar Nazhif | 06-09-2024

Saat Hewan Ditugaskan Menjadi James Bond

Penggunaan hewan dalam kegiatan militer telah berlangsung selama bertahun-tahun baik itu untuk kegiatan mata-mata atau untuk penyerangan.

Context.id | 05-09-2024