Share

Home Stories

Stories 17 Mei 2024

Tingkatkan Layanan Kesehatan Tak Cukup Dengan Penambahan SDM

Sub sistem tersebut berupa upaya, fasilitas, logistik dan obat-obatan, pembiayaan, serta SDM

Pasien serangan jantung/context.id

Context.id,JAKARTA- Meningkatkan layanan kesehatan harus didahului peningkatan di seluruh sub sistem layanan kesehatan yang ada.

 

Sub sistem tersebut berupa upaya, fasilitas, logistik dan obat-obatan, pembiayaan, serta SDM. Rektor Universitas MH Thamrin (UMHT), Daeng Mohammad Faqih menyatakan, yang pertama harus difokuskan adalah ketersediaan seluruh sub sistem tersebut.

 

"Jika sudah tersedia dan merata, baru lah kita bicara tentang mutu dan kualitas. Dan itu tidak bisa dilakukan hanya dengan membandingkan jumlah layanan dengan populasi saja, tapi harus dilakukan per daerah, sesuai dengan kebutuhan tiap daerah," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (17/5/2024).



 

Ia menyebutkan pemerintah telah menyatakan bahwa saat ini Indonesia masih membutuhkan tenaga dokter spesialis. Dinyatakan Indonesia masih kekurangan 31.481 dokter spesialis untuk melayani 277.432.360 penduduk.

 

"Harus dipetakan, kebutuhan dokter spesialis itu dimana saja. Lalu, itu kan hanya di sektor dokter spesialis saja. Bagaimana dengan tenaga kesehatan lainnya, itu juga harus dievaluasi," ungkap mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia itu. 

 

Karena dalam layanan kesehatan, bukan hanya dokter umum dan dokter spesialis saja dibutuhkan. Tapi juga tenaga pendukung layanan kesehatan lainnya.

 

"Dokter spesialis dasar itu kan ada empat, anak, obgyn, bedah dan internis. Lalu, penunjangnya siapa Ada ahli anestesi, ada laboratorium untuk pemeriksaan lanjutan, dan ada operator mesin, seperti untuk radiologi. Lalu, harus dihitung juga kebutuhan perawat dan bidangnya. Perawat pun kan berbeda, ada yang untuk di ICU, ada di ruang rawat inap," ungkapnya lagi.

 

Selanjutnya, yang perlu diingat adalah pelayanan kesehatan itu membutuhkan tempat untuk melakukan layanan kesehatan.

 

"Jadi bukan hanya SDM saja yang perlu dicukupi, tapi juga infrastrukur, fasilitas, hingga obat-obatan juga perlu dicukupi. Kalau SDM ada, tapi infrastrukurnya tidak ada ya tidak bisa. Dokter sudah menganalisa, tapi obatnya tidak tersedia, ya juga tidak bisa," kata Daeng Faqih lebih lanjut.

 

Ia menegaskan bahwa layanan kesehatan itu adalah satu paket yang tidak bisa saling dilemahkan.

 

"Semuanya sinergi dalam melakukan pelayanan. Jadi, saya mengimbau pemerintah untuk melakukan evaluasi yang lebih mendalam untuk memastikan kebijakan dalam sektor layanan kesehatan ini bisa dioptimalkan," ujarnya.

 

Jika sudah mencapai ketercukupan dan pemerataan layanan kesehatan, baru lah berbicara tentang kesanggupan SDM kesehatan Indonesia untuk bersaing. Baik dengan SDM luar negeri yang datang ke Indonesia atau dengan SDM tenaga kesehatan di skala internasional.

 



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 17 Mei 2024

Tingkatkan Layanan Kesehatan Tak Cukup Dengan Penambahan SDM

Sub sistem tersebut berupa upaya, fasilitas, logistik dan obat-obatan, pembiayaan, serta SDM

Pasien serangan jantung/context.id

Context.id,JAKARTA- Meningkatkan layanan kesehatan harus didahului peningkatan di seluruh sub sistem layanan kesehatan yang ada.

 

Sub sistem tersebut berupa upaya, fasilitas, logistik dan obat-obatan, pembiayaan, serta SDM. Rektor Universitas MH Thamrin (UMHT), Daeng Mohammad Faqih menyatakan, yang pertama harus difokuskan adalah ketersediaan seluruh sub sistem tersebut.

 

"Jika sudah tersedia dan merata, baru lah kita bicara tentang mutu dan kualitas. Dan itu tidak bisa dilakukan hanya dengan membandingkan jumlah layanan dengan populasi saja, tapi harus dilakukan per daerah, sesuai dengan kebutuhan tiap daerah," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (17/5/2024).



 

Ia menyebutkan pemerintah telah menyatakan bahwa saat ini Indonesia masih membutuhkan tenaga dokter spesialis. Dinyatakan Indonesia masih kekurangan 31.481 dokter spesialis untuk melayani 277.432.360 penduduk.

 

"Harus dipetakan, kebutuhan dokter spesialis itu dimana saja. Lalu, itu kan hanya di sektor dokter spesialis saja. Bagaimana dengan tenaga kesehatan lainnya, itu juga harus dievaluasi," ungkap mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia itu. 

 

Karena dalam layanan kesehatan, bukan hanya dokter umum dan dokter spesialis saja dibutuhkan. Tapi juga tenaga pendukung layanan kesehatan lainnya.

 

"Dokter spesialis dasar itu kan ada empat, anak, obgyn, bedah dan internis. Lalu, penunjangnya siapa Ada ahli anestesi, ada laboratorium untuk pemeriksaan lanjutan, dan ada operator mesin, seperti untuk radiologi. Lalu, harus dihitung juga kebutuhan perawat dan bidangnya. Perawat pun kan berbeda, ada yang untuk di ICU, ada di ruang rawat inap," ungkapnya lagi.

 

Selanjutnya, yang perlu diingat adalah pelayanan kesehatan itu membutuhkan tempat untuk melakukan layanan kesehatan.

 

"Jadi bukan hanya SDM saja yang perlu dicukupi, tapi juga infrastrukur, fasilitas, hingga obat-obatan juga perlu dicukupi. Kalau SDM ada, tapi infrastrukurnya tidak ada ya tidak bisa. Dokter sudah menganalisa, tapi obatnya tidak tersedia, ya juga tidak bisa," kata Daeng Faqih lebih lanjut.

 

Ia menegaskan bahwa layanan kesehatan itu adalah satu paket yang tidak bisa saling dilemahkan.

 

"Semuanya sinergi dalam melakukan pelayanan. Jadi, saya mengimbau pemerintah untuk melakukan evaluasi yang lebih mendalam untuk memastikan kebijakan dalam sektor layanan kesehatan ini bisa dioptimalkan," ujarnya.

 

Jika sudah mencapai ketercukupan dan pemerataan layanan kesehatan, baru lah berbicara tentang kesanggupan SDM kesehatan Indonesia untuk bersaing. Baik dengan SDM luar negeri yang datang ke Indonesia atau dengan SDM tenaga kesehatan di skala internasional.

 



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Fakta Unik, Gelombang Panas Bisa Bikin Kita Cepat Menua

Sebelumnya gelombang panas diketahui dapat meningkatkan risiko kematian dini akibat serangan panas, iskemia dan masalah kesehatan lainnya

Jessica Gabriela Soehandoko . 12 September 2025

PBB Sebut Waktu Pencegahan Eskalasi Kelaparan di Gaza Terbatas

PBB menyoroti fenomena kelaparan di Gaza dan menyebut sempitnya peluang untuk mencegah kelaparan menyebar di kota ini.

Renita Sukma . 08 September 2025

Pengibaran Bendera Inggris di Sepanjang Jalan dan Sentimen Anti Imigran

Berkibarnya bendera bendera St. George s Cross dan bendera Union Jack bertebaran di seluruh wilayah Inggris menimbulkan kekhawatiran atas meluasny ...

Renita Sukma . 27 August 2025

Bukan Cuma Kafe, di Blok M Juga Ada Koperasi Kelurahan Merah Putih

Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Melawai di Blok M Hub, Jakarta Selatan merupakan Koperasi Merah Putih tingkat kelurahan pertama di Indonesia

Renita Sukma . 26 August 2025