Share

Stories 13 Mei 2024

Alasan Keamanan Negara, AS Cabut Izin Ekspor Cip ke China

Perlombaan teknologi semikonduktor menjadi ajang pertarungan dua negara raksasa ekonomi dunia seperti China dan Amerika Serikat

Cip buatan Qualcomm/Qualcomm

Context.id, JAKARTA - Selama beberapa tahun terakhir, perlombaan teknologi semikonduktor menjadi pusat pertarungan antar negara raksasa ekonomi dunia seperti China dan Amerika Serikat.

Bahkan AS demi menghambat perkembangan industri semikonduktor China sampai mencabut  izin ekspor cip ke China. Cip itu digunakan China untuk industri telekomunikasinya, termasuk pembuatan ponsel pintar.   

Melansir Forbes, Departemen Perdagangan AS menyatakan telah mencabut beberapa izin ekspor cip ke perusahaan China yaitu Huawei berdasarkan arahan dari anggota Parlemen dan Senator AS Elise Stefanik dan Marco Rubio. 

Perusahaan yang izin ekspornya dicabut di antaranya Intel dan Qualcomm. Pencabutan ini dilakukan setelah anggota parlemen AS mendapatkan laporan terkait dengan kegagalan kontrol ekspor teknologi tinggi ke China.

“Departemen perdagangan tidak menyetujui ekspor tersebut, ini tidak dapat diterima dan merupakan kegagalan untuk menegakkan kontrol ekspor terhadap pemimpin Partai Komunis China (PKC) yang masuk daftar hitam,” jelas surat tersebut, seperti dikutip dari Forbes, Senin, (13/5).



Bahkan, Menteri Perdagangan Amerika Serikat Gina Raimondo juga mengatakan akan membuka penyelidikan terhadap proses pembuatan cip bagi perusahaan asal China guna memastikan tidak adanya pelanggaran aturan yang lebih berat. 

Tak hanya itu, perwakilan Partai Republik juga mengatakan jika kongres telah mendesak pemerintahan Biden untuk mengambil tindakan lebih keras untuk menjegal produk besutan Huwei tersebut.

“Tindakan ini akan meningkatkan keamanan nasional AS, melindungi kecerdikan Amerika, dan mengurangi kemampuan Komunis China untuk memajukan teknologinya,” kata Elise, seperti dikutip dari Reuters, Senin, (13/5).

Terlebih lagi setelah adanya pembatasan perdagangan yang dilakukan oleh Trump 2019 silam karena Huawei diketahui memiliki hubungan militer dengan pemerintahan Beijing.

Kendati demikian, Kementerian Luar Negeri China menyatakan jika mereka menentang konsep kebijakan yang dilakukan oleh AS terhadap perusahaan-perusahaan asal China.

“Tiongkok dengan tegas menentang Amerika Serikat yang terlalu memaksakan konsep keamanan nasional dan menyalahgunakan kontrol ekspor untuk menekan perusahaan Tiongkok tanpa pembenaran,” kata Kementerian Luar Negeri China

Penulis: Candra Sumirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 13 Mei 2024

Alasan Keamanan Negara, AS Cabut Izin Ekspor Cip ke China

Perlombaan teknologi semikonduktor menjadi ajang pertarungan dua negara raksasa ekonomi dunia seperti China dan Amerika Serikat

Cip buatan Qualcomm/Qualcomm

Context.id, JAKARTA - Selama beberapa tahun terakhir, perlombaan teknologi semikonduktor menjadi pusat pertarungan antar negara raksasa ekonomi dunia seperti China dan Amerika Serikat.

Bahkan AS demi menghambat perkembangan industri semikonduktor China sampai mencabut  izin ekspor cip ke China. Cip itu digunakan China untuk industri telekomunikasinya, termasuk pembuatan ponsel pintar.   

Melansir Forbes, Departemen Perdagangan AS menyatakan telah mencabut beberapa izin ekspor cip ke perusahaan China yaitu Huawei berdasarkan arahan dari anggota Parlemen dan Senator AS Elise Stefanik dan Marco Rubio. 

Perusahaan yang izin ekspornya dicabut di antaranya Intel dan Qualcomm. Pencabutan ini dilakukan setelah anggota parlemen AS mendapatkan laporan terkait dengan kegagalan kontrol ekspor teknologi tinggi ke China.

“Departemen perdagangan tidak menyetujui ekspor tersebut, ini tidak dapat diterima dan merupakan kegagalan untuk menegakkan kontrol ekspor terhadap pemimpin Partai Komunis China (PKC) yang masuk daftar hitam,” jelas surat tersebut, seperti dikutip dari Forbes, Senin, (13/5).



Bahkan, Menteri Perdagangan Amerika Serikat Gina Raimondo juga mengatakan akan membuka penyelidikan terhadap proses pembuatan cip bagi perusahaan asal China guna memastikan tidak adanya pelanggaran aturan yang lebih berat. 

Tak hanya itu, perwakilan Partai Republik juga mengatakan jika kongres telah mendesak pemerintahan Biden untuk mengambil tindakan lebih keras untuk menjegal produk besutan Huwei tersebut.

“Tindakan ini akan meningkatkan keamanan nasional AS, melindungi kecerdikan Amerika, dan mengurangi kemampuan Komunis China untuk memajukan teknologinya,” kata Elise, seperti dikutip dari Reuters, Senin, (13/5).

Terlebih lagi setelah adanya pembatasan perdagangan yang dilakukan oleh Trump 2019 silam karena Huawei diketahui memiliki hubungan militer dengan pemerintahan Beijing.

Kendati demikian, Kementerian Luar Negeri China menyatakan jika mereka menentang konsep kebijakan yang dilakukan oleh AS terhadap perusahaan-perusahaan asal China.

“Tiongkok dengan tegas menentang Amerika Serikat yang terlalu memaksakan konsep keamanan nasional dan menyalahgunakan kontrol ekspor untuk menekan perusahaan Tiongkok tanpa pembenaran,” kata Kementerian Luar Negeri China

Penulis: Candra Sumirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Inovasi Kesehatan Mental: Mengobati Depresi Melalui Aplikasi Digital

Aplikasi Rejoyn menawarkan solusi inovatif untuk mengobati depresi dengan latihan emosional yang \"mereset \" sirkuit otak

Context.id . 30 October 2024

Lewat Pertukaran Pelajar, Hubungan Indonesia-Kazakhstan Makin Erat

Hubungan Indonesia-Kazakhstan semakin erat melalui acara \"Kazakhstan-Indonesia Friendship Society\" dan program pertukaran pelajar untuk generasi ...

Helen Angelia . 30 October 2024

Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman

Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...

Context.id . 29 October 2024

Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih

Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung

Context.id . 29 October 2024