Share

Home Stories

Stories 11 Juli 2024

Sick Building Syndrome, Penyebab, Dampak dan Pencegahannya

Pencemaran dari asap kendaraan dan lingkungan sekitar dapat hinggap pada pakaian seorang pekerja dan tersebar ke penjuru ruangan tertutup

Ilustrasi kuman, bakteri dan virus di ruangan/Prihoda

Context.id, JAKARTA - Peneliti dari Universitas Indonesia mengatakan polusi udara di Jakarta berpotensi memasuki ruangan kantor atau rumah dan bisa membuat sakit penghuninya. 

Melansir pernyataan Kementerian Kesehatan, desain gedung dan kegiatan penghuninya yang tidak sehat juga acapkali menyebabkan munculnya gangguan kesehatan pada seseorang. 

Polusi udara yang masuk ke dalam ruangan bermula dari mobilitas pekerja dari rumah ke tempat kerja maupun sebaliknya. 

Dalam proses perjalanan, pencemaran dari asap kendaraan dan lingkungan sekitar dapat hinggap pada pakaian seorang pekerja dan tersebar ke penjuru ruangan tertutup

Selain itu, dikarenakan strukturnya lebih tertutup, kondisi ini akhirnya dilengkapi dengan sirkulasi udara dan pendingin ruangan agar kondisi lingkungan kerja menjadi nyaman. 



Kondisi ini menyebabkan munculnya sick building syndrome, kondisi yang bisa merugikan perusahaan dan kesehatan pekerja.

Sick building syndrome adalah situasi gedung-gedung perkantoran, industri, dan rumah tinggal yang dapat menyebabkan gejala atau gangguan kesehatan. 

Kondisi sick building syndrome sendiri dapat diidentifikasi melalui beberapa hal, misalnya gedung (perkantoran, sekolah, sarana publik) dengan ventilasi udara yang buruk seperti, frekuensi debu yang tinggi, ketiadaan pencahayaan, kondisi panas atau kelembapan yang rendah. 

Istilah ini sendiri muncul tahun 1983, saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meluncurkan sebuah laporan tentang pengaruh bangunan pada kesehatan. 

Melansir Medical News Today, para peneliti belum yakin apa penyebabnya karena faktor fisik dan mental yang dapat meliputinya. Namun kualitas udara, polusi, dan pencahayaan disinyalir menjadi faktor potensial. 

Sick building syndrome terkadang sulit didiagnosis karena berbagai gejala yang muncul di antaranya sakit kepala, pusing, demam, mual, sesak di dada, kesulitan bernapas, ruam pada kulit, dan iritasi tenggorokan.

Perlu diingat bahwa sindrom ini mempunyai pengaruh berbeda pada setiap orang. 

Setiap orang dapat mengalami gejala yang bervariasi setelah berada di satu tempat tertentu, meski sebagian orang tidak mengalami gejala apapun. 

Namun apabila gejala timbul setelah meninggalkan gedung, hal ini dapat disinyalir akibat paparan berulang dalam jangka panjang. 

Pencegahan terhadap sick building syndrome perlu dilakukan untuk meminimalisir dampak berkepanjangan yang mungkin terjadi. 

Salah satunya caranya dengan meningkatkan kualitas ventilasi dan sirkulasi udara di dalam gedung, mengganti filter udara setiap beberapa bulan, menggunakan produk pembersih untuk menghilangkan paparan debu, dan menggunakan pencahayaan yang ramah energi.  

Kontributor: Fadlan Priatna



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 11 Juli 2024

Sick Building Syndrome, Penyebab, Dampak dan Pencegahannya

Pencemaran dari asap kendaraan dan lingkungan sekitar dapat hinggap pada pakaian seorang pekerja dan tersebar ke penjuru ruangan tertutup

Ilustrasi kuman, bakteri dan virus di ruangan/Prihoda

Context.id, JAKARTA - Peneliti dari Universitas Indonesia mengatakan polusi udara di Jakarta berpotensi memasuki ruangan kantor atau rumah dan bisa membuat sakit penghuninya. 

Melansir pernyataan Kementerian Kesehatan, desain gedung dan kegiatan penghuninya yang tidak sehat juga acapkali menyebabkan munculnya gangguan kesehatan pada seseorang. 

Polusi udara yang masuk ke dalam ruangan bermula dari mobilitas pekerja dari rumah ke tempat kerja maupun sebaliknya. 

Dalam proses perjalanan, pencemaran dari asap kendaraan dan lingkungan sekitar dapat hinggap pada pakaian seorang pekerja dan tersebar ke penjuru ruangan tertutup

Selain itu, dikarenakan strukturnya lebih tertutup, kondisi ini akhirnya dilengkapi dengan sirkulasi udara dan pendingin ruangan agar kondisi lingkungan kerja menjadi nyaman. 



Kondisi ini menyebabkan munculnya sick building syndrome, kondisi yang bisa merugikan perusahaan dan kesehatan pekerja.

Sick building syndrome adalah situasi gedung-gedung perkantoran, industri, dan rumah tinggal yang dapat menyebabkan gejala atau gangguan kesehatan. 

Kondisi sick building syndrome sendiri dapat diidentifikasi melalui beberapa hal, misalnya gedung (perkantoran, sekolah, sarana publik) dengan ventilasi udara yang buruk seperti, frekuensi debu yang tinggi, ketiadaan pencahayaan, kondisi panas atau kelembapan yang rendah. 

Istilah ini sendiri muncul tahun 1983, saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meluncurkan sebuah laporan tentang pengaruh bangunan pada kesehatan. 

Melansir Medical News Today, para peneliti belum yakin apa penyebabnya karena faktor fisik dan mental yang dapat meliputinya. Namun kualitas udara, polusi, dan pencahayaan disinyalir menjadi faktor potensial. 

Sick building syndrome terkadang sulit didiagnosis karena berbagai gejala yang muncul di antaranya sakit kepala, pusing, demam, mual, sesak di dada, kesulitan bernapas, ruam pada kulit, dan iritasi tenggorokan.

Perlu diingat bahwa sindrom ini mempunyai pengaruh berbeda pada setiap orang. 

Setiap orang dapat mengalami gejala yang bervariasi setelah berada di satu tempat tertentu, meski sebagian orang tidak mengalami gejala apapun. 

Namun apabila gejala timbul setelah meninggalkan gedung, hal ini dapat disinyalir akibat paparan berulang dalam jangka panjang. 

Pencegahan terhadap sick building syndrome perlu dilakukan untuk meminimalisir dampak berkepanjangan yang mungkin terjadi. 

Salah satunya caranya dengan meningkatkan kualitas ventilasi dan sirkulasi udara di dalam gedung, mengganti filter udara setiap beberapa bulan, menggunakan produk pembersih untuk menghilangkan paparan debu, dan menggunakan pencahayaan yang ramah energi.  

Kontributor: Fadlan Priatna



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025