Share

Stories 30 April 2024

Warung Madura, antara Kontroversi dan Keunikannya

Pedagang Madura di kampungnya sanggup membangun rumah mewah bertingkat dari hasil jualan kelontongan

Context.id, JAKARTA - Banyak rumor yang menyebutkan warung Madura di Bali, tepatnya Klungkung dilarang untuk beroperasi selama 24 jam. Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyangkal pemberitaan tersebut. 

Arif Rahman Hakim, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM mengatakan pihaknya telah mengkaji  Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 13 Tahun 2018 mengenai Penataan dan Pembinaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan. 

Hasil pengkajian tersebut menyatakan bahwa perda tersebut tidak menyebutkan adanya pelarangan warung Madura untuk beroperasi selama 24 jam.

“Dalam Perda tersebut, pengaturan terkait jam operasional justru berlaku bagi pelaku usaha ritel modern, minimarket, hypermarket, department store serta supermarket, dengan batasan jam operasional tertentu,” ucapnya seperti dikutip dari Bisnis. 

Dirinya mengatakan akan melakukan evaluasi kebijakan daerah yang tidak memberikan manfaat dengan kepentingan UMKM. Adanya pernyataan tersebut menjadi titik terang bagi pemilik toko kelontong khususnya warung Madura. 



Terlebih warung ini telah tersebar luas di seluruh Indonesia karena memiliki keunikan tersendiri dibandingkan toko kelontong maupun toko modern lainnya. 

Melansir laman ukmindonesia, warung Madura bukan hanya dapat beroperasi selama 24 jam, warung ini juga dapat dengan mudah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia terutama di Pulau Jawa. 

Di kampungnya di wilayah Sumenep Madura, mereka memiliki dan membangun rumah mewah bertingkat.

Hal ini untuk menunjukkan keberhasilan mereka berjualan di banyak kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota lainnya. 

Warung Madura diperkirakan bisa meraih omset hingga Rp2 juta-Rp15 juta per harinya. 

Tak hanya itu, warung Madura juga memiliki penataan dan susunan produknya terbilang sangat rapi yang berdasarkan jenis produk yang sama. 

Biasanya warung ini menaruh kemasan yang memiliki warna cerah dan menarik berada di tengah untuk menarik perhatian pembeli dan selalu ada tempat beras di etalasenya. 

Penulis: Diandra Zahra



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 30 April 2024

Warung Madura, antara Kontroversi dan Keunikannya

Pedagang Madura di kampungnya sanggup membangun rumah mewah bertingkat dari hasil jualan kelontongan

Context.id, JAKARTA - Banyak rumor yang menyebutkan warung Madura di Bali, tepatnya Klungkung dilarang untuk beroperasi selama 24 jam. Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyangkal pemberitaan tersebut. 

Arif Rahman Hakim, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM mengatakan pihaknya telah mengkaji  Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 13 Tahun 2018 mengenai Penataan dan Pembinaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan. 

Hasil pengkajian tersebut menyatakan bahwa perda tersebut tidak menyebutkan adanya pelarangan warung Madura untuk beroperasi selama 24 jam.

“Dalam Perda tersebut, pengaturan terkait jam operasional justru berlaku bagi pelaku usaha ritel modern, minimarket, hypermarket, department store serta supermarket, dengan batasan jam operasional tertentu,” ucapnya seperti dikutip dari Bisnis. 

Dirinya mengatakan akan melakukan evaluasi kebijakan daerah yang tidak memberikan manfaat dengan kepentingan UMKM. Adanya pernyataan tersebut menjadi titik terang bagi pemilik toko kelontong khususnya warung Madura. 



Terlebih warung ini telah tersebar luas di seluruh Indonesia karena memiliki keunikan tersendiri dibandingkan toko kelontong maupun toko modern lainnya. 

Melansir laman ukmindonesia, warung Madura bukan hanya dapat beroperasi selama 24 jam, warung ini juga dapat dengan mudah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia terutama di Pulau Jawa. 

Di kampungnya di wilayah Sumenep Madura, mereka memiliki dan membangun rumah mewah bertingkat.

Hal ini untuk menunjukkan keberhasilan mereka berjualan di banyak kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota lainnya. 

Warung Madura diperkirakan bisa meraih omset hingga Rp2 juta-Rp15 juta per harinya. 

Tak hanya itu, warung Madura juga memiliki penataan dan susunan produknya terbilang sangat rapi yang berdasarkan jenis produk yang sama. 

Biasanya warung ini menaruh kemasan yang memiliki warna cerah dan menarik berada di tengah untuk menarik perhatian pembeli dan selalu ada tempat beras di etalasenya. 

Penulis: Diandra Zahra



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Apakah Minyak dari Biji-bijian Tidak Sehat Bagi Tubuh?

Selama beberapa tahun terakhir, ketakutan mengenai minyak dari biji-bijian yang tidak baik bagi tubuh dan bersifat inflamasi telah menyebar di int ...

Context.id . 26 November 2024

Ini Alasan yang Membuat Lithuania Diminati Perusahaan Tekfin Dunia

Lithuania menjadi salah satu pusat startup dan tekfin yang tumbuh paling cepat di Eropa, dengan sejumlah calon unicorn atau soonicorn.

Context.id . 26 November 2024

Harapan Wicked dan Gladiator II Alias Glicked Menjadi Barbeheimer Gagal

Dalam industri film, Barbenheimer adalah fenomena yang mungkin sulit untuk terulang kembali. Hal itu terbukti tidak terjadi fenomena Glicked

Context.id . 26 November 2024

Hal yang Paling Ditakutkan Astronaut, Kembali ke Bumi!

Memasuki kembali atmosfer Bumi adalah saat yang menakutkan bagi para astronaut yang bermukim lama di luar angkasa.

Context.id . 26 November 2024