Gelombang Panas Menyerang Asia, Anak Sekolah Diliburkan
Akibat gelombang panas, banyak terjadi penularan penyakit di kalangan guru dan siswa dalam beberapa hari terakhir.
Context.id, JAKARTA - Gelombang panas yang terjadi di wilayah Asia beberapa hari terakhir ini membuat pemerintah sejumlah negara meliburkan sekolah untuk menghindari dampak cuaca ekstrem.
Melansir Reuters, sejak Senin (29/4) cuaca panas ekstrem dikabarkan menghantam wilayah Bangladesh setelah suhu permukaan naik hingga 43 derajat celcius atau 109 fahrenheit.
Menyikapi hal tersebut, Menteri Pendidikan Bangladesh Mohibul Hasan Chowdhury Nowfel segera meliburkan semua sekolah negeri dan lembaga pendidikan yang terdapat di 27 distrik termasuk di Dhaka sampai Kamis mendatang.
“Jika suhu di distrik mana pun melebihi 42 derajat, lembaga pendidikan di distrik tersebut akan ditutup.” jelas Nowfel, seperti dikutip, Selasa, (30/4).
Senada dengan Nowfel, Pengadilan Tinggi Dhaka juga memerintahkan untuk segera menutup sekolah dasar dan menengah di seluruh negeri hingga Kamis karena cuaca panas ekstrim.
BACA JUGA
Tindakan ini dilakukan setelah pengadilan mendapatkan laporan bahwa terdapat banyak korban meninggal dan juga adanya penularan penyakit di kalangan guru dan siswa dalam beberapa hari terakhir.
Tak hanya Bangladesh, Filipina juga dikabarkan menutup sekolahnya setelah Asean mengeluarkan peringatan ancaman kesehatan akibat gelombang panas yang sedang terjadi saat ini.
Pasalnya suhu di Filipina diperkirakan telah mencapai 37 derajat Celcius dan akan terus berlanjut hingga tiga hari ke depan.
Kementerian Pendidikan Filipina juga menyatakan menutup sekolah untuk sementara waktu karena banyaknya ruang kelas yang ramai tetapi tidak menggunakan pendingin ruangan.
Tak hanya itu, penutupan sekolah di Filipina juga didukung Koalisi Guru dan sekelompok tenaga pendidik Filipina yang menyatakan telah menerima banyak laporan sakit dari para siswa seperti pusing, pingsan dan darah tinggi.
Bahkan Badan Cuaca Filipina mengatakan jika indeks panas suhu aktual yang dirasakan oleh tubuh diperkirakan akan tetap pada rekor 45 derajat Celcius atau 113 fahrenheit.
Indeks panas ditetapkan sebagai “berbahaya” karena kondisi tersebut dapat memicu serangan penyakit seperti dehidrasi, heatstroke dan iritasi dari paparan panas yang berkepanjangan
RELATED ARTICLES
Gelombang Panas Menyerang Asia, Anak Sekolah Diliburkan
Akibat gelombang panas, banyak terjadi penularan penyakit di kalangan guru dan siswa dalam beberapa hari terakhir.
Context.id, JAKARTA - Gelombang panas yang terjadi di wilayah Asia beberapa hari terakhir ini membuat pemerintah sejumlah negara meliburkan sekolah untuk menghindari dampak cuaca ekstrem.
Melansir Reuters, sejak Senin (29/4) cuaca panas ekstrem dikabarkan menghantam wilayah Bangladesh setelah suhu permukaan naik hingga 43 derajat celcius atau 109 fahrenheit.
Menyikapi hal tersebut, Menteri Pendidikan Bangladesh Mohibul Hasan Chowdhury Nowfel segera meliburkan semua sekolah negeri dan lembaga pendidikan yang terdapat di 27 distrik termasuk di Dhaka sampai Kamis mendatang.
“Jika suhu di distrik mana pun melebihi 42 derajat, lembaga pendidikan di distrik tersebut akan ditutup.” jelas Nowfel, seperti dikutip, Selasa, (30/4).
Senada dengan Nowfel, Pengadilan Tinggi Dhaka juga memerintahkan untuk segera menutup sekolah dasar dan menengah di seluruh negeri hingga Kamis karena cuaca panas ekstrim.
BACA JUGA
Tindakan ini dilakukan setelah pengadilan mendapatkan laporan bahwa terdapat banyak korban meninggal dan juga adanya penularan penyakit di kalangan guru dan siswa dalam beberapa hari terakhir.
Tak hanya Bangladesh, Filipina juga dikabarkan menutup sekolahnya setelah Asean mengeluarkan peringatan ancaman kesehatan akibat gelombang panas yang sedang terjadi saat ini.
Pasalnya suhu di Filipina diperkirakan telah mencapai 37 derajat Celcius dan akan terus berlanjut hingga tiga hari ke depan.
Kementerian Pendidikan Filipina juga menyatakan menutup sekolah untuk sementara waktu karena banyaknya ruang kelas yang ramai tetapi tidak menggunakan pendingin ruangan.
Tak hanya itu, penutupan sekolah di Filipina juga didukung Koalisi Guru dan sekelompok tenaga pendidik Filipina yang menyatakan telah menerima banyak laporan sakit dari para siswa seperti pusing, pingsan dan darah tinggi.
Bahkan Badan Cuaca Filipina mengatakan jika indeks panas suhu aktual yang dirasakan oleh tubuh diperkirakan akan tetap pada rekor 45 derajat Celcius atau 113 fahrenheit.
Indeks panas ditetapkan sebagai “berbahaya” karena kondisi tersebut dapat memicu serangan penyakit seperti dehidrasi, heatstroke dan iritasi dari paparan panas yang berkepanjangan
POPULAR
RELATED ARTICLES